Aneksasi Texas
Aneksasi Texas adalah bergabungnya Republik Texas ke dalam Amerika Serikat dan menjadi negara bagian yang ke-28 pada tanggal 29 Desember 1845.[1][2][3]
Republik Texas melepaskan diri dari Meksiko dan mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 2 Maret 1836 dengan Samuel Houston sebagai presiden dan Mirabeau B. Lamar sebagai wakil presiden pertamanya. Walaupun kemerdekaan Texas tertulis dalam Perjanjian Velasco yang ditandatangani oleh presiden Meksiko, Antonio López de Santa Anna, pemerintah Meksiko tidak pernah mengakui kemerdekaan Texas.
Republik Texas mengajukan proposal aneksasi kepada Amerika Serikat tidak lama setelah memproklamasikan kemerdekaannya. Namun terlepas sambutan hangat Amerika terhadap
Sejarah awal
Nenek moyang daerah Texas dihuni oleh suku asli Amerika, suku Indian. Mereka menempati daerah ini sebelum emigran Eropa pertama Robert Cavelier, Sieur de la Salle, menginjakkan kaki untuk pertama kalinya pada tanggal 7 April 1682. Sieur de la Salle adalah ksatria Raja Louis XIV dari Prancis. Sebelum kedatangan la Salle, Hernando De Soto pada tahun 1541 telah lebih dulu tiba di daerah Texas namun tidak berhasil menemukan muara Sungai Mississippi. De Soto tidak menyeberangi sungainya, hanya menyebutnya Rio grande karena ukurannya yang besar. Selain itu ada Jacques Marquette, seorang misionaris dari Kanada yang hanya melintasi sungai besar tersebut pada tahun 1678. Setelah menyatakan klaimnya atas wilayah yang dinamai Louisiana di sepanjang sungai Mississippi tersebut untuk Raja Louis XIV, la Salle kembali ke Prancis. Raja Louis XIV memberinya kewenangan untuk mendirikan koloni di daerah tersebut. Sieur de la Salla kembali dengan armada lengkap yang terdiri dari empat kapal, tiga kapal bersenjata lengkap dan satu kapal kecil, serta lebih dari 300 orang rombongan dan mendarat di sisi barat dekat Teluk Matagorda pada tanggal 18 Februari 1685. Spanyol yang memiliki koloni di Amerika tengah dan selatan juga membuat kolonisasinya untuk mempertahankan tambang perak dan perdagangan Santa Fe. Pada tahun 1716, Spanyol membuat benteng di sepanjang sungai San Antonio. Misi dikenal dengan nama Alamo dan menjadi cikal bakal daerah Spanyol yang paling penting di Texas, San Antonio de Bexar.[4][5][6][7][8][9][10]
Tahun 1761, Prancis menyerahkan Louisiana kepada Spanyol melalui Perjanjian Fontainebleau karena Prancis tidak ingin wilayah ini dikuasai oleh Inggris. Namun kepemilikannya kembali ke tangan Prancis pada tahun 1800 melalui Perjanjian San Ildefonso.[11] Pada tahun 1803, Amerika mengajukan penawaran untuk membeli daerah New Orleans dan Florida (bukan keseluruhan Louisiana). Namun Napoleon Bonaparte memberinya seluruh Louisiana dan ini berarti Texas termasuk di dalamnya. Spanyol sebagai pemilik New Mexico saat itu merasa keberatan dengan daerah perbatasannya. Presiden Thomas Jefferson kemudian mengirimkan Messrs. James Monroe dan Thomas Pinkney utusannya ke Madrid untuk membahas masalah perbatasan. Hasil dari pertemuan pada tahun 1819 ini, Perjanjian Adams-Onís, disepakati daerah Texas yang berada antara Sabine dan Sungai Colorado adalah daerah netral.[5][12]
Pada tahun 1820 Moses Austin, warga negara Amerika asal Virginia membuka permukiman yang terdiri dari 300 keluarga di atas daerah seluas 81.000 hektar dengan seizin pemerintahan Spanyol. Austin membangun permukimannya di Tejas. Saat Meksiko merdeka dari Spanyol pada tahun 1821, Stephen Austin, anak Moses Austin memperoleh hibah atas tanah tersebut. Dia memimpin kelompok pemukim pertamanya di sepanjang Sungai Brazos dan Colorado. Pada tahun 1832, koloni-koloni bentukan Austin memiliki 8.000 penduduk. Keberhasilannya membangun permukiman menarik banyak warga Amerika. Namun Meksiko yang khawatir kehilangan kontrol terhadap Texas karena dominasi emigran dari Amerika, pada tanggal 6 April 1830 mengeluarkan larangan imigrasi dari Amerika namun mendorong imigrasi dari Eropa. Larangan ini menimbulkan protes warga Texas dan mengawali pergerakan untuk memiliki pemerintahan sendiri. Saat bergolak kerusuhan di Meksiko pada tahun 1833, Antonio Lopez de Santa Anna menjadi presiden Meksiko dan memberikan janji tidak akan memerintah dengan sewenang-wenang dan akan mengentaskan kemiskinan dan kebodohan. Namun yang terjadi, Meksiko terlilit utang, banyak kebijakan Santa Anna terhadap kaum pemukim yang dianggap semakin merugikan dan Santa Anna adalah seorang dictator. Hal ini menimbulkan gelombang aksi dari kaum pemukim. Jawaban terhadap aksi protes berupa tindakan kekerasan inilah yang kemudian memicu keinginan Texas untuk memisahkan diri dari Meksiko.[3][7][13][14][15][16][17][18]
Pada tahun 1834 Stephen Austin ditahan atas tuduhan mendukung pemberontakan terhadap negara karena tidak menyetujui beberapa kebijakan pemerintahan dan baru dibebaskan tahun 1835. Revolusi Texas pecah pada tanggal 2 Oktober 1835 dalam Pertempuran Gonzales dan pada tanggal 7 November 1835 warga Texas membentuk pemerintahan sementara dan pada bulan Maret 1836 mengeluarkan deklarasi kemerdekaan di Washington-on the-Brazos dengan David G. Burnet sebagai presiden sementara, Sam Houston sebagai komandan militer dan Austin sebagai komisioner untuk Amerika Serikat dengan misi menjamin bantuan strategis dan perekrutan sukarelawan.[7][13][14][16][19][20]
Pertempuran Alamo yang terkenal di San Antonio berlangsung dari tanggal 23 Februari hingga 6 Maret 1836. Semua pasukan Texas gugur dalam pengepungan ini termasuk James Bowie dan Davy Crockett. Pada tanggal 21 April Sam Houston memimpin serangan dadakan terhadap pasukan Meksiko di Sungai San Jacinto. Dalam Pertempuran San Jacinto itu, Houston berhasil menahan Presiden Santa Anna dan memaksanya mengakui kemerdekaan Texas. Presiden resmi Republik Texas yang pertama adalah Sam Houston, Mirabeau B. Lamar sebagai wakilnya dan Stephen Austin sebagai sekretaris negara. Pemerintah Meksiko tidak mengakui kemerdekaan Texas walaupun pada tanggal 14 Mei 1836 telah ditandatangani Perjanjian Velasco antara Republik Texas dan Santa Anna mewakili meksiko. Ini membuat Texas sebagai negara baru masih berada di bawah ancaman Meksiko yang sewaktu-waktu dapat merebut kembali wilayahnya. Hal inilah yang mendasari keputusan Texas untuk bergabung dengan Amerika Serikat. Apalagi kemudian terbukti, selama periode 1836 hingga 1843 pemerintah Meksiko terus menerus memblokade pelabuhan dagang Texas dan mematikan perdagangannya. Walaupun Texas juga melakukan perlawanan dengan membentuk angkatan laut untuk merusak jalur perdagangan di Teluk Meksiko serta membantu gerakan revolusionis di Yucatan. [3][6][7][15][16][21][22]
Aneksasi
Masyarakat Amerika Serikat mengikuti perjuangan Texas meraih kemerdekaannya dari Meksiko melalui surat kabar. Terlebih setelah Stephen F. Austin dan komisioner Branch Archer serta William Wharton melakukan kunjungan ke Amerika pada musim semi 1836 tidak lama setelah Texas merdeka. Sambutan positif publik Amerika, dukungan Andrew Jackson di Gedung Putih, dan Partai Demokrat di Dewan Senat, membuat Austin merasa akan mendapatkan dukungan politik dari Amerika. Sayangnya Presiden Andrew Jackson mengambil sikap bijaksana dan berhati-hati sebelum mengakui kedaulatan kemerdekaan Texas. Jackson memutuskan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang pemerintahan Texas sebelum memberikan pernyataan politiknya. Jackson bahkan mengirimkan agen rahasianya pada musim panas tahun 1863 ke Texas. Jackson pribadi menginginkan Texas bergabung dengan Amerika, tetapi sebagai kepala negara banyak hal yang harus dipertimbangkan. Apalagi anggota partai Demokrat yang menentang perbudakan, mempertanyakan perlunya menambahkan satu lagi teritori pendukung perbudakan menjadi bagian Amerika. Di Texas sendiri, pemilihan pertama yang diadakan pada bulan September 1936 memilih Samuel Houston sebagai presiden pertamanya dan memilih "iya" untuk pertanyaan aneksasi Texas ke Amerika.[24]
Sam Houston adalah seorang pemimpin militer dan politisi berpengalaman. Dia sepenuhnya menyadari mengapa Presiden Jackson tidak segera memberikan dukungan politiknya. Begitu juga dengan kekhawatiran Dewan Senat Amerika bila Texas bergabung dengan Amerika. Namun Houston masih berharap ada jalan untuk mewujudkan keinginan mayoritas warga Texas. Houston mengirimkan perwakilannya ke Washington, yaitu William Wharton dan komisioner Fairfax Catlett dan Memucan Hunt dan meminta mereka mencari kemungkinan aneksasi tapi tetap berpesan untuk tidak terlalu banyak berharap.[25]
Pernyataan sikap Amerika terhadap keinginan Texas untuk bergabung membuat Houston membuka kemungkinan untuk bernegosiasi dengan Inggris. Pihak Meksiko juga tidak dalam posisi kuat untuk memulai agresi militer merebut kembali Texas namun tidak menginginkan Texas bergabung dengan Amerika. Meksiko bahkan menawarkan untuk menjual Texas kepada Inggris. Satu bukti bahwa Meksiko masih menganggap Texas adalah wilayahnya dan sama sekali tidak mengakui kemerdekaan Texas. Pertimbangan Houston untuk bersekutu dengan Inggris adalah keuntungan yang bias didapatkan untuk Texas. Selain bias terlepas dari Meksiko dan melakukan perjanjian perdamaian, dari segi ekonomi, Houston berharap bias membangun Galveston sebagai pelabuhan Utama, dan menjadi supplier kapas untuk Inggris.[25]
Sementara itu di Washington, Presiden Jackson mengungkapkan laporan agen rahasianya, Henry Morfit, ke publik. Laporan Morfit sangat lugas, Texas bertahan bukan karena kemampuannya namun lebih karena ketidakmampuan Meksiko. Ini membuat Presiden Jackson memutuskan untuk tidak membuat pernyataan politik untuk mengakui kemerdekaan Texas. Hal ini membuat William Wharton berkecil hati tetapi tidak berhenti melakukan lobi politik di Dewan Kongres. Wharton memilih menyampaikan kemungkinan Texas untuk bekerja sama dengan Inggris sebagai cara untuk menarik perhatian presiden dan anggota senat. Hal ini cukup berhasil karena pada bulan Maret 1837, undang-undang yang menyatakan mengakui kemerdekaan Texas, diluluskan oleh Dewan Senat Amerika. Presiden Jackson di masa akhir kepemimpinannya juga menunjuk Alcee La Branche sebagai atau kuasa usaha (charge d'affaires) Amerika di Texas.[25]
Masa jabatan Jackson yang berakhir pada bulan Maret 1837 digantikan oleh Presiden Martin Van Buren, yang sebelumnya adalah wakil Jackson. Martin Van Buren adalah pendiri Partai Demokrat dan tokoh anti perbudakan. Hal ini membuat kemungkinan aneksasi Texas menjadi semakin kecil. Selama periode 1837 hingga berakhirnya masa jabatannya pada tanggal 10 Desember 1838, Houston tetap mengupayakan perjanjian diplomatik dengan Inggris dan negara Eropa lainnya. Namun upayanya selalu menemui jalan buntu dan terbentur pada satu hal, yakni system perbudakan yang masih berlaku di Texas. Pihak Inggris dulunya juga merupakan penganut sistem perbudakan. Tidak kurang dari 50.000 warga Afrika berada di koloni Inggris di Amerika dan Kepulauan Karibia. Namun sejak tahun 1807, Inggris memutuskan untuk tidak terlibat dalam perdagangan Budak, dan pada tahun 1833 secara resmi mengakhiri perbudakan di daerah koloninya. Pihak Inggris sangat serius untuk mengadakan kerja sama dengan Texas karena kuasa usaha Inggris di Texas, Charles Elliot, bahkan menawarkan pinjaman besar ke pihak Texas. Pinjaman yang jumlahnya mampu untuk memberikan kompensasi kerugian kepada pemilik Budak karena membebaskan Budak mereka. Sebelum Sam Houston menyerahkan jabatannya kepada kepada Mirabeau B. lamar, dia menarik secara resmi permintaan aneksasinya kepada Amerika.[25][26]
Mirabeau B. Lamar adalah tokoh Texas yang menentang aneksasi. Mimpinya adalah melihat Texas berkembang dengan usaha sendiri tanpa menggantungkan diri kepada negara lain. Lamar melanjutkan kebijakan ekonomi Houston dengan membina hubungan perdagangan dengan Inggris dan Prancis. Selama tiga tahun kepemimpinannya, Lamar sama sekali tidak mempertimbangkan kemungkinan untuk aneksasi. Apalagi ekonomi Texas perlahan membaik, dan pengakuan diplomatic untuk kemerdekaan Texas berdatangan dari Prancis di tahun 1839 dan Belanda, dan Belgia di tahun berikutnya. Inggris juga akhirnya memberikan pengakuan politiknya untuk Texas. Walaupun pengakuan politik ini didasarkan pada motif ekonomi. Sekitar tahun 1838 hingga 1841, Meksiko berada dalam masalah besar karena banyaknya pemberontakan, kegagalan Meksiko melunasi utang kepada Prancis serta intrik politik di dalam pemerintahannya sendiri serta kembali berkuasanya Santa Anna sebagai pemimpin tertinggi. Inggris berinvestasi cukup banyak di Meksiko dan tidak ingin mengalami kerugian. Oleh karena itu Inggris memberikan pernyataan pengakuan terhadap kemerdekaan Texas dan berharap dapat memediasi perdamaian antara Texas dan Meksiko.[25]
Sam Houston terpilih kembali menjadi presiden Texas dan dilantik pada tanggal 21 Desember 1841. Saat itu Texas di ambang kehancuran dan kebangkrutan. Kuasa usaha Amerika di Texas saat itu, Joseph Eve, bahkan menyatakan bahwa Texas akan kehilangan kemerdekaannya. Houston sepenuhnya menyadari hal ini, karena itu dia mengirimkan dua utusannya, James reily dan Isaac Van Zandt, ke Amerika untuk mendapatkan bantuan militer bahkan kemungkinan untuk aneksasi bila memungkinkan. Masalah ekonomi yang berat dan ditambah lagi Presiden Meksiko Santa Anna yang mulai menyerang Texas di daerah Goliad, Refugio dan Victoria, membuat Houston sangat berhati-hati mengambil kebijakan. Namun ini membuatnya terlihat seperti seorang dictator di mata orang lain yang tidak menyadari seberapa besar masalah yang dimiliki Texas saat itu.[27]
Perjuangan Van Zandt dan Reily di Washington pun tidak mudah. Banyak tokoh yang mengetahui maksud kedatangan mereka, dengan terang-terangan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap aneksasi Texas. Salah satunya adalah mantan presiden John Quincy Adams. Terlepas dulu semasa menjabat presiden, Adams bersama Henri Clay pernah mengajukan penawaran untuk membeli Texas dari Meksiko pada tahun 1825, kini dia sangat menentang kemungkinan tersebut. Sebagai anggota Dewan Representatif dari Massachusetts, Adams bahkan memulai kampanye penolakan terhadap usaha memperbarui aneksasi Texas. Adams tidak menerima pernyataan kemerdekaan Texas dan menganggap Texas masih bagian dari Meksiko. Adams adalah seorang pejuang anti perbudakan karenanya sangat menentang masuknya Texas karena masih mendukung praktik perbudakan. Atas dasar ini, Houston kemudian memutuskan untuk menandatangani perjanjian perdagangan dan kesepakatan untuk mengakhiri perdagangan Budak dengan pihak Inggris pada bulan Juli 1842. Kesepakatan yang lain adalah mengizinkan Inggris sebagai pihak ketiga dalam upaya kesepakatan perdamaian antara Texas dan Meksiko.[27]
Pada musim gugur tahun 1842, Meksiko sekali lagi melanggar batas dan menyerang San Antonio. Houston memutuskan untuk melakukan serangan balasan dengan Ekspedisi Somervell dan Ekspedisi Mier yang berakhir sebagai bencana. Houston kemudian meminta bantuan Inggris pada bulan November 1842 untuk secepatnya mengupayakan usaha perdamaian dengan Meksiko.[27]
Keterlibatan Inggris membuat Presiden Santa Anna mengeluarkan pernyataan yang meminta agar Houston mengakui kedaulatan Meksiko atas Texas, yang secara tidak langsung menyatakan kemerdekaan Texas tidak sah, dan meksiko akan memberikan Texas kendali penuh untuk mengatur pemerintahannya sendiri. Pihak Inggris yang sejak awal memiliki motif ekonomi atas Meksiko dan Texas, menyambut baik kemungkinan ini. Melalui wakilnya di Meksiko, Duta Besar Richard Packenham, dan wakilnya di Texas, Kuasa Usaha Charles Elliot, Inggris mendesak Houston untuk menerima tawaran Meksiko. Houston menjawab dengan datar bahwa Texas hanya akan duduk dengan Meksiko untuk membahas gencatan senjata dan tidak untuk hal yang lain. Anson Jones, sekretaris negara Texas dengan jelas menyatakan bahwa,
Meksiko harus mengembalikan kepada kami ribuan nyawa warga Texas yang terbunuh sebelum kami bisa menerima rencana untuk bersatu lagi dengan pemerintahan mereka.[28]
Pada bulan Maret 1843, Dewan Senat Amerika menolak perjanjian perdagangan dengan Texas karena alasan ketidakstabilan sepanjang perbatasan Texas. Pada bulan Juni 1843, Sam Houston menyatakan gencatan senjata secara sepihak terhadap Meksiko, yang kemudian diterima Meksiko sebulan kemudian. Inggris mengadakan pertemuan perdamaian di Matamoros dan Houston mengirimkan George Hockley dan Samuel M. Williams sebagai wakilnya. Pertemuan yang sudah sia-sia sejak awal karena Houston tidak pernah bersedia kembali berada di bawah Meksiko, sedangkan dari pihak Meksiko sendiri, Santa Anna bahkan menyerang dan menginvasi daerah Texas saat pertemuan perdamaian sedang berlangsung.[28]
Di penghujung tahun 1843, Sekretaris Negara, Abel Upshur memberitahu Van Zandt bahwa dia dan Presiden John Tyler membicarakan kemungkinan aneksasi Texas. John Tyler adalah wakil presiden yang menjadi orang nomor satu di Amerika setelah Presiden William Henry Harrison meninggal dunia 1 bulan setelah pelantikannya. Walaupun menjabat sebagai presiden, karir politik Tyler dalam posisi yang tidak menguntungkan. John Tyler dikeluarkan dari partai Whig setelah berselisih dengan Senator Kentucky Henry Clay, hampir seluruh kabinetnya mengajukan surat pengunduran diri, legislasi undang-undang perbankan nasionalnya dua kali ditolak kongres partai Whig, serta Kepanikan 1837 akibat kegagalan kebijakan ekonomi spekulasi tanah presiden sebelumnya. Demi memperoleh dukungan untuk pemilihan presiden 1845, John Tyler memutuskan mengambil langkah besar dengan memulai aneksasi Texas. Usaha pertamanya adalah dengan berusaha menjadi pihak ketiga untuk menyelesaikan perselisihan Meksiko dan Texas, yang tidak berjalan mulus. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat Tyler. Sepanjang tahun dia tetap menggalang dukungan untuk aneksasi Texas terutama dari Pihak Selatan.[29]
Babak terakhir
Andrew Jackson Donelson kemudian membawa kabar baik disetujuinya resolusi aneksasi dari New Orleans ke Austin, Texas. Saat tiba di Austin, dia mendapati Duta Besar Inggris untuk Texas, Charles Elliot dan Duta Besar Prancis, Dubois de Saligny sedang menyampaikan usulan mereka kepada Presiden Jones untuk mengupayakan kesepakatan dengan Meksiko yang memungkinkan Texas tetap independen. Pihak meksiko sendiri setelah mendengar kabar resolusi aneksasi, memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Amerika Serikat dan menyatakan bahwa mereka di ambang peperangan. Presiden Jones menangguhkan pertemuan dengan Dewan Kongres Texas hingga 90 hari agar Elliot bisa melakukan perjalanan ke Meksiko dan mengupayakan usulannya. Sam Houston menyatakan bahwa aneksasi adalah tujuannya sedari awal dan negosiasi dengan pihak Inggris hanya taktik untuk memperoleh tujuan tersebut.
Anson Jones sendiri menerima tuduhan sebagai pengkhianat negara karena tidak langsung menerima resolusi aneksasi. Donelson menyarankan para legislator Texas untuk menerima aneksasi tanpa mengajukan persyaratan. Dia juga meyakinkan mereka bahwa apapun hal yag masih mengganjal seperti utang Texas, masalah perbatasan, dan perbaikan yang dijanjikan oleh Amerika adalah hal yang bias dibahas kemudian. Pada tanggal 16 Juni, Dewan Kongres Texas bersidang. Anson Jones menyampaikan resolusi aneksasi dari Amerika dan perjanjian dengan Meksiko. Anggota legislator Texas dengan cepat menolak perjanjian dengan Meksiko dan menerima tawaran Amerika.
Pada tanggal 4 Juli 1845, diadakan konvensi konstitusional yang secara formal menerima aneksasi Texas dan menyusun draf konstitusi untuk bergabung dengan Amerika. Pada pemilihan yang diadakan bulan November, pemilih texas memilih aneksasi dengan suara mayoritas. Bulan berikutnya, Dewan Kongres Amerika Serikat melakukan pemilihan formal untuk aneksasi Texas. Pada tanggal 29 Desember 1845, Presiden James K. Polk menandatangani undang-undang aneksasi texas dan Texas secara resmi diterima sebagai negara bagian Amerika yang ke-28. Pada tanggal 19 Februari 1846, Presiden Jones menurunkan bendera Republik Texas dan menggantinya dengan bendera Amerika. James Pinckney Henderson, diplomat yang membantu negosiasi perjanjian aneksasi selama dua tahun terakhir, ditetapkan sebagai gubernur Texas yang pertama.
Dampak aneksasi untuk Amerika
Masuknya Texas sebagai negara bagian memberikan dampak positif dan negatif bagi Amerika. Saat itu Amerika terbagi atas dua kubu, Pihak Utara dan Pihak Selatan. Pihak Selatan adalah negara bagian pendukung perbudakan sedangkan Pihak Utara adalah negara bagian yang menentang perbudakan. Masuknya Texas sebagai negara pendukung perbudakan dianggap merugikan bagi para penentang perbudakan dan akan menggeser keseimbangan di dewan kongres (dewan legislatif), mengingat saat itu bahasan perbudakan merupakan isu politik utama. Selain itu, aneksasi Texas jelas akan memancing kemarahan bahkan kemungkinan besar perang melawan Meksiko. Terlebih Meksiko sendiri sudah menyatakan hal tersebut dengan sangat jelas. Apalagi masalah perbatasan juga masih belum jelas. Kekhawatiran ini memang terbukti, Perang Meksiko-Amerika Serikat akhirnya pecah pada tahun 1846. Sisi positif dari aneksasi Texas ini adalah wilayah Amerika menjadi semakin luas hingga ke Arizona, California, Colorado, Nevada, New mexico, Utah dan Wyoming. Ini sesuai dengan semangat Manifesto Destiny.[30][31][32]
Referensi
- ^ "Narrative History of Texas Annexation | TSLAC". www.tsl.texas.gov. Diakses tanggal 2020-02-17.
- ^ "Texas Annexation Timeline for kids ***". www.american-historama.org. Diakses tanggal 2020-02-26.
- ^ a b c "Annexing Texas (article)". Khan Academy (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ "La Salle". www.sonofthesouth.net. Diakses tanggal 2020-02-26.
- ^ a b "Prologue | TSLAC". www.tsl.texas.gov. Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ a b "Texas Annexation | Encyclopedia.com". www.encyclopedia.com. Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ a b c d "A History of Texas". www.localhistories.org. Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ "Robert Cavelier, Sieur de La Salle | TSLAC". www.tsl.texas.gov. Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ "Texas Timeline (Key Events in early Texas)". www.lsjunction.com. Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ "Texas Background · Texas History from Mexican Territory to a U.S. State · Young American Republic". projects.leadr.msu.edu. Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ "The French and Indian War". www.sonofthesouth.net. Diakses tanggal 2020-02-26.
- ^ "First White Settlement of Texas". www.sonofthesouth.net. Diakses tanggal 2020-02-26.
- ^ a b "Stephen F. Austin's Colony". www.sonofthesouth.net. Diakses tanggal 2020-02-26.
- ^ a b Editors, History com. "Texas enters the Union". HISTORY (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ a b Andrew Glass. "Texas enters the Union, Dec. 29, 1845". POLITICO (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ a b c "Texas History Timeline | Texas State History Museum". www.thestoryoftexas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ "Stephen F. Austin | TSLAC". www.tsl.texas.gov. Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ "Brief History of Texas to 1845". sageamericanhistory.net. Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ "Stephen F. Austin's Trip to Mexico in 1833". www.sonofthesouth.net. Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ "Texas Declaration of Independence". www.sonofthesouth.net. Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ "Battle of the Alamo". www.sonofthesouth.net. Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ "The Battle of San Jacinto". www.sonofthesouth.net. Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ Maltz, Earl M. (2006). "The Constitution and the Annexation of Texas" (dalam bahasa Inggris). ISSN 0742-7115.
- ^ "Part 1: Texas Breaks Away | TSLAC". www.tsl.texas.gov. Diakses tanggal 2020-02-28.
- ^ a b c d e "Part 2: On Our Own | TSLAC". www.tsl.texas.gov. Diakses tanggal 2020-02-28.
- ^ "Texas Annexation Questions and Answers | TSLAC". www.tsl.texas.gov. Diakses tanggal 2020-02-28.
- ^ a b c "Part 2: On Our Own | TSLAC". www.tsl.texas.gov. Diakses tanggal 2020-02-28.
- ^ a b "Part 3: An International Matter | TSLAC". www.tsl.texas.gov. Diakses tanggal 2020-02-28.
- ^ "Part 3: An International Matter | TSLAC". www.tsl.texas.gov. Diakses tanggal 2020-02-29.
- ^ "Essays: The Texas Question| A Continent Divided: The U.S.-Mexico War". library.uta.edu. Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ "Digital History". www.digitalhistory.uh.edu. Diakses tanggal 2020-02-27.
- ^ "Impact on the US · Texas History from Mexican Territory to a U.S. State · Young American Republic". projects.leadr.msu.edu. Diakses tanggal 2020-02-27.