Pandemi Covid-19 di Britania Raya
Pandemi koronavirus adalah pandemi yang disebabkan koronavirus (COVID-19) dan menyerang sistem pernafasan. Pandemi ini mulai muncul di Hubei, Republik Rakyat Tiongkok pada November 2019. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian mengumumkan pandemi koronavirus sebagai pandemi dunia[4], dengan Eropa sebagai episentrum pandemi ini. Di Inggris, kasus Covid-19 pertama kali dikonfirmasi pada 31 Januari 2020 ketika sebuah keluarga berkebangsaan Tiongkok menginap di sebuah hotel di York[5][6].
Penyakit | COVID-19 |
---|---|
Galur virus | SARS-CoV-2 |
Lokasi | Inggris |
Kasus pertama | York, North Yorkshire |
Tanggal kemunculan | 31 Januari 2020 (4 tahun, 9 bulan, 2 minggu dan 1 hari) |
Asal | Wuhan, Hubei, China |
Kasus terkonfirmasi | 3,983[3] |
Kasus sembuh | 79[3] |
Kematian | 177[nb 1][3] |
Situs web resmi | |
'Coronavirus (COVID-19): latest information and advice' at www.gov.uk[nb 2] |
Kronologi
Kasus-kasus awal
Kasus pertama infeksi koronavirus di Inggris dialami oleh dua orang dalam sebuah keluarga berkewarganegaraan Republik Rakyat Tiongkok yang sedang menginap di sebuah hotel di York yang salah satunya merupakan mahasiswa University of York. Setelah dikonfirmasi sebagai pasien positif COVID-19 pada 31 Januari 2020, mereka kemudian dipindahkan dari Hull University Teaching Hospital ke fasilitas isolasi khusus di High Consequence Infectious Diseases Unit di Newcastle upon Tyne[7][6].
Pada hari yang sama, misi evakuasi warga negara Inggris dari Wuhan juga telah sampai di RAF Brize Norton. Dari 83 orang yang dievakuasi tidak menunjukkan gejala-gejala terinfeksi, meski demikian mereka tetap dikarantina di sebuah blok perumahan karyawan Arrowe Park Hospital di Wirral[8].
Proses evakuasi ini menuai beragam reaksi dan melalui proses perdebatan panjang sebelumnya apakah pemerintah harus mengevakuasi warga negara Inggris dari daerah paling terdampak saja di Tiongkok atau tidak sama sekali untuk menghalau persebaran virus di daratan Britania Raya, beberapa pihak seperti Emily Thornberry dari Partai Buruh mengkritik pemerintahan Boris Johnson yang terkesan lambat dalam menentukan sikap terhadap warga negara Inggris di Tiongkok[9] tak seperti negara lain yang lebih dulu dan lebih sigap memulangkan warganya dari daerah terdampak seperti pemerintah Jepang, Prancis, dan Spanyol. Beberapa warga negara Inggris di Wuhan telah dikabari bahwa mereka dapat dievakuasi, namun pasangan atau anak-anak dengan paspor Tiongkok tidak bisa, wacana ini kemudian dibatalkan yang mengakibatkan masih ada beberapa warga negara Inggris yang tertinggal dari proses evakuasi tersebut[8].
Penyebaran
Sepanjang bulan Februari, Britania Raya mulai memasuki masa persebaran virus yang lebih masif dari sebelumnya. Kasus ketiga COVID-19 dikonfirmasi di Brighton pada 6 Februari, seorang pria paruh baya terdeteksi terinfeksi virus dalam perjalanannya di Singapura, sebelum kembali ke Inggris pada 28 Januari, ia juga sempat mengunjungi wahana hiburan ski di Haute-Savoie, Prancis, penyelidikan selanjutnya juga mengonfirmasi bahwa ia turut menulari 6 orang kerabatnya dalam kunjungannya di Prancis dan sekaligus menjadi kasus infeksi COVID-19 pertama yang dialami warga negara Inggris[10]. Segera setelah kasus ini muncul, pemerintah Inggris mengimbau warga negaranya yang pulang dari negara-negara terdampak seperti Tiongkok, Jepang, Hong Kong, Makau, Malaysia, Korea Selatan, Singapura, Taiwan, Thailand dengan gejala flu seperti demam, batuk, dan gangguan pernafasan, untuk mengisolasi diri sendiri selama 14 hari dan menghubungi nomor darurat 111[11].
Pada 10 Februari, kasus positif COVID-19 bertambah menjadi 8 kasus di Inggris yang dikonfirmasi masih berhubungan dengan pasien di Brighton[12][13]. Pada hari yang sama sekretaris State for Health and Social Care mengumumkan Regulasi Proteksi Kesehatan 2020 yang isinya memberi wewenang kepada petugas kesehatan untuk mengisolasi penderita maupun mereka yang berisiko tinggi terinfeksi[14], aturan ini juga memandatkan Arrowe Park Hospital, Merseyside, Hotel Kents Hill Park, dan Milton Keynes menjadi unit isolasi[15]. Sehari kemudian, kasus kesembilan sekaligus kasus pertama dikonfirmasi di London[16].
Referensi
- ^ "UK Countries". Diakses tanggal 20 March 2020.
- ^ "NHS Regions". Diakses tanggal 20 March 2020.
- ^ a b c "Total UK cases COVID-19 Cases Update". gisanddata.maps.arcgis.com. Public Health England. Diakses tanggal 17 March 2020.
- ^ "WHO Director-General's opening remarks at the media briefing on COVID-19 - 11 March 2020". www.who.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-14.
- ^ "Number of coronavirus (COVID-19) cases and risk in the UK". GOV.UK (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-14.
- ^ a b Brown, Tom Ball, Charlotte Wace | Chris Smyth, Whitehall Editor | David. "Hunt for contacts of coronavirus-stricken pair in York" (dalam bahasa Inggris). ISSN 0140-0460. Diakses tanggal 2020-03-14.
- ^ Moss, Peter; Barlow, Gavin; Easom, Nicholas; Lillie, Patrick; Samson, Anda (2020-03). "Lessons for managing high-consequence infections from first COVID-19 cases in the UK". The Lancet (dalam bahasa Inggris). 395 (10227): e46. doi:10.1016/S0140-6736(20)30463-3.
- ^ a b "Evacuated Britons arrive at quarantine facility". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2020-01-31. Diakses tanggal 2020-03-21.
- ^ "Pressure on PM to evacuate Brits from China over killer coronavirus". Evening Standard (dalam bahasa Inggris). 2020-01-27. Diakses tanggal 2020-03-21.
- ^ Boseley, Sarah; Campbell, Denis; Murphy, Simon (2020-02-06). "First British national to contract coronavirus had been in Singapore". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2020-03-21.
- ^ "COVID-19: guidance for staff in the transport sector". GOV.UK (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-21.
- ^ "Coronavirus closes Brighton GP practice". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2020-02-11. Diakses tanggal 2020-03-21.
- ^ "Chief Medical Officer for England announces 4 further coronavirus cases". GOV.UK (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-21.
- ^ Mahase, Elisabeth (2020-02-10). "Coronavirus: NHS staff get power to keep patients in isolation as UK declares "serious threat"". BMJ (dalam bahasa Inggris). 368. doi:10.1136/bmj.m550. ISSN 1756-1833. PMID 32041792.
- ^ Mahase, Elisabeth (2020-02-10). "Coronavirus: NHS staff get power to keep patients in isolation as UK declares "serious threat"". BMJ (dalam bahasa Inggris). 368. doi:10.1136/bmj.m550. ISSN 1756-1833. PMID 32041792.
- ^ "Ninth coronavirus case found in UK". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2020-02-12. Diakses tanggal 2020-03-21.
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "nb", tapi tidak ditemukan tag <references group="nb"/>
yang berkaitan