Trans TV

Jaringan televisi di Indonesia

Trans TV adalah sebuah stasiun televisi swasta nasional di Indonesia yang dimiliki oleh Trans Media. Dengan moto Milik Kita Bersama, konsep tayang stasiun ini tidak banyak berbeda dengan stasiun swasta lainnya. Trans TV adalah anak perusahaan dari Trans Media. Kantor pusat stasiun ini berada di Gedung Trans TV, Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan. Direktur Utama Trans TV saat ini adalah Atiek Nur Wahyuni yang juga merupakan Direktur Utama Trans7. Pada tahun 2017, Trans TV memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Piala Dunia 2018 Rusia, bersama Trans7 dan Transvision.[1]

Trans TV
Logo Trans TV sejak 15 Desember 2013
Kantor pusatJl. Kapten Tendean Kav 12-14 A, Mampang Prapatan, Jakarta, Indonesia
SloganMilik Kita Bersama
PemilikTrans Corp (2001-2013)
Trans Media (2013-sekarang)
Kantor Trans Media di Jakarta

Sejarah

 
Logo pertama Trans TV saat siaran percobaan yang dipakai dari Oktober 1998 hingga 15 Desember 2001. Selanjutnya logo ini dipakai sebagai logo perusahaan hingga 15 Desember 2005
 
Logo Trans TV yang dipakai di layar kaca televisi dari 10 November 2001 hingga 15 Desember 2013
 
Logo kedua Trans TV yang dipakai dari 15 Desember 2001 hingga 15 Desember 2005

Trans TV memperoleh izin siaran pada bulan Oktober 1998. Trans TV memulai siaran percobaan pada tanggal 1 Desember 2001 mulai pukul 16:00 WIB di wilayah Jakarta (29 UHF), Bandung (42 UHF), Semarang (29 UHF), Yogyakarta (24 UHF), Solo (24 UHF), Surabaya (22 UHF) dan Medan (27 UHF). Transvaganza ditayangkan dari 1 Desember 2001 sampai 14 Desember 2001.

Trans TV resmi memulai beroperasi siaran perdana debut mengudara pertama kalinya diluncurkan secara komersial nasional pada 15 Desember 2001 pukul 17:00 WIB dan stasiun ini pertama kali mengudara dalam bentuk siaran resmi di 7 kota besar di Indonesia meliputi di wilayah Jakarta (29 UHF), Bandung (42 UHF), Semarang (29 UHF), Yogyakarta (24 UHF), Solo (24 UHF), Surabaya (22 UHF) dan Medan (27 UHF). Peresmian Trans TV dengan mengawali siaran langsung launching dari Gedung Trans TV, Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12-14 A, Mampang Prapatan, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan mulai tepatnya sejak sekitar pukul 17:00 WIB memulai acara pertamanya disebut Siaran Langsung Special Launching Televisi Transformasi Indonesia. Peresmian Trans TV dilaksanakan di Gedung Trans TV, Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12-14 A, Mampang Prapatan, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, dan ditayangkan secara langsung di Trans TV mulai pukul 19:00 WIB dengan acara diberi nama Siaran Langsung Special Launching Trans TV dan merupakan contoh program-program Trans TV yang dapat diikuti pemirsa setiap minggu mulai 18 Desember 2001 hingga 28 Februari 2002.

Trans TV memulai siaran perdana resmi mengudara diluncurkan pertama kalinya secara nasional sejak Sabtu, 15 Desember 2001 mulai tepatnya sejak sekitar pada pukul 17:00 WIB.
17:00 Siaran Langsung Special Launching Televisi Transformasi Indonesia
17:30 Ngarubit Ramadhan (Langsung)
17:50 Selebriti Ramadhan (Langsung)
18:30 Video Musik Ramadhan
19:00 Siaran Langsung Special Launching Trans TV
21:00 Film Seri: "John Woo's Once a Thief"
22:00 Film Seri: "Rough Riders"
23:00 Liga Spanyol Trans TV Highlights
23:30 Film Cerita: "Grand Theft Auto V"
01:30 Documentary Surviving the Wild
02:30 Siaran Langsung Liga Spanyol Trans TV: Villarreal CF vs FC Barcelona
 
Logo ini adalah penyegaran dari logo pertama dan logo kedua, dipakai dari 15 Desember 2005 hingga 15 Desember 2013

Trans Media, sebagai media terdepan di Indonesia yang selalu konsisten menghadirkan karya penuh inovasi dan menjadi trendsetter untuk Indonesia lebih baik telah memiliki identitas baru.

Minggu, 15 Desember 2013 Trans TV meluncurkan logo baru bersamaan dengan ulang tahun Trans Media yang ke-12. Logo dengan simbol "Diamond A" ditengah kata Trans TV merefleksikan kekuatan dan semangat baru yang memberikan inspirasi bagi semua orang didalamnya untuk menghasilkan karya yang gemilang, diversifikasi konten atau keunikan tersendiri serta kepemimpinan yang kuat.

Masing-masing warna dalam logo ini memiliki makna dan filosofi. Warna kuning sebagai cerminan warna keemasan pasir pantai yang berbinar dan hasil alam nusantara sekaligus melambangkan optimisme masyarakat Indonesia. Sedangkan rangkaian warna hijau menggambarkan kekayaan alam Indonesia yang hijau dan subur, serta memiliki ketangguhan sejarah bangsa. Warna biru melambangkan luasnya cakrawala dan laut biru sekaligus menggambarkan kekuatan generasi muda bangsa Indonesia yang handal dan memiliki harapan tinggi. Yang terakhir adalah rangkaian warna ungu, menggambarkan keagungan dan kecantikan budaya dan seni bangsa Indonesia yang selalu dipuja dan dihargai sepanjang masa.

Semua rangkaian warna yang mengandung makna cerita didalamnya, menyatu dengan serasi dan membentuk simbol yang utuh, kuat dan bercahaya di dalam berlian berbentuk A ini. Sehingga bisa dipahami makna dari logo baru Trans TV ini menjadi tanda yang menyuarakan sebuah semangat dan perjuangan untuk mencapai keunggulan yang tiada banding mulai dari sekarang hingga masa mendatang.

Acara

Jangkauan siaran

Saat ini, jangkauan siaran Trans TV mencakup beberapa wilayah di Indonesia, yaitu:

Direksi

Daftar direktur utama

No. Nama Awal jabatan Akhir jabatan
1 Ishadi Soetopo Kartosapoetro 1999 2008
2 Wishnutama 2008 2012
3 Chairul Tanjung 2012 2013
4 Atiek Nur Wahyuni 2013 sekarang

Direksi saat ini

Nama Jabatan
Atiek Nur Wahyuni Direktur Utama
Atiek Nur Wahyuni Direktur Penjualan dan Pemasaran
Warnedy Direktur Keuangan dan Sumber Daya
Latif Harnoko Direktur Operasional [2]

Kontroversi

Perselisihan dengan TPI di Purwokerto

Trans TV pernah mengajukan permohonan untuk mengudara di Purwokerto menggunakan kanal 43 UHF (647,25 MHz) karena sejak hampir sekitar setahun ini masyarakat di sekitar Purwokerto tidak dapat menikmati layanan Trans TV, tetapi kanal tersebut digunakan untuk TPI (sekarang MNCTV) berdasarkan surat izin No. 00781311-000SU/202006 yang berlaku sampai 31 Januari 2007.

Sebelumnya, Trans TV berani menyediakan layanan televisi bagi masyarakat di sekitar Purwokerto setelah memperoleh izin dari Gubernur Jawa Tengah tentang perluasan jangkauan siaran Trans TV di Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Tegal (6 Januari 2003). Surat persetujuan serupa sebelumnya juga telah diberikan secara berturut-turut oleh Bupati Banyumas (20 November 2002) dan Bupati Purbalingga (27 November 2002).

Pada tahun 2005, Kepala Balai Monitoring Frekuensi Radio dan Orbit Satelit Semarang berdasarkan hasil monitoring langsung yang diadakan di Purwokerto pada tanggal 20 September 2005, kanal 43 UHF di Purwokerto ternyata digunakan oleh Trans TV.

Hal tersebut membuat Trans TV mendapat peringatan dari Dirjen Postel pada 21 April 2006 karena Trans TV tidak memiliki izin resmi untuk mengudara di Purwokerto dan Sekitarnya. Namun, pada waktu itu Trans TV masih mengudara di Purwokerto menggunakan kanal yang sama (43 UHF), sehingga masyarakat disana tidak dapat menerima Trans TV dan TPI dengan gambar yang jelas.

Kemudian pada September 2007, Dirjen Postel memberi peringatan final untuk Trans TV karena Trans TV masih bersiaran di Purwokweto menggunakan kanal yang sama yang sebelumnya telah diberikan kepada TPI oleh Ditjen Postel. Hal tersebut dapat diselesaikan dengan penertiban frekuensi secara nasional.[3]

Mengenai tayangan Adzan Maghrib

Sejak 2012, tayangan Adzan Maghrib di Trans TV hanya dapat disaksikan melalui antena UHF di beberapa kota menurut waktu sholat di wilayah setempat/daerah stasiun relai yang bersangkutan (khususnya di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan Semarang). Tayangan Adzan Maghrib Jakarta tidak dapat disaksikan di luar Jabodetabek dan dijeda siaran nasional saat menayangkan Adzan Maghrib lokal, ataupun diganti dengan promo program Trans TV.

Di Bali, Trans TV tidak menyiarkan Adzan Maghrib sama sekali, tetapi Trans TV menyiarkan tayangan Puja Tri Sandya, bersama Trans7.

Lihat pula

Referensi

Pranala luar