Pembelajaran Melalui Pemecahan Masalah
Pembelajaran melalui Pemecahan Masalah (Problem Solving) adalah usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai suatu tujuan yang tidak begitu saja dengan segera dapat dicapai (Polya; 1981:118)[1]. Pembelajaran dengan pendekatan melalui pemecahan masalah, diawali dengan pengajuan masalah oleh guru. Masalah didesain dengan baik agar merangsang siswa untuk berfikir secara aktif. Agar lebih menarik, masalah diambil dari lingkungan di sekitar siswa. Sedangkan menurut Djamarah (2006:92) metode pemecahan masalah (Problem Solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih peserta didik menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.[2]
Menurut Yuwono (2001:15) pada pembelajaran melalui pemecahan masalah diharapkan siswa memulai dengan melakukan pematematikaan horizontal (bergerak dari dunia nyata kedua simbol). Sehingga urutan masalah didesain agar menggiring siswa agar diperolehnya suatu konsep atau algoritma yang baru bagi siswa. Pada pemerolehan algoritma itu terjadi pematematikaan vertikal. Dalam pembelajaran melalui pemecahan masalah, peran guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pemotivasi siswa.
Dalam menilai hasil belajar melalui pemecahan masalah ini, tidak cukup dilakukan dengan satu kali ujian tertulis pada akhir kegiatan (Baroody, 1993; NCTM, 2000:22). Penilaian dilakukan secara berkelanjutan, misalnya melalui kuiz, tugas rumah, dan pembuatan jurnal/proyek (Yuwono, 2001:16).
Referensi
- ^ Hobri, H. (2009). Model-model Pembelajaran Inovatif. Jember: Center For Society Studies (CSS). hlm. 178. ISBN 978-602-8035-41-5.
- ^ Zahra, Azizah (18 Agustus 2017). "Penerapan Metode "Problem Solving" dalam Pembelajaran Matematika". www.kompasiana.com. Diakses tanggal 4 Maret 2020.