Aji Muhammad Aliyeddin
Aji Muhammad Aliyeddin gelar Meruhum Aji Dipulau yang bernama asli Aji Kedo adalah Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura ke-15 yang memerintah selama periode 1778-1780[1]. Sultan Tidak Sah
Aji Kado melakukan kudeta terhadap Kesultanan Kutai Kartanegara setelah Sultan Aji Muhammad Idris gugur di tanah Wajo, Sulawesi Selatan. Aji Kado mengangkat dirinya sebagai Sultan dengan gelar Aji Muhammad Aliyeddin. Karena bukan pewaris tahta yang sah, A.M. Aliyeddin hingga saat ini tidak dianggap/diakui sebagai Sultan Kutai ke-15 oleh Kesultanan Kutai. Aji Kado dihukum mati di pulau jembayan dikarenakan kejahatan yang tidak terampuni dan salah satu penghianat terbesar dalam Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura . Akan diingat dalam sejarah sebagai penghianatan terbesar Kesultanan Kutai .
Keturunan
Beristerikan Andi Rianjeng gelar I Doya Aji Putri Agung, melahirkan :
1. Aji Talo Gelar Aji Raden Dipati menjadi Adipati di Jelau Wilayah Muara Pahu yang putrinya dikawinkan dengan anak Sultan Sulu Kebuntalan di Filifina bernama Datu Muharam gelar Datu Panglima Besar yang kawin dengan putri Aji Talo melahirkan anak :
1. Datu Muhammad
2. Datin Rimba
3. Datin Belukar
2. Aji Tobok gelar Aji Ratu Agung diperisteri Syaid Abdurahman Assegaf gelar Pangeran Ratu Sjarif Sukma Wira dari Palembang. Mereka tidak mempunyai keturunan namun dengan isterinya yang lain dia melahirkan putri yang kawin dengan Syaid Jakpar Baraqbah Bin Syaid Achmad Baraqbah dari Palembang, melahirkan Syaid Hamid Baraqbah gelar Pangeran Serif Sukma Wira.