Musik Yaeyama
Musik Yaeyama adalah genre musik tradisional yang berkembang di Kepulauan Yaeyama di Prefektur Okinawa, Jepang. Musik Yaeyama memiliki keunikan tersendiri dari kawasan lain di wilayah Prefektur Okinawa. Musik memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari di Yaeyama.
penciptaan musik tradisional di Yaeyama moderen sebagian besar didasarkan pada repertoar yang dibentuk pada tahun-tahun sistem nintouzei serta divisi musik tradisional ke dalam sub-genre mencerminkan struktur sosial di Yaeyama sebelum abad ke-20. Genre yang berkaitan dengann kelas petani tua, sebagian besar ditampilkan tanpa alat musik, atau pemukul genderang pelengkap (taiko/teeku) dan gong (kane) dalam nyanyian ritual, sering dideskripsikan menggunakan istilah koyou (harfiah "lagu kuno"). Istilah koyou pertama kali digunakan oleh ahli bahasa Miyara Tousou dalam buku berjudul Yaeyama Koyou (1928).
Pemakaian istilah koyou juga diaplikasikan untuk musik kontemporer di kawasan lain di Jepang. Namun, koyou khas Yaeyama memiliki konotasi lagu-lagu yang tak diiringi alat musik yang tidak pernah diadaptasikan untuk pertunjukkan panggung. Salah satu sub-genre terpenting dari koyou adalah yunta atau jiraba. Yunta / jiraba dinyanyikan oleh para petani saat sedang melakukan pekerjaan bersama dan sering menceritakan tentang kehidupan sehari-hari di bawah sistem nintouzei. Juga terdapat banyak lagu ritual yang serupa (ayou) yang masih menjadi bagian penting upacara di permukiman dan pertanian Yaeyama. Genre koyou mengandung lagu-lagu yang jarang ditampilkan seperti sub-genre pengulangan "yungutu". Selain itu terdapat juga lagu-lagu berulang yang dikenal dengan nama kanfutsii.
Selain genre koyou dari kelas petani, terdapat genre musik yang berasal dari kalangan bangsawan bernama fushiuta, minyou, dan koten minyou yang selalu ditampilkan bersama alat musik dawai sanshin. Pemakaian sanshin di Yaeyama dulu merupakan penanda status kekayaan. Hanya kalangan bangsawan yang punya waktu luang untuk mempelajari sanshin. Kontras dengan gaya koyou, yang banyak berkisar dalam ritual dan pertanian, fushiuta diciptakan sebagai sarana hiburan dan pembelajaran untuk kalangan yang lebih punya banyak waktu senggang. Fushiuta telah dinotasikan menggunakan kunkunshi sejak akhir abad ke-19.