Masjid Tua Patimburak

masjid di Indonesia
Revisi sejak 27 Februari 2020 02.27 oleh Aldi bimantara22 (bicara | kontrib) (Masjid Tua Patimburak dan sejarahnya)

Masjid Tua Patimburak adalah sebuah masjid tua bersejarah yang terletak di Distrik Kokas, Fakfak, Papua Barat. Masjid ini merupakan salah satu peninggalan sejarah Islam di Papua dan menjadi salah satu pusat agama Islam di Kabupaten Fakfak. Beberapa literatur sejarah Papua menyebutkan bahwa di tempat inilah awal pertama peradaban Papua dimulai dengan masuknya Islam di Kabupaten Fakfak, Papua barat dengan dibangunnya Masjid tua Patimburak. Manuskrip-manuskrip kuno di Jazirah onin menyebutkan bahwa agama Islam masuk di Kabupaten Fakfak Papua barat pada tahun 1606 melalui proses penyebarluasan kekuasaan Sultan Bacan dari Tidore, hingga pengaruhnya tersebut maka tokoh-tokoh masyarakat di Fakfak langsung memeluk agama Islam meskipun saat itu kondisi masyarakat pedalaman masih menganut kepercayaan animisme, tetapi khususnya rakyat pesisir Fakfak sudah menganut agama Islam. [1]

Masjid Tua Patimburak
Masjid Tua Patimburak
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiFakfak, Papua Barat, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Rampung1870

Sejarah

Masyarakat setempat mengenal masjid ini sebagai Masjid Tua Patimburak. Menurut catatan sejarah, masjid ini telah berdiri lebih dari 200 tahun yang lalu, bahkan merupakan masjid tertua di Kabupaten Fakfak. Bangunan yang masih berdiri kokoh dan berfungsi hingga saat ini dibangun pada tahun 1870, seorang imam bernama Abuhari Kilian.

Pada masa penjajahan, masjid ini bahkan pernah diterjang bom tentara Jepang. Hingga kini, kejadian tersebut menyisakan lubang bekas peluru di pilar masjid.

Menurut Musa Heremba, penyebaran Islam di Kokas tak lepas dari pengaruh Kekuasaan Sultan Tidore di wilayah Papua. Pada abad XV, Kesultanan Tidore mulai mengenal Islam. Sultan Ciliaci adalah sultan pertama yang memeluk agama Islam. Sejak itulah sedikit demi sedikit agama Islam mulai berkembang di daerah kekuasaan Kesultanan Tidore termasuk Kokas.

Kondisi Masjid

Aura tradisional muncul saat menyambangi lokasi masjid tua ini. Di kampung yang dihuni tak lebih dari 35 kepala keluarga tersebut didapati suasana kesederhanaan yang menyatu dari bangunan masjid dan kehidupan masyarakatnya.

Sekilas bangunan masjid seluas tidak lebih dari 100 meter persegi ini tampak biasa. Namun coba perhatikan lebih saksama. Masjid ini memiliki keunikan pada arsitekturnya, yaitu perpaduan bentuk masjid dan gereja. Musa Heremba, imam Masjid Patimburak mengaku bangunan masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi. Meski mempertahankan bentuk aslinya, namun material asli yang belum diganti adalah empat buah pilar penyangga yang terdapat di dalam masjid.

Di pelataran masjid, sebuah pohon mangga kokoh berdiri. Namun, bukan sembarang pohon mangga. Dari ukuran batangnya, bisa dipastikan usia pohon raksasa ini tak terpaut jauh dengan usia masjid. Syahdan, perlu empat rentang tangan orang dewasa untuk merengkuh keseluruhan batang pohon ini.

Masjid Patimburak memiliki arsitektur yang dipengaruhi arsitektur Belanda dan Jawa yang sangat kental, hal ini dapat dilihat pada kubah masjid yang menyerupai model atap gereja-gereja di Eropa, ventilasi masjid juga berbentuk lingkaran, dan kayu di dinding masjid seperti bangunan kolonial. Di dalam masjid juga terdapat empat buah tiang penyangga yang diprediksikan telah berusia lebih dari satu abad yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh ajaran Islam. Adapun bangunan yang khas berbetuk segi enam melambangkan rukun iman dalam kepercayaan Islam sebagai pondasi dalam beragama, sedangkan atas kubahnya berbentuk segi delapan yang melambangkan delapan arah mata angin, dimana mata angin barat ditandai dengan mihrab sebagai kiblat salat dalam ajaran agama Islam.[2]

Masjid Patimburak di Distrik Kokas Kabupaten Fakfak ini juga dibangun oleh masyarakat setempat secara gotong royong, masjid ini selain mendapat julukan masid tertua di tanah Papua juga menjadi wujud filosofi "Satu tungku tiga batu" yang merupakan sebuah konsep toleransi antar umat beragama di Kabupaten Fakfak Papua barat. Adapun filosofi tiga batu menjadi lambang tiga agama besar di Kabupaten Fakfak yang hidup berdampingan yakni, Islam, Kristen Protestan, dan Katolik. Ketiga batu tersebut menjadi tungku dan diletakkan secara melingkar dan berjarak. Ketiganya harus seimbang untuk menopang kehidupan dalam keluarga yang diibaratkan sebuah periuk.

Aksesibilitas

Untuk mencapai Masjid Tua Patimburak, sebelumnya harus menempuh perjalanan darat dari Fakfak ke Kokas. Tersedia angkutan luar kota dari terminal kota Fakfak. Selama 2 jam anda akan menyusur jalan berkelok dan segarnya udara pegunungan. Tiba di kota Kokas, perjalanan menuju Kampung Patimburak harus dilanjutkan menggunakan longboat sewaan.

Pemandangan selama 1 jam mengendarai long boat.Jika menggunakan long boat, pengunjung yang ingin menuju Masjid Tua Patimburak bisa menikmati keindahan pulau-pulau karang yang masih perawan di sepanjang perjalanan[3].

Referensi

  1. ^ Sobirin, Nanang (07/07/2017). "Melihat Sejarah Islam di Tanah Papua". Sindo News. Diakses tanggal 27/02/2020. 
  2. ^ Baru, Ini (24/09/2018). "Masjid Patimburak, Masjid Dari Tanah Papua yang Mengajarkan Toleransi". Ini Baru Islamepedia. Diakses tanggal 27/02/2020. 
  3. ^ Sejarah awal Islam di Maluku dan Papua

Pranala luar