Keputihan

proses normal setiap bulan, keluarnya cairan bening atau putih dari vagina
Revisi sejak 20 Maret 2020 14.14 oleh Philosophical Zombie Bot (bicara | kontrib) (bentuk baku)

Keputihan atau Fluor Albus atau Leukorea merupakan sekresi vaginal pada wanita. Keputihan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis). Keputihan fisiologis adalah keputihan yang biasanya terjadi setiap bulannya, biasanya muncul menjelang menstruasi atau sesudah menstruasi ataupun masa subur. Keputihan patologis dapat disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Penyebab umum keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil.

Istilah keputihan acap kali digunakan sebagai referensi umum untuk sekresi vaginal, baik yang normal maupun abnormal. Karena tidak ada istilah lain dalam bahasa Indonesia yang umum dipakai untuk sekresi vaginal. Hal ini menimbulkan kerancuan di masyarakat.

Asal keputihan

Leukorea berasal dari:[1]

  1. Vulva.
  2. Vagina.
  3. Servik uteri.
  4. Korpus uteri.
  5. Tuba.

Gejala keputihan

Keputihan normal (fisiologis), sebenarnya tidak berwarna putih dan tidak cocok disebut keputihan, banyak dipengaruhi oleh sistem hormonal, sehingga banyak sedikitnya sekret/cairan vagina sangat bergantung pada siklus bulanan dan stress yang juga dapat mempengaruhi siklus bulanan itu sendiri.

  • Cairan sekresi berwarna bening, tidak lengket dan encer.
  • Tidak mengeluarkan bau yang menyengat.
  • Gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid dan tanda masa subur pada wanita tertentu.
  • Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh plasenta atau uri.
  • Gadis muda kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.
  • Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.
  • Pada wanita hamil keputihan lebih sering timbul, karena pada ssat wanita hamil, maka kekebaln tubuhnya akan menurun.
  • Pada waktu menopause dimana keseimbangan hormonalnya terganggu.
  • Pada orang tua dimana kekebalan tubuhnya sudah menurun dapat pula timbul Keputihan

Keputihan abnormal (patologis)

  • Keluarnya cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih kehijauan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, lengket dan kadang-kadang berbusa.
  • cairan ini mengeluarkan bau yang menyengat.
  • Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya serta dapat mengakibatkan iritasi pada vagina.
  • Merupakan salah satu ciri-ciri penyakit infeksi vagina yang berbahaya seperti HIV, Herpes, Candyloma.

Penyebab keputihan

Penyebab keputihan secara umum adalah:

  • Ketidakseimbangan hormon
  • Gejala suatu penyakit tertentu
  • Rusaknya keseimbangan biologis dan keasaman (pH) lingkungan vagina.

Hal-hal yang bisa terjadinya infeksi

  • Sering memakai tissue saat membasuh bagian kewanitaan, sehabis buang air kecil maupun buang air besar
  • Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis (bukan katun), sehingga berkeringat dan memudahkan timbulnya jamur
  • Sering menggunakan toilet umum yg kotor
  • Tidak mengganti panty liner
  • Membilas vagina dari arah yang salah, yaitu dari arah anus ke arah depan vagina
  • Sering bertukar celana dalam/handuk dengan orang lain
  • Kurang menjaga kebersihan vagina
  • Kelelahan yang amat sangat
  • Stres
  • Tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi
  • Sering membasuh vagina, yang harus dibasuh adalah vulva (bagian yang menggembung) dan bukan vaginanya
  • Tidak mejalani pola hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olahraga, tidur kurang)
  • Lingkungan sanitasi yang kotor.
  • Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat.
  • Sering berganti pasangan dalam berhubungan seks
  • Kadar gula darah tinggi
  • Sering menggaruk vagina

Sedangkan dengan memperhatikan cairan yang keluar, kadang-kadang dapat diketahui penyebab keputihan.

  • Infeksi kencing nanah, misalnya, menghasilkan cairan kental, bernanah dan berwarna kuning kehijauan.
  • Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh kanker.
  • Keputihan akibat jamur Candida albicans, Keputihan jenis ini memiliki ciri-ciri warna putih seperti susu,cairan kental,  bau tak sedap dan sangat gatal, terkadang dapat menimbulkan radang pada vagina sehingga kelihatan kemerahan.
  • Keputihan akibat bakteri Vaginosis atau Gardnerella, Keputihan jenis ini memiliki ciri-ciri warna abu-abu, tidak terlalu kental,  cairan berbuih, mengeluarkan bau yang amis, dan gatal yang mengganggu.
  • Keputihan akibat parasit Trichomonas vaginalis, Keputihan jenis ini memiliki ciri-ciri warna kehijauan atau kuning,  cairan berbuih dan bau amis, tidak menimbulkan gatal, tetapi saat ditekan, vagina akan terasa sakit. keputihan ini dapat ditularkan melalu hubungan seks yang tidak sehat, perlengkapan kamar mandi atau kloset.
  • Keputihan akibat virus, Keputihan jenis ini dapat diakibatkan oleh virus, HIV, Herpes atau Candyloma. keputihan yang diakibatkan oleh jenis ini dapat memicu kanker rahim, pada keputihan herpes biasanya disertai tanda-tanda herpes seperti luka yang melepuh, sedangkan pada keputihan candyloma disertai tanda-tanda candyloma berupa kutil-kutil yang tumbuh di vagina atau rahim. Penyakit herpes atau candyloma terkadang tidak terdeteksi secara dini, karena umumnya tanda-tandanya tidak mudah terlihat, karena muncul di dalam vagina.

Pengobatan

Dokter sering kali memerintahkan pasien datang ke Laboratorium Klinik untuk dilakukan kultur terhadap ambilan sekret keputihan. Dari biakan kultur, dapat diketahuinya antibiotik yang tepat untuk mengobatinya, terutama untuk E. coli, Klebsiela sp dan Pseudomonas sp yang sering resiten terhadap beberapa jenis antibiotik tertentu. Resistensi ini dapat berubah-ubah sejalan dengan waktu dan dapat berbeda resistensinya pada orang yang berlainan.

Kadang-kadang keputihan dapat juga bersamaan dengan Infeksi saluran kemih, karena itu perlu dibedakan apakah hanya keputihan saja atau keduanya. Jika sulit buang air kecil atau terasa anyang-anyangan atau merasa ada air seni yang tertinggal atau merasa tidak tuntas, maka ini adalah tanda kemungkinan terjadinya infeksi saluran kemih. Jika juga disertai dengan adanya keputihan, maka bisa ditangani oleh Dokter Spesialis Urologi (SpU). Jika hanya keputihan saja dapat ke Dokter Spesialis Kandungan (SpOG), Dokter Spesialis Penyakit Dalam (SpPD) atau dokter umum. Dengan hasil kultur, dokter akan mengobati penyakit dengan antibiotik yang sesuai.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Keputihan, Penjelasan keputihan oleh mbak Lusa