Pengguna:Ikaiffah/Pendidikan abad 21

Revisi sejak 3 Maret 2020 07.10 oleh Ikaiffah (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Pendidikan abad 21''' merupakan sistem pendidikan yang diterapkan oleh permerintah di abad 21 demi memasuki Revolusi Industri 4. 0. Pendidikan abad 21 mengedepankan...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pendidikan abad 21 merupakan sistem pendidikan yang diterapkan oleh permerintah di abad 21 demi memasuki Revolusi Industri 4. 0. Pendidikan abad 21 mengedepankan pendidikan karakter yang bertujuan agar peserta didik mampu menghadapi tantangan di masa depan sekaligus mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dengan bijak. Inti dari pendidikan abad 21 adalah mampu mencetak generasi penerus bangsa yang mandiri dan tangguh. Mampu menghadapi perkembangan IPTEK yang serba cepat dan dinamis.

Karakteristik

Di abad 21 perkembangan informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi menyebar dengan cepat. Nyaris tidak ada penghalang dan tabir dalam perkembangannya. Ilmu pengetahuan saling bertaut dan bersinergi dengan harmonis untuk mencapai tujuan teknologi sebagai skala industri. Dalam konteks pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan, telah terbukti dengan semakin menyempit dan meleburnya faktor “ruang dan waktu” yang selama ini menjadi aspek penentu kecepatan dan keberhasilan ilmu pengetahuan oleh umat manusia (BSNP, 2010). Berdasarkan Litbang Kemdikbud (2013) Abad 21 juga ditandai dengan banyaknya (1) informasi yang tersedia dimana saja dan dapat diakses kapan saja; (2) komputasi yang semakin cepat; (3) otomasi yang menggantikan pekerjaan-pekerjaan rutin; dan (4) komunikasi yang dapat dilakukan dari mana saja dan kemana saja.

Kewajiban Peserta didik

Pembelajaran di abad 21 menuntut peserta didik untuk memiliki keterampilan, pengetahuan dan kemampuan dibidang teknologi, media dan informasi, keterampilan pembelajaran dan inovasi serta keterampilan hidup dan karir (P21, 2015). Oleh sebab itu pemerintah memiliki Framework yang mampu menjelaskan tentang keterampilan, pengetahuan dan keahlian yang harus dikuasai agar siswa sukses dalam kehidupannya kelak. sejalan dengan itu, Kemdikbud merumuskan paradigma pembelajaran memiliki empat pilar pendidikan yaitu 4C, critical thinking, communication, colaboration dan creative.

Critical Thinking (berfikir kritis)

Merupakan kemampuan siswa dalam hal membiasakan diri berpikir kritis berupa bernalar, menyampaikan pendapat, menganalisa dan menyelesaikan masalah dengan bijak. Selain itu berfikir kritis, juga digunakan untuk menangkal dan menyaring pandangan fanatik terhadap suatu hal yang tidak masuk akal. Berpikir kritis biasanya dimulai dengan membiasakan diri detail terhadap fenomena di sekitar sehingga mampu mengkritisi sekaligus memberikan solusi atas fenomena di sekitarnya tersebut, Kemudian ia memposisikan dirinya, dari situasi yang tidak tepat menjadi situasi yang tepat (sesuai dengan kondisinya).

Communication (komunikasi)

Merupakan salah satu keberhasilan jika unsur - unsur pendidikan (peserta didik, tenaga pendidik dan pelaku - pelaku pendidikan yang lain) mampu berkomunikasi dengan baik demi peningkatan kualitas pendidikan. Komunikasi yang harmonis akan terealisasi jika saling memahami satu dengan yang lainnya.