William Wilberforce
William Wilberforce (lahir tanggal 24 Agustus 1759 - meninggal tanggal 29 Juli 1833) adalah seorang politisi berkebangsaan Inggris yang juga dikenal sebagai seorang penderma dan pemimpin gerakan penghapusan perdagangan budak.[1][2] Wilberforce berasal dari Kingston upon Hull, Yorkshire.[1][2] Ia memulai karir politiknya pada 1780 dan menjadi Anggota Parlemen Yorkshire sejak 1784 hingga 1812.[1][2] Pada 1785, ia menjadi seorang Kristen evangelis dan telah membawa perubahan besar pada gaya hidup dan pola pikirnya terkait reformasi.[1][2]
William Wilberforce | |
---|---|
Member of Parliament | |
Masa jabatan 31 October 1780 – February 1825 | |
Pengganti Arthur Gough-Calthorpe | |
Daerah pemilihan |
|
Informasi pribadi | |
Lahir | 24 August 1759 Kingston upon Hull, England |
Meninggal | 29 July 1833 (aged 73) London, England |
Kebangsaan | British |
Partai politik | Independent |
Suami/istri | Barbara Spooner |
Anak | Six, including Robert, Samuel, and Henry |
Almamater | University of Cambridge St John's College, Cambridge |
Tanda tangan | |
Sunting kotak info • L • B |
Kehidupan awal
William Wilberforce lahir pada 24 Agustus 1759 di Kingston Upon Hull.[1] Ia merupakan putra dari seorang pedagang kaya.[1] Dia menempuh pendidikan di Universitas Cambridge di mana bertemu dan bersahabat denagn William Pit yang kelak menjadi perdana menteri Inggris.[1][2] Pada tahun 1780, Wilberforce menjadi anggota parlemen untuk Kingston upon Hull dan mewakili Yorkshire.[2] Wilberforce kemudian menjadi seorang Kristen evangelis dan merubah total gaya hidupnya.[2] Pada tahun 1790, ia bergabung dengan sebuah kelompok terkemuka yang dikenal sebagai Sekte Clapham.[2] Karena keimanannya yang kuat, Wilberforce tertarik pada gerakan reformasi sosial, terutama perbaikan kondisi industri di Inggris.[2]
Aktivis Anti Perbudakaan
Pada akhir tahun 1700-an, pedagang dari Inggris banyak berdatangan ke pantai Afrika, tepatnya di Teluk Guinea.[2] Pada pedagang Inggris itu menangkap sebanyak 35.000 hingga 50.000 orang Afrika pertahun.[2] Orang-orang Afrika yang ditangkap secara ilegal itu dibawa melintai samudra Atlantik dan dijual sebaik budak.[2] Tingginya kebutuhan tenaga manusia pada saat itu membuat perdagangan budak berkembang pesat dan sangat menguntungkan bagi banyak orang di Inggris.[2] Saking menjamurnya perdagangan budak di Inggris kala itu membuat bisnis ini sulit dihentikan.[2] Hanya segelintir orang yang berpikir untuk memutus rantai perdagangan budak, segelintir orang itu diantaranya adalah William Wilberforce.[2]