Masjid Sultan Ahmed
Masjid Sultan Ahmed (bahasa Turki: Sultanahmet Camii) adalah sebuah masjid di Istanbul, kota terbesar di Turki dan merupakan ibu kota Kesultanan Utsmaniyah ( dari 1453 sampai 1923). Masjid ini dikenal dengan juga dengan nama Masjid Biru karena pada masa lalu interiornya berwarna biru.
Masjid Sultan Ahmed | |
---|---|
Agama | |
Afiliasi | Islam Sunni |
Lokasi | |
Lokasi | Istanbul, Turki |
Koordinat | 41°00′19″N 28°58′37″E / 41.0053851°N 28.9768247°E |
Arsitektur | |
Arsitek | Sedefkâr Mehmed Ağa |
Tipe | Masjid |
Gaya arsitektur | Islam, Ottoman klasik akhir |
Rampung | 1616 |
Spesifikasi | |
Kapasitas | 10,000 |
Panjang | 73 m (240 ft) |
Lebar | 65 m (213 ft) |
Tinggi luar kubah | 43 m (141 ft) |
Diameter dalam kubah | 2.350 m (7.710 ft)[1] |
Menara | 6 |
Tinggi menara | 64 m (210 ft) |
Sejarah
Masjid ini dibangun antara tahun 1609 dan 1616 atas perintah Sultan Ahmed I, yang kemudian menjadi nama masjid tersebut. Ia dimakamkan di halaman masjid. Masjid ini terletak di kawasan tertua di Istanbul, di mana sebelum 1453 merupakan pusat Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantin/Bizantium. Berada di dekat situs kuno Hippodrome, serta berdekatan juga dengan apa yang dulunya bernama Gereja Kristen Kebijaksanaan Suci (Hagia Sophia) yang sekarang diubah fungsinya menjadi museum.
Jaraknya cukup dekat dengan Istana Topkapı, tempat kediaman para Sultan Utsmaniyah sampai tahun 1853 dan tidak jauh dari pantai Bosporus. Dilihat dari laut, kubah dan menaranya mendominasi cakrawala kota Istanbul.
Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Biru karena warna cat interiornya didominasi warna biru. Akan tetapi cat biru tersebut bukan merupakan bagian dari dekor asli masjid, maka cat tersebut dihilangkan. Sekarang, interior masjid ini tidak terlihat berwarna biru.
Arsitek Masjid Sultan Ahmed, Sedefhar Mehmet Aga, diberi mandat untuk tidak perlu berhemat biaya dalam penciptaan tempat ibadah umat Islam yang besar dan indah ini. Struktur dasar bangunan ini hampir berbentuk kubus, berukuran 53 kali 51 meter. Seperti halnya di semua masjid, masjid ini diarahkan sedemikian rupa sehingga orang yang melakukan Salat menghadap ke Makkah, dengan mihrab berada di depan.
yang mana disana itu ada orang yang bernama kayyis yg dia sedang mencari kekasihnya yaitu fini
Galeri
-
Masjid Sultan Ahmed
Referensi
- ^ Encyclopedia of architectural and engineering feats, Donald Langmead, Christine Garnaut, page 322, 2001