Bob Sadino

Pengusaha asal Indonesia
Revisi sejak 5 Februari 2020 12.57 oleh Aans03 (bicara | kontrib)

Bambang Mustari Sadino (9 Maret 1933 – 19 Januari 2015) atau akrab dipanggil Bob Sadino, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat santai dengan mengenakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya sehari-hari.

Bob Sadino
LahirBambang Mustari Sadino
(1939-03-09)9 Maret 1939
Hindia Belanda Tanjung Karang, Hindia Belanda (kini Bandar Lampung)
Meninggal19 Januari 2015(2015-01-19) (umur 81)
Indonesia Jakarta, Indonesia
PekerjaanPengusaha, motivator
Suami/istriSoelami Soejoed (meninggal 2014)

Kehidupan awal

Beberapa sumber menyebutkan bahwa Bob Sadino lahir pada 9 Maret 1939, tetapi sebenarnya Sadino lahir pada tanggal 9 Maret 1933. Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.

Karier pengusaha

Pekerjaan pertama yang dilakoni Bob Sadino setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi kuli bangunan dengan upah harian Rp.100.[1]

Suatu hari, seorang teman menyarankan Bob memelihara dan berbisnis telur ayam negeri untuk melawan depresi yang dialaminya.[1] Bob tertarik dan mulai mengembangkan usaha peternakan ayam. Ketika itu, di Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar. Bob-lah yang pertama kali memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Bob menjual telur-telurnya dari pintu ke pintu. Ketika itu, telur ayam negeri belum populer di Indonesia sehingga barang dagangannya tersebut hanya dibeli oleh ekspatriat-ekspatriat yang tinggal di daerah Kemang, serta beberapa orang Indonesia yang pernah bekerja di luar negeri. Namun seiring berjalannya waktu, telur ayam negeri mulai dikenal sehingga bisnis Bob semakin berkembang. Bob kemudian melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam. Selain memperkenalkan telur ayam negeri, ia juga merupakan orang pertama yang menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia.

Catatan awal tahun 1985 menyebutkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40-50 ton daging segar, 60-70 ton daging olahan, dan sayuran segar 100 ton.[1]

Gaya Berpakaian

Sadino sering dikunjungi oleh presiden Indonesia, seperti Suharto, Megawati Sukarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono. Bagi kebanyakan orang, ketika mereka bertemu orang penting, mereka akan selalu berusaha terlihat baik dan mengenakan pakaian yang rapi. Tapi hal itu sangat bertentangan dengan Bob Sadino yang tidak ragu mengenakan celana pendek saat bertemu orang-orang penting. Seolah-olah celana pendek adalah baju dinasnya. Suatu hari, dia diundang ke gedung DPR dan dia memakai celana pendek seperti biasa. Pada saat itu salah satu staf gedung DPR bahkan mengingatkannya untuk berpakaian rapi.[2]

Kematian

Kondisi kesehatan Bob Sadino merosot setelah istrinya, Soelami Soejoed meninggal dunia pada Juli 2014.[3] Setelah sempat dirawat selama dua pekan di Rumah Sakit Pondok Indah, pada 19 Januari 2015, sore hari pkl. 18.05, Ia meninggal dunia karena sakit.[4][5]

Buku

Sadino suka berbagi ilmunya. "Saya tidak ingin membawa apa pun ketika saya mati, pengetahuan saya harus dibagikan dengan dunia ini," katanya. Dia telah merilis dua buku hingga saat ini, Mereka Bilang Saya Gila! ditulis oleh edy zaqeus,[6] dan Belajar bodoh dari Bob Sadino ditulis oleh Dodi Mawardi.

Buku Mereka Bilang Saya Gila! ini merupakan provokasi yang mendorong orang yang terutama mereka yang memiliki gelar sarjana, agar ingin membuat perubahan paradigma. Paradigma mengatakan bahwa teori tanpa praktik adalah omong kosong atau tidak sama sekali. Lebih lanjut, dia mengatakan gerakan kewirausahaan adalah pemicu kebangkitan Indonesia. Buku ini juga mengungkapkan konsep asli Sadino tentang dunia wirausaha, revolusi pendidikan, seni bisnis, dan diskusi tentang cita-cita kepemimpinan di mata seorang wirausahawan sejati.

Referensi

  1. ^ a b c "BOB SADINO: Pengusaha Berdinas Celana Pendek". Warta & Berita Universitas Mercu Buana. 2010-12-12. Diakses tanggal 2013-02-28. 
  2. ^ "Bob Sadino: Miliarder yang Bercelana Pendek". web.archive.org. 2011-12-04. Diakses tanggal 2020-02-04. 
  3. ^ Artikel:"Bob Sadino Sudah Dirawat di Rumah Sakit" di tempo.co
  4. ^ Artikel:"Bob Sadino meninggal Dunia
  5. ^ Artikel:"Pengusaha Nyentrik Bob Sadino Meninggal Dunia" di liputan6.com
  6. ^ "Buku Baru- BOB SADINO: MEREKA BILANG SAYA GILA". Ide, Tulisan, dan Tindakan Dodi Mawardi. 2009-01-31. Diakses tanggal 2020-02-05.