Nâzik al-Malâikah

Revisi sejak 20 Maret 2020 10.13 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Nâzik al-Malâikah نازك الملائكة

Nâzik al-Malâikah memiliki nama lengkap Nâzik Shâdiq Ja’far al-Malâikah yang lahir pada tanggal 23 Agustus 1923 di Bagdad.

Ia tumbuh dalam lingkungan yang mencintai ilmu dan sastra. Ibunya, Salma Abd al-Razâq, adalah seorang penyair yang memiliki antologi puisi أنشودة المجد, sedangkan bapaknya selain seorang penyair juga seorang guru bahasa dan sastra Arab. Sehingga tidak heran jika ia sudah mulai menyentuh sastra klasik dari kecil. Ia menguasai ilmu nahwu, membaca dan mempelajari sumber-sumber warisan bangsa Arab, baik bidang bahasa maupun sastra. Dirinya sangat antusias dalam belajar hingga ia membaca buku البيان والتبيين yang ditulis oleh al-Jâhizh hanya dalam waktu delapan hari, sementara pada saat itu kondisi matanya sudah tidak membaik. Dirinya sangat merasakan ketakutan ketika ia tidak membaca buku selama delapan jam dalam satu hari.

Penddikan Nâzik al-Malâikah ditempuh pada Fakultas Tarbiyyah dan selesai dengan gelar kesarjanaannya pada tahun 1944. Selelah itu ia melanjutkan ke jenjang magister di Amerika Serikat yang selesai pada tahun 1950 dengan fokus studi sastra bandingan. Sebagai seorang sastrawati, Nâzik al-Malâikah termasuk pembaharu pertama dalam puisi Arab modern dengan memunculkan puisinya الكوليرا pada tahun 1947. Puisi ini muncul bersamaan dengan puisinya Badr Syâkir as-Sayyâb yang berjudul هل كان حبا. Sehingga kedua puisi tersebut dianggap sebagai pendobrak pertama gerakan pembaharuan dalam puisi Arab modern atau yang lebih dikenal dengan puisi bebas (al-Syi’r al-Hurr).

Nâzik al-Malâikah sungguh-sungguh dalam mempelajari bermacam-macam bahasa, seperti; Inggris, Prancis, Jerman, dan Latin. Pada tahun 1954, ia datang yang kedua kalinya ke Amerika Serikat untuk menempuh studi doktoralnya sebagai utusan dari Universitas Irak. Sekembalinya ke Irak, pada tahun 1957, ia menjadi dosen bantuan pada Fakultas Tarbiyah. Setelah itu, dirinya pindah ke Universitas Basrah. Antara tahun 1959-1960, Nâzik al-Malâikah meninggalkan Irak dan menetap di Beirut. Di tempat ini ia meluncurkan karya-karya puisi dan juga kritiknya. Kemudian kembali lagi ke Irak untuk mengajar bahasa dan sastra Arab di Universitas Basrah. Pada tahun 1964, ia diperistri oleh

Dr. ’Abd al-Hâdî Mahbûbah, Rektor Universitas Basrah.

Ia pernah melakukan perjalan ke Kuwait bersama sang suami dan menjadi tenaga pengajar di Universitas Kuwait. Pada tahun 1985, universitas tersebut memberikannya sebuah tanda mata untuk bantuan pengobatannya setelah penyakitnya semakin parah. Dari Kuwait, ia langsung kembali ke Irak dan dari sana ia kemudian terbang ke Kairo untuk menjalani pengobatan medis karena minimnya obat di Irak sebagai dampak dari blokade Amerika. Setelah itu, ia bersama dengan suami dan anak satu-satunya Dr. Barâq akhirnya memutuskan untuk menetap di sana untuk selamanya.

Sepeninggalan suaminya pada tahun 2001, Nâzik al-Malâikah hidup dalam kegoncangan dan ketidaktentuan. Sampai-sampai sebagian surat kabar ada memberitakan tentang kematiannya meski ia masih hidup. Ia telah memperoleh beberapa penghargaan atas prestasinya. Puisi terakhir yang ia tulis adalah puisi yang berjudul أنا وحدي yang merupakan puisi duka atas kepergian sang suami Dr. Mahbûbah.

Karya-karya Nâzik al-Malâikah sebagai berikut.

A. Antologi Puisi

1.عاشقة الليل (1947) 2. شظايا ورماد (1949) 3. قرارة الموجه (1957) 4. شجرة القمر (1968) 5. مأساة الحياة وأغنية للانسان (1970) 6. للصلاة والثورة (1978) 7. ديوان نازك الملائكة

(Beirut: Dâr al-‘Audah, 1971) dalam 2 jilid.

B. Kritk Sastra

1. قضايا الشعر المعاصر (1962) 2. الأدب والغزو الفكري 3. محاضرات في شعر علي محمود طه

C. Studi Ilmiah

1.التجزيئية فى المجتمع العربي

2. (سيكولوجيا الشعر (1993


Sumber: Achmad Atho'illah, Leksikon Sastrawan Arab Modern, Yogyakarta: Datamedia bekerjasama dengan al-Mu'allaqat Centre, 2007.