Hansel dan Gretel

Revisi sejak 24 Maret 2020 07.09 oleh Kamila.jasmine (bicara | kontrib) (Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Hansel and Gretel")

Alur Cerita

Hansel dan Gretel adalah cerita dengan latar belakang waktu Jerman abad pertengahan. Keduanya merupakan anak dari seorang pemotong kayu yang miskin. Ketika kelaparan besar melanda wilayah tempat tinggal mereka, sang ibu tiri memutuskan untuk membuang Hansel dan Gretel ke dalam hutan belantara dan meninggalkannya disana sehingga ia dan suaminya tidak akan mati kelaparan. Ayah dari kedua bersaudara awalnya tidak tega untuk membuang anaknya sendiri, tetapi kemudian, karena kelemahan hatinya, ia tidak bisa melawan istrinya. Hal ini telah didengar oleh Hansel dan Gretel sebelum mereka tertidur. Setelah kedua orang tuanya tidur, Hansel diam-diam keluar dan mengumpulkan kerikil putih sebanyak yang ia mampu.

Keesokan harinya, Hansel dan Gretel beserta orang tuanya pergi ke hutan. Secara diam-diam, Hansel menjatuhkan kerikil yang telah ia kumpulkan dan membentuk sebuah penunjuk jalan pulang. Sang ayah menyalakan api untuk kedua bersaudara, sementara ia mencari kayu di hutan. Setelah beberapa saat, mereka menyadari bahwa ayah mereka tidak kunjung datang. Gretel mulai menangis, tetapi Hansel berusaha meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja. Ketika malam tiba, cahaya bulan terpantul dari kerikil putih yang sebelumnya dijatuhkan oleh Hansel sepanjang jalan. Mereka mengikuti kerikil itu dan berhasil sampai dirumah keesokan harinya. Ayah mereka merasa lega dan senang, kemudian memarahi diri sendiri karena telah meninggalkan mereka di hutan.

Beberapa waktu berlalu dan kelaparan kembali melanda. Kali ini, sang ibu tiri kembali memaksa ayah Hansel dan Gretel untuk membuang mereka ke hutan. Ia bahkan mengunci pintu rumah di malam hari sehingga Hansel tidak bisa mencari kerikil putih seperti sebelumnya. Hansel yang cerdik tidak kehabisan akal, ia membangi roti menjadi beberapa remah roti dan menyebarkannya di sepanjang jalan. Sayangnya, burung-burung memakan remah roti itu sehingga mereka tidak menemukan jalan pulang. Setelah mencari dan berjalan cukup lama, mereka menemukan rumah di tengah hutan yang terbuat dari roti, kue, dan gula.

Melihat rumah yang terbuat dari berbagai macam manisan, Hansel dan Gretel lantas memakan rumah itu karena mereka sangat lapar. Saat mereka sedang asyik mengunyah, seorang penyihir keluar dan mengundang mereka masuk. Ia menjadi sosok yang ramah dan menawarkan makanan serta tempat untuk berlindung. Setelah memberi mereka makan, penyihir itu menjebak Hansel dan Gretel, kemudian memaksa mereka melakukan pekerjaan rumah setiap hari. Sang penyihir terus menerus memberi makan agar Hansel dan Gretel bertambah gemuk. Penyihir itu berniat memakan Hansel dan Gretel.

Setelah beberapa lama, penyihir itu memutuskan bahwa hari ini adalah hari yang tepat untuk memakan kedua bersaudara. Gretel telah menyiapkan oven yang menyala untuk dirinya serta air yang mendidih untuk memasak Hansel. Penyihir itupun menyuruh Gretel untuk masuk ke dalam oven. Gretel yang mengetahui niat jahat penyihir pun menipunya dengan mengatakan bahwa ia tidak tahu bagaimana caranya masuk ke dalam oven. Karena kesal dan merasa bahwa Gretel bodoh, penyihir itu mencontohkan bagaimana seharusnya ia masuk ke dalam oven. Sang penyihir mendekatkan badannya ke oven, dan saat itulah Gretel mendorongnya masuk dan menutup pintu oven, kemudian kedua bersaudara itu kabur meninggalkan penyihir itu terbakar hidup-hidup. Mereka juga menemukan semacam harta karun dan mengambil sebagian perhiasan untuk dibawa pulang. Mereka sampai dirumah dengan selamat dan mendapat kabar bahwa ibu tirik mereka telah tiada dengan sebab yang tak diketahui, dan ayah mereka tidak pernah bahagia sejak mereka meninggalkan rumah. Keluarga itu hidup bahagia selamanya dengan kekayaan yang mereka dapatkan.