Megamaser
Megamaser adalah bentuk dari maser luar angkasa yang memancarkan emisi garis spektrum yang terstimulasi dengan energi yang sangat tinggi. Kecerahan megamaser lebih tinggi dibandingkan maser. Megamaser yang telah ditemukan di galaksi lain di luar Bima Sakti memiliki kecerahan sekitar 100 juta kali kecerahan maser-maser di Bima Sakti. Maser memancarkan gelombang elektromagnetik serupa dengan laser namun gelombang yang dipancarkan berada pada spektrum gelombang mikro (microwave) dan bukan cahaya tampak (visible light) sehingga disebut maser.[1]
Sejarah
Maser di luar angkasa telah ditemukan pada tahun 1973 di Galaksi NGC 253 di rasi bintang Sculptor. Serupa dengan laser, maser akan memancarkan emisi pada garis spektrum tertentu yang dalam astrofisika dapat berkorespondensi dengan garis spektrum transisi dari suatu senyawa tertentu. Istilah megamaser dicetuskan pada tahun 1982 oleh astrofisikawan Willem A. Baan, Perry A.D. Wood, dan Aubrey D. Haschick untuk menyebut maser yang mereka deteksi di Galaksi Arp 220 di rasi bintang Serpens yang emisinya berkekuatan 10.000 kali lebih besar daripada maser di NGC 253. Megamaser tersebut merupakan megamaser hidroksil (OH) yang diamati pada spektrum 1.665—1.667 MHz dan 1.612 MHz melalui instrumen astronomi radio di Observatorium Arecibo, Puerto Riko. Megamaser OH tersebut berkekuatan 70 juta kali lebih besar dibandingkan dengan maser-maser OH sejenis lainnya yang telah ditemukan saat itu.[2][3][4]
Karakteristik
Maser terjadi ketika sebuah sumber sinyal radio astronomis di luar angkasa terhalang oleh material suatu senyawa. Saat sinyal tersebut diamati, spektrum gelombang mikro tertentu yang dipancarkan oleh sinyal tersebut akan teramplifikasi sesuai dengan jenis senyawa yang berada di antara pengamat dan sumber sinyal. Kondisi megamaser mensyaratkan material senyawa yang berjumlah sangat banyak dan berukuran besar yang berada di antara pengamat dan sumber sinyal dengan jarak maksimal 300 parsec (±978,47 tahun cahaya) dari sumber sinyal. Material senyawa-senyawa tersebut dapat memiliki wujud berupa awan gas dengan volume ratusan parsec. Megamaser yang paling banyak ditemukan adalah megamaser OH dengan luminositas sebesar 10¹ hingga 10⁴ luminositas Matahari (L☉). Beberapa megamaser lainnya yang telah ditemukan adalah megamaser air (H₂O) dan formaldehida (H₂CO). Luminositas megamaser berukuran sekitar 1 juta kali lebih besar daripada luminositas maser umumnya.[5][6]
Megamaser umumnya ditemukan di sekitar inti galaksi aktif (active galactic nuclei, AGN) atau pada jarak hingga 100 parsec. Megamaser air ditemukan pada galaksi spiral atau elips dengan inti memiliki karakteristik spektrum LINER atau Seyfert 2. Megamaser hidroksil ditemukan pada galaks-galaksi ULIRG dengan pancaran spektrum inframerah jauh yang kuat. Pancaran inframerah jauh pada megamaser hidroksil ditemukan berkorelasi dengan luminositas megamaser tersebut.[6]
Galeri
Referensi
- ^ European Space Agency; Hille, Karl (2017-08-07). "Hubble Gazes at a Cosmic Megamaser". National Aeronautics and Space Administration. Diakses tanggal 2020-02-17.
- ^ Baan, W. A.; Wood, P. A. D.; Haschick, A. D. (1982). "Broad hydroxyl emission in IC 4553". The Astrophysical Journal. 260: L49–L52. doi:10.1086/183868.
- ^ Baan, W. A.; Haschick, A. D. (1984). "The peculiar galaxy IC 4553 - VLA-A observations of the OH megamaser". The Astrophysical Journal. 279: 541–549. doi:10.1086/161918.
- ^ Cohen, R. J. (1997). Andersen, J., ed. Megamasers in Active Galactic Nuclei. XXIIIrd General Assembly of the IAU. hlm. 938–945.
- ^ Baan, W. A. (1991). "Active Nuclei and Molecular Megamasers". Dalam Haschick, A. D.; Ho, P. T. P. Atoms, Ions, and Molecules: New Results in Spectral Line Astrophysics. San Francisco: Astronomical Society of the Pacific. hlm. 45–56. Bibcode:1991ASPC...16...45B. ISBN 978-1-58381-352-2.
- ^ a b Lo, K.Y. (2005). "Mega-Masers and Galaxies". Annual Review of Astronomy and Astrophysics. 43 (1): 625–676. doi:10.1146/annurev.astro.41.011802.094927.