Linezolid
Linezolid adalah obat jenis antibiotika yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri gram positif yang serius dan tidak bisa lagi diobati oleh antibiotik lainnya (infeksi kebal obat). Obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Obat ini sama sekali tidak berpengaruh kepada virus sehingga tidak boleh digunakan kepada penyakit yang disebabkan virus karena bisa menyebabkan resistensi terhadap obat ini. [1]
Beberapa penyakit yang biasa diatasi dengan linezolid antara lain streptococci, vancomycin-resistant enterococci (VRE), dan methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).[2]
Cara kerja
Linezolid bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteria. Obat ini digolongkan sebagai monoamine oxidase (MAO) inhibitors[3]
Efek negatif
Linezolid bisa menyebabkan alergi yang diperlihatkan oleh tanda-tanda ruam, kesulitan bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan. Penggunaan bersama obat antidepresan atau obat-obatan gangguan mental harus dihindari dan atas sepengetahuan dokter. Interaksi linezoid dengan obat-obat tersebut bisa menyebabkan kebingungan, masalah ingatan, hiperaktif (mental atau fisik), kehilangan koordinasi, kejang otot, menggigil, berkeringat, diare, dan atau demam. [1]
Beberapa orang mengalami lakto asidosis saat menggunakan Linezolid. Tanda-tandanya antara lain nyerti otot atau kelemahan, mati rasa atau perasaan dingin pada lengan dan kaki, kesulitan bernapas, sakit perut, mual dengan muntah, denyut jantung yang lambat atau tidak beraturan, pusing, merasa sangat lemah atau lelah.[1]
Beberapa efek samping dari obat ini disebabkan oleh terpicunya produksi dopamine, norepinephrine, dan serotonin.[3]
- ^ a b c Linezolid. dari situs hallosehat
- ^ [Roger C, Roberts JA, Muller L (May 2018). "Clinical Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of Oxazolidinones". Clinical Pharmacokinetics. 57 (5): 559–575. doi:10.1007/s40262-017-0601-x. PMID 29063519.
- ^ a b Linezolid. dari situs rxlist