Gampeng, Ngluyu, Nganjuk

desa di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur
Revisi sejak 11 Maret 2020 15.39 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (top: Bot: Menambah pengawasan otoritas)


Gampeng adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur.

Gampeng
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenNganjuk
KecamatanNgluyu
Kode pos
64452
Kode Kemendagri35.18.18.2005 Edit nilai pada Wikidata
Peta
PetaKoordinat: 7°25′17″S 111°58′16″E / 7.42139°S 111.97111°E / -7.42139; 111.97111

Secara geografi Desa Gampeng berada di tengah-tengah Kecamatan Ngluyu. Disebelah barat berbatasan dengan Desa Sugihwaras, sebelah timur berbatasan dengan Desa Lengkong Lor, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Ngluyu, dan di sebelah utara berbatasan dengan Desa Bajang.

Desa Gampeng terdiri atas beberapa dukuh/dusun, yaitu: Gondang Gampeng, Gampeng Prapatan, Alas Tuwo atau Alas Tuwek, Gampeng Kulon, Puthuk Wetan, Petung, Puthuk Lor, Glidah, dan Puncu. Dusun Gondang Gampeng sendiri mencakup dukuh Jetis yang wilayahnya terlalu kecil untuk dikatakan sebagai dukuh tersendiri. Demikian juga dusun Puthuk Wetan, mencakup dukuh Puthuk - Puthuk yang juga terlalu kecil untuk berdiri sendiri sebagai satu dukuh. Seiring pertambahan jumlah penduduk, sekitar tahun 1990an beberapa penduduk mendirikan perdukuhan baru yang berada di antara dukuh Puthuk Lor dan Glidah, yang lebih dikenal dengan sebutan Jarak Abang. Namun secara kultur dan administrasi Jarak Abang masih dibawah dukuh Puthuk Lor, karena mereka yang tinggal di sana berasal dari dukuh Puthuk Lor.

Beberapa sebutan atau nama gotong-royong yang dikenal di hampir semua wilayah Kecamatan Ngluyu pada masa lalu antara lain:

1. Soyo (huruf "o" dibaca seperti pada lafaz "kedondong"). Merupakan gotong-royong di antara tetangga terdekat seperti pada waktu mendirikan rumah, ndhaut (mencabuti benih padi dari tempat persemiannya). Dalam soyo ini tidak ada pengupahan. Tuan rumah atau orang yang mempunyai hajat hanya menyediakan makanan yang biasanya sedikit lebih istimewa dari makanan sehari-hari.

2. Kudur. Merupakan gotong-royong oleh penduduk desa guna membajak sawah dan menanam padi. Membajak sawah dan menanam padi dengan kudur hanya berlaku jika si pemilik hajat adalah seorang kepala desa saja dan merupakan bentuk ketundukan dan rasa terimakasih rakyat kepada pemimpinnya. Dalam kundur juga tidak ada pengupahan. Kepala desa atau lurah hanya menyediakan makanan yang bisa dibawa pulang setelah kudur.

3. Gra'an. Kata gra'an berasal dari kata gerakan, yang diartikan bergerak secara serempak, bersama-sama. Gotong-royong ini biasanya merupakan gotong-royong yang diadakan untuk kepentingan bersama atau kepentingan umum dalam lingkup RT, RW, atau desa. Cotohnya gra'an membersihan rumput di pinggir jalan, mengecat Balai Desa, dan lain-lain.

Istilah-istilah lain yang pada masa lalu sering digunakan antara lain: Gereg (huruf e dibaca seperti lafaz "banget"), yaitu menggiring sapi atau kerbau dipagi buta, untuk membajak sawah. Gumbreg (huruf e dibaca seperti lafaz "banget"), adalah semacam selamatan, syukuran yang kaitannya dengan kepemilikan hewan ternak (rojokoyo) seperti kambing, domba, sapi, dan kerbau. Nyuluh, adalah mencari ikan atau belut di sawah atau kali pada malam hari. Nyanggong, merupakan istilah dalam berburu dimana pemburu menunggu hewan buruan sambil bersembunyi ditempat yang biasa dilalui hewan buruan. Ater-ater, adalah kebiasaan mengantarkan atau menghadiahkan makanan kepada tetangga dan kerabat dalam rangka bersedekah di bulan Ramadhan menjelang Hari Raya atau Lebaran. Dan masih banyak lagi istilah-istilah dan kegiatan yang sekarang mulai hilang seiring perubahan zaman dan pergantian generasi.

Makanan atau masakan yang khas dari Desa Gampeng adalah asem-asem kambing [1], yaitu daging kambing yang dimasak pedas dengan santan dan daun kedondong.

Sebagaimana desa-desa lainnya di Kecamatan Ngluyu, di desa ini sekolah yang ada hanya sampai jenjang sekolah dasar. Sekarang ini ada empat sekolah dasar negeri di Desa Gampeng. Sedangkan untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya harus bergabung ke sekolah menengah di desa ibu kota kecamatannya, yaitu Ngluyu.

Mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Islam.

Kepala Desa: 1. Karto Prawiro / Karto Pawiro (belum ada referensi rentang waktu masa jabatannya) 2. Soedjarwo - dua periode (belum ada referensi rentang waktu masa jabatannya) 3. Panidjan - satu periode (belum ada referensi rentang waktu masa jabatannya) 4. Biono - sekarang (belum ada referensi mulai masa jabatannya)