Sunat dan HIV

Revisi sejak 31 Maret 2020 00.18 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: Mengganti kategori yang dialihkan HIV/AIDS menjadi AIDS)

Sunat pada laki-laki mengurangi risiko penularan HIV dari wanita ke pria.[1][2] Pada tahun 2011, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan United Nations Programme on HIV/AIDS ( UNAIDS ) menyatakan bahwa sunat laki-laki manjur untuk mencegah HIV jika dilakukan oleh para profesional medis dengan kondisi yang aman.[3][4][5] Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyatakan bahwa sunat mengurangi risiko pria tertular HIV dan infeksi menular seksual (IMS) lainnya dari pasangan wanita yang terinfeksi. [6]

Hasil meta-analisis terhadap lima belas penelitian yang mengamati laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki tidak menemukan cukup bukti bahwa sunat laki-laki melindungi mereka dari infeksi HIV atau penyakit menular seksual lainnya.[7] CDC menyimpulkan, "Belum ada data yang meyakinkan untuk membantu menentukan apakah sunat laki-laki akan berdampak terhadap risiko HIV bagi laki-laki yang melakukan seks anal dengan pasangan perempuan atau laki-laki, baik itu pihak yang memasukkan ataupun yang menerima."[6]

Namun, hasil tinjauan dari tahun 2017 dan 2011 menemukan beberapa bukti bahwa sunat membantu mengurangi risiko HIV pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.[8][9]

Mekanisme aksi

Bukti dari percobaan mendukung teori bahwa sel Langerhans (bagian dari sistem kekebalan tubuh manusia) di kulup penis dapat menjadi sumber masuknya virus HIV. [10] Dengan disunatnya kulup tersebut, pintu masuk utama bagi HIV juga dihilangkan.

Referensi

  1. ^ "Male circumcision and HIV infection risk". World Journal of Urology (Review). 30 (1): 3–13. February 2012. doi:10.1007/s00345-011-0696-x. PMID 21590467. 
  2. ^ Siegfried, Nandi, ed. (April 2009). "Male circumcision for prevention of heterosexual acquisition of HIV in men". The Cochrane Database of Systematic Reviews (Review) (2): CD003362. doi:10.1002/14651858.CD003362.pub2. PMID 19370585. 
  3. ^ "Male circumcision: Global trends and determinants of prevalence, safety and acceptability" (PDF). World Health Organization. 2007. Diakses tanggal 2009-03-04. 
  4. ^ "New Data on Male Circumcision and HIV Prevention: Policy and Programme Implications" (PDF). World Health Organization. March 28, 2007. Diakses tanggal 2007-08-13. 
  5. ^ "WHO and UNAIDS announce recommendations from expert consultation on male circumcision for HIV prevention". World Health Organisation. March 2007. 
  6. ^ a b "Male Circumcision". Centers for Disease Control and Prevention. 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-21. 
  7. ^ "Circumcision status and risk of HIV and sexually transmitted infections among men who have sex with men: a meta-analysis". JAMA (Meta-analysis). 300 (14): 1674–84. October 2008. doi:10.1001/jama.300.14.1674. PMID 18840841. 
  8. ^ "Male circumcision for the prevention of human immunodeficiency virus (HIV) acquisition: a meta-analysis". BJU International. 121 (4): 515–526. April 2018. doi:10.1111/bju.14102. PMID 29232046. 
  9. ^ "Male circumcision for prevention of homosexual acquisition of HIV in men". The Cochrane Database of Systematic Reviews (6): CD007496. June 2011. doi:10.1002/14651858.CD007496.pub2. PMID 21678366. 
  10. ^ "Male circumcision for HIV prevention: current research and programmatic issues". AIDS (Randomized controlled trial). 24 Suppl 4: S61–9. October 2010. doi:10.1097/01.aids.0000390708.66136.f4. PMC 4233247 . PMID 21042054.