Sarapala
Sarapala adalah salahsatu perwujudan makna hidup dan nilai budaya manusia dalam kehidupan.
Pada tahun 2017, kata "Sarapala" dimunculkan kembali oleh Sesepuh Sunda di Jawa Barat, yakni Abah Tapa Umbara. Secara umum, aktivitas Sarapala terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu: Manah, Silat dan Ngaji. Fungsi dari kegiatan-kegiatan itu saling berhubungan satu dengan yang lain.
Tata nilai dan Budaya
- Manah
- Silat
- Ngaji
Manah dalam bahasa sunda yang memiliki arti "hati" sebagai pusat kendali yang bertugas untuk mengatur segala fungsi di tubuh, mulai dari gerakan, daya pikir atau kognitif, sensasi, hingga emosi. Jika dalam bentuk kegiatan manah itu berarti melakukan aktivitas memanah atau panahan.
Silat bentuk aktifitasnya adalah Pencak Silat. Silat yang diajarkan sebagai bentuk seni bela diri di dalam Sarapala adalah Silat Sera Buhun. Nilai silat sebagaimana yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari adalah silaturrahmi.
Ngaji berarti kajian; mengkaji diri, alam dan semesta. Membaca, mempelajari tentang diri sebagai manusia yang terlahir dan dilahirkan. Memahami diri yang berkaitan dengan alam sekitar serta luasnya alam semesta.
Kawargian Sarapala
Masyarakat yang beraktivitas dalam kelompok yang mengkolaborasikan budaya manah, silat dan ngaji dikenal dengan sebutan Kawargian. Kawargian Sarapala sejak tahun 2017 tersebar di beberapa kota dan kabupaten di Indonesia, khususnya di wilayah Provinsi Jawa Barat, seperti Bogor, Bandung, Tasikmalaya, Cianjur, Sumedang dan yang lainnya Secara rutin melakukan latihan panah bersama, latihan silat setiap minggu atau bulanan dan melakukan kajian bersama atau ngaji yang biasanya dipimpin oleh Tokoh Budaya, Akademisi dan Profesional. Seperti yang secara berkala dilakukan setiap akhir pekan, Kawargian Sarapala Bogor dan Kawargian Sarapala Bandung.
Istilah dalam Sarapala
- Gondewa
- Jamparing
- Iket Merakligar
- Iket Linggawessi
- Panonoban
- Pangsilaan
- Padumukan
- Istrenan