Tari kain

salah satu tarian di Indonesia
Revisi sejak 10 Februari 2020 06.52 oleh Yorileosaputra03 (bicara | kontrib) (Proyek Respati)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Tari kain adalah salah satu jenis tari tradisi masyarakat, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Tari ini berkembang diseluruh daerah wilayah. Tari kain ditampilkan oleh 2 orang penari laki-laki, di iringi oleh musik tari yang berasal vokal pedendang dan instrument adok. Gerakan tari kain ini terdiri dari 7 ragam dan 21 jenis. Gerakan tari kain terdiri dari pembukaan, pasambahan depan, pasambahan samping, pasambahan belakang, salam, ambiak langkah, langkah satu, gelek, langkah tarik belakang, langkah tigo, langkah maju, pisawek gantuang, langkah gantuang, langkah mereng,gelek kaduo, kipeh kain, gerak ampun, maagiah umpan, umpan, manjapuik umpan kanan, dan manjapuik umpah kiri, salam penutup.[1]

Sejarah

Sejarah mula tari kain adalah sejarah pakar tari kain dari painan yang saat ini bermukim di Lumpo. Beliau mengatakan tari kain berasal dari sebuah sasaran (perguruan) pencak silat yang ada di Bayang, Salido, Tarusan dan Painan seperti di Aia Duku dan sekitarnya. Oleh karena itu, tari ini awalnya merupakan permainan atau istilah Minangkabau merupakan pakain bagi orang-orang dunia persilatan. Kemudian, ada juga yang mangatakan bahwa tari kain sebagai tari tradisional masyarakat atau Banda Sapuluah bagian utara yaitu: Bayang, Tarusan, Salido, Lumpo, dan painan merupakan sebuah media untuk memutus kaji, artinya tarian kain digunakan untuk menebotkan seseorang sebagai seorang pendekar ataupun melepaskan seorang anak didik sebuah sasaran pencak silat untuk pergi merantau dan menjadi guru sasaran (perguruan), pada sebuah sasaran lain yang merupakan cabang dari pada aliran sasaran tempatnya di didiik.[2]

Pertunjukan

Pada masa lampau tari kain ditampilkan dalam acara penyambutan tamu-tamu nagari dan kerajaan, serta sebagai acara pembebasan prajurit untuk berangkat tugas. selain itu, sebagaigai sarana hiburan, ajang tersebut sekaligus untuk memperlihatkan kerangkasan para prajurit yang rata-rata seorang pendeka (menguasai silek). Seiring dengan perkambangan zaman, tari kain menjadi kesenian bagi masyarakat umum dan ditampilkan dalam acara alek (perheletan) umum dan masyarakat. Biasanya ditampilkan pada paro akhir malam dan merupakan hiburan penutup dalam sebuah alek.[3]

Fungsi

tari kain berfungsi sebagai pergaulan atau komunikasi sosial, selain itu sebagai sarana pergaulan antar masyarakat, tari kain juga berfungsi sebagai sarana penjalin hubungan antara pemuda dangan pemudi.[4]

Referensi

  1. ^ ditwdb. "Tari Tradisi Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Tari Kain | Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya". Diakses tanggal 2020-02-10. 
  2. ^ http://ejournal.unp.ac.id/index.php/komposisi/article/download/3946/3179
  3. ^ ditwdb. "Tari Tradisi Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Tari Kain | Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya". Diakses tanggal 2020-02-10. 
  4. ^ ditwdb. "Tari Tradisi Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Tari Kain | Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya". Diakses tanggal 2020-02-10.