Kaligangsa, Margadana, Tegal

kelurahan di Kota Tegal, Jawa Tengah

Kaligangsa merupakan salah satu kelurahan yang berada di kecamatan Margadana, Kota Tegal, provinsi Jawa Tengah, Indonesia, kaligangsa berasal dari kata kali = sungai lon. gong = alat musik gamelan. sa atau gangsa = racun.

  1. sungai lon terletak di sebuah perbatasan kota tegal dan kabupaten brebes. di namakan sungai lon, karna saat pelebaran sungai, warga setempat mengangkut tanah bekas galian menggunakan keranjang elon. keranjang yang teebuat dari anyaman bambu.
Kaligangsa
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KotaTegal
KecamatanMargadana
Kodepos
52147
Kode Kemendagri33.76.04.1001 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3376040001 Edit nilai pada Wikidata
Peta
PetaKoordinat: 6°52′34″S 109°4′53″E / 6.87611°S 109.08139°E / -6.87611; 109.08139

2. gong atau alat musik gamelan. pada th 1965 saat terjadi pergolakan politik. meletusnya G30 spki. pa Toyi menemukan harta karun berupa gong sebanyak satu truk, berbahan campuran emas perak dan tembaga. namun gong. namun gong tersebut di rampas oleh oknum yang tak bertanggung jawab dari partai Di (Darul islam). harta karun tersebut di politisir sebagai dana pemberontakan G30 spki. gong tersebut di rampas dan di angkut menggunakan kendaraan truk. kemudian di lebur di desa pangkah. dan hasilnya di bagi untuk kepentingan pribadi.

sebelum di temukan gong tersebut pernah ada dua orang pertapa dari desa randusanga, bertapa selama 40 hari, untuk mengakali harta karun berupa gong peninggalan sunan kalijaga. namun saat malam terakhirnya datanglah ruh sunan kalijaga memberitahu. bahwa gong tersebut tidak bisa di ambil karna bukan pewaris keturunan. akhirnya dua orang tersebut hanya di wejang ilmu saja. kemudian memberitahu orang tua pa Toyi. yang saat itu baru beranak dua. belum lahir pa Toyi. dua orang tersebut bertamu dan memberitahu. kelak anak ke lima lah seorang laki laki titisan sunan kalijaga yang akan bisa mengambil barang pendeman itu. pusaka berbentuk gong.

benarlah anak kelima dari pasangan sadi dan wasmi seorang anak laki laki bernama Toyi. masa remaja mondok di pesantren wanantara cirebon. beliau bertemu seorang kyai yang bisa melihat masa depan. pa Toyi di ramal dan di beritahu. kelak kalo menemukan harta karun ada yang mengambil semua. segera berikan agar keluargamu selamat. saat pa Toyi tumbuh dewasa dan sering berpuasa sampai menjadi paranormal, beliau mendapat ilham lewat mimpi. bulan sedang gerhana di makan macan dari selatan. ternyata arti mimpi itu saat pa Toyi mendapat rejeki harta karun di rampas oleh partai Di dari arah selatan. semua di berikan di sisain satu di taruh di museum perjuangan fatahilah jakarta. gong bertuliskan pa Toyi kaligangsa. entah sekarang di pindah di museum mana lagi. terakhir di lihat oleh seorang guru sd negeri kaligangsa 2 yang bernama pa udin saat jalan jalan di museum fatahilah.

3. sa atau gangsa yang artinya racun. racun atau orang jawa menyebutnya rangan yang di oleskan pada keris ketika akan berperang. menurut versi pandangan batin kakek saya. adalah sejenis gas metan. racun yang keluar dari dalam bumi di sekitaran makam leluhur mbah bapang kaligangsa.racun itu akan muncul kalo sudah waktunya ketika orang orang desa tidak lagi menghormati leluhurnya.

desa kaligangsa terbagi menjadi tiga wilayah. yaitu desa kaligangsa kulon, kaligangsa wetan dan kaligangsa gawe. desa kaligangsa kulon dan wetan masuk dalam wilayah brebes. sedangkan desa kaligangsa gawe masuk wilayah tegal. desa kaligangsa dulunya bernama desa krandon. karna masyarakat setempat sering menyebut krandon. yang artinya ndon ndonan. yaitu sebuah tempat sunan kalijaga menaruh peralatan musik yang mengiring wayang golek, ketika berdakwah.

yang menamai desa kaligangsa adalah mbah dawil. seorang ketua desa termasuk keturunan sunan kalijaga yang hidup pada masa lahirnya kota brebes. yaitu saat tumenggung martoloyo dan martapura bertarung sampai mati karna di adu domba belanda. kemudian kekuasaan di berikan pada dua kakak beradik dari tumenggung martoloyo. wikayah tegal terbagi dua. satunya menjadi kota brebes yang di pimpin oleh bupati suralaya adik tumenggung martoloyo.

kedua keris kakak beradik martoloyo dan martapura, di buat oleh anak keturunan mpu supa yang kembar bernama, mpu banisem dan mpu kasilem. mpu banisem tinggal di sebelah timur sungai lon. sedangkan mpu supa tinggal di sebelah barat sungai lon. selain membuat senjata para penggede keraton. mereka juga membuat pesanan untuk alat alat pertanian seperi cangkul dan arit. orang orang dari tetangga desa sebelah. menyebut kaligangsa kulon dan kaligangsa wetan karna posisi tempat tinggal kedua mpu tersebut. kemudian kaligangsa kulon terbagi menjadi dua kelurahan kaligangsa wetan di ikutkan di wilayah brebes. sedangkan sebelah timur sungai bernama desa krandon terbagi menjadi dua kelurahan lagi, kelurahan krandon dan kelurahan kaligangsa gawe yang ikut wilayah tegal. nama desa kaligangsa gawe di ambil dari sebuah nama candi due gawe artinya makam kuno punya hajat. yaitu makam mbah bapang yang setiap bulon suro di adakan sedekah bumi. melestarikan adat dan budaya peninggalan sunan kalijaga dengan menanggap wayang golek.

menurut penuturan ibu suherni yang juga paranormal termasuk istri kedua pa Toyi. bahwa nama mbah bapang sebenarnya adalah prabu gendrayana ayah dari prabu jayabaya dan merupakan buyut dari prabu angling dharma. ibu suherni memiliki kemampuan bisa membaca tulisan kuno sampai 182 bahasa dunia. nisan lama mbah bapang ada tulisan huruf paku. yang memberi keterangan prabu gendrayana dari india termasuk keturunan pandawa yang hijrah ke pulau jawa. yang mengawali peralihan wayang purwa (cerita india) ke wayang madya ( cerita jawa). ibu suherni juga memiliki kelebihan bisa melihat masa lalu dan masa depan melalui pandangan batinya.

ketua desa yang pernah memimpin kaligangsa

  1. mbah dawil
  2. mbah glemboh
  3. soeleman
  4. tanuri
  5. katub
  6. soekarso
  7. soead
  8. Tasripin
  9. baru kemudian desa kaligangsa tegal . berubah status menjadi kelurahan karna ikutnya kota. desa kaligangsa di pimpin oleh lurah tunjukan dari pemerintah.


Kaligangsa berasal dari kata, kali = sungai. Gong = gamelan. Gangsa = racun yang di gunakan pada keris atau di kenal dengan rangan. Lahirnya nama desa kaligangsa bersamaan dengan lahirnya desa margadana yaitu sebuah jalan besar yang di bangun dari gotong royong masyarakat setempat yang di pimpin oleh adipati sokadana dari kerajaan majapahit yang di hukum oleh walisongo karna tidak segera memeluk islam.

Kemudian datanglah sunan kalijaga bersama adik iparnya yaitu empu supa dan ki ageng selo. Sunan kalijaga memulai syiar dakwah nya dengan media wayang golek di sekitar makam leluhur yang berada di desa kaligangsa. Sebelum bernama kaligangsa sunan kalijaga tinggal di sekitar pekarangan yang sekarang masjid baitul makmur. Kemudian sunan kalijaga memendam gong sebanyak satu truk (ukuran sekarang) di sekitar tempat tinggal sementaranya. setelah memendam gong, sunan kalijaga memberi wasiat kepada masyarakat setempat. Kelak yang akan bisa mengambil gong ini adalah titisan / keturunan saya (sunan kalijaga). Masyarakat kemudian menamakan desa ini dengan sebutan desa krandon yang artinya dalam bahasa jawa ; ndon ndonane barange sunan kalijaga = tempat menyimpan barang (gong) milik sunan kalijaga. Setelah beberapa tahun kemudian setiap bulan suro selalu di adakan peringatan sedekah bumi, disekitar makam leluhur untuk meneruskan dakwah syiar yang telah di bawa sunan kalijaga, melalui pentas seni wayang golek. Desa ini sering di sebut oleh keturunan sunan kalijaga yang bernama mbah Dawil dengan nama desa kaligangsa gawe yaitu desa yang setiap bulon suro mengadakan gawe atau hajat sedekah bumi di sekitar makam kuno atau candi. Pada tahun 1965 di temukan gong oleh Bp Toyib sebanyak satu truk dari ukuran sepiring sampai sebesar wajan dodol di sekitar pekarangan yang sekarang masjid Baitul makmur saat itu sedang menggali tanah untuk urug pondasi rumah. namun gong tersebut di rampas oleh salah satu oknum partai dan dituduh sebagai harta untuk mendanai pemberontakan negara yaitu pada masa pergolakan [[G30S]] pki. Semuanya di lebur hanya menyisakan satu. Terakhir terlihat di museum fatahilah jakarta, gong bertuliskan pa toyib kaligangsa. Kedatangan empu supa di buktikan dengan adanya keris yang di buat di kaligangsa memiliki ciri kusus pada bentuk ujungnya. Tapak tilas ki ageng selo atau tempat pertapaanya ada di sawah sebelah utara kaligangsa hal itu pernah di temukan balok kayu jati tempat tidur ki ageng selo selama bertapa.