Gemala Hatta

pegawai di Universitas Indonesia (Kesehatan Masyarakat)

Dr. Dra. Gemala Rabi'ah Hatta, MRA., M.Kes. (lahir 2 Maret 1952) adalah putri kedua dari mantan Wakil Presiden RI yang pertama, Mohammad Hatta dan Rahmi Hatta.

Gemala Hatta
Informasi pribadi
Lahir
Gemala Rabi'ah Hatta

2 Maret 1952 (umur 72)
Indonesia Jakarta, DKI Jakarta, [[Igsggryreteuefuwfeue ndonesia]]
KebangsaanIndonesia
HubunganMeutia Hatta (kakak)
Halida Hatta (adik)
Gustika Fardani Jusuf (keponakan)
Anak1
Orang tuaMohammad Hatta dan Rahmi Hatta
AlmamaterSMA Santa Ursula Jakarta
School of Medical Record Administration, Sydney, Australia
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara RI
Universitas Indonesia
ProfesiProfesional
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Pendidikan

  • Pada tahun 1970, dia menamatkan masa SMAnya di SMA Santa Ursula, Jakarta
  • Pada tahun 1976, meraih gelar MRA dari School of Medical Record Administration, Sydney, Australia; beasiswa Colombo Plan.
  • Melanjutkan kembali pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara RI,lulus tahun 1983, meraih gelar (S-1)
  • Melanjutkan (S-2) di Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, lulus tahun 1994
  • Terakhir pada tahun 2002, berhasil meraih gelar doktor [lulus Cum Laude] dari FKM-UI (jurusan Biostatistik)

Karier

Nasional

Sejak 1976 sampai 2017 bekerja sebagai PNS Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pangkat dan golongan ruang Pembina Utama Muda/IV C-Lektor, eselon II A. Pensiun dengan Pangkat dan golongan ruang Pembina Utama Madya/IV D-Lektor Kepala - Associate Professor. Memiliki NIDK (Nomor Induk Dosen Khusus)

Internasional

Sejak 2001 sampai sekarang Honorary Member American Health Information Management (AHIMA) Chicago, Amerika Serikat. [Catatan: Sejak berdirinya organisasi ini tahun 1928 hanya sedikit orang asing yang telah menerima Honorary Membership ini. Untuk Indonesia baru dia.]. Kemudian tahun 2007 hingga 2010 menjadi Regional Director untuk International Federation on Health Records Organization (IFHRO) kawasan Asia Tenggara (11 negara). IFHRO sejak 2010 berganti nama dengan IFHIMA [Catatan: Sejak tahun 1968, IFHRO SEAR diaktifkan dengan Gemala Hatta sebagai Regional Director yang pertama]. Kini Gemala Hatta menjabat sebagai Presiden Alumni APEC Women Information Community untuk 16 negara. Pada tahun 2007 hingga 2010 dipilih menjadi Regional Director untuk International Federation on Health Records Organizations (IFHRO) kawasan Asia Tenggara (SEAR - 11 negara). [Catatan: Sejak tahun 1968, IFHRO SEAR diaktifkan dengan Gemala Hatta sebagai Regional Director yang pertama]. Sejak 2010 IFHRO berganti nama dengan IFHIMA atau International Federation on Health Information Management Associations . Dalam voting 23 negara anggota IFHIMA pada Kongres 19 di Dubai bulan November 2019, Gemala diangkat kembali untuk ke dua kalinya menjadi Regional Director IFHIMA untuk SEAR periode 2019-2022.

Kegiatan dan Prestasi

Sebagai pembicara di berbagai kongres dan seminar di dalam dan luar negeri.

Gemala Hatta mengeluarkan konsep Hatta Method berdasarkan disertasinya. Ia mengupayakan peningkatan analisis rekam medis dengan menemukan cara penganalisisan kualitatif rekam medis ketingkat aspek medis dengan menggunakan berbagai indikator profesi medis. Ia menggabungkan analisis itu ke dalam multi variate - rotasi bertingkat faktor analisis sehingga menghasilkan formulir rekam medis yang diandalkan. Konsep ini terbukti dapat digunakan untuk semua jenis morbiditas dan kegiatan fisikal terapi termasuk Orthotik Prostetik. Konsepnya sudah ditayangkan dan dipresentasikan di Amerika Serikat (2004), Cape Town (2015), Tokyo (2016), Dubai (2019).

Di dalam negeri, di antaranya, sejak tahun 1976 sampai sekarang memberi pelatihan/ seminar/ pembicara seputar manajemen rekam medis (Manajemen Informasi Kesehatan).

Prestasi yang sudah diraih yaitu merintis pengembangan pendidikan manajemen rekam medis di Indonesia. Bermula dengan mendirikan sekolah D-3 Medical Record (Rekam Medis) 1989 dan kini sudah ada 57 total program D-3, D4 S-1 di berbagai provinsi di Indonesia. Tahun 1978-1986 mendirikan berbagai Bagian Rekam Medis dan Informasi Kesehatan di RS Kusta, Harapan Kita, Islam Cempaka Putih, dan Sarjito Yogyakarta. Sistemnya sudah menyebar ke seluruh rumah sakit dan Puskesmas di Indonesia. Sejak 1978 sampai sekarang mengadakan berbagai pelatihan di bidang manajemen informasi kesehatan (rekam medis). Mendirikan Perhimpunan Profesional Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia, dan 1989-1999 dipilih sebagai Ketua Umum pertama. Tahun 1970-an memperbaiki organogram struktur rumah sakit di Indonesia pada Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sehubungan dengan masuknya unit kerja rekam medis (MIK) di rumah sakit se-Indonesia. Membantu proses terbitnya jabatan fungsional Perekam Medis di Departemen Kesehatan yang disahkan oleh Kementerian Penertiban dan Aparatur Negara untuk seluruh praktisi rekam medis (manajemen informasi kesehatan) di Indonesia. Menciptakan lapangan kerja baru tenaga kesehatan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia. Menerbitkan beberapa buku pedoman untuk bidang keilmuan ini, antara lain "Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan" yang dijadikan buku referensi oleh Badan PPSDM, Kementerian Kesehatan untuk pendidikan rekam medis/MIK di Indonesia.

Ia tetap sebagai dosen tamu FKMUI dari akhir 1980an hingga sekarang untuk cabang mata kuliah MIK, terutama klasifikasi penyakit (ICD) dan sejak 2018 sebagai dosen mata kuliah MARS di URINDO Bambu Apus, Jakarta Timur


Penghargaan Internasional

Penghargaan internasional yang diterimanya adalah Merit Award International Federation on Health Records Organization (IFHRO), Dallas, AS (1989). Co-writer untuk 2 modul sirkulasi dunia. WHO: "Development of simple record systs. For Primary Health Care"-pedoman untuk negara berkembang (joint project WHO-IFHRO code V 30/1982) (1982-1987). Membuat 3 dari 9 modul package program pelatihan rekam medis untuk negara berkembang (joint project WHO-IFHRO) (1982-1986), yang kini dinamakan Medical Records Manual - A Guide for Developing Countries (lihat website WHO).


Referensi

  • Meutia Farida, Gemala Rabi'ah, dan Halida Hatta. 2015. Bung Hatta di Mata Tiga Putrinya. Jakarta; PT Kompas Gramedia

Pranala luar

Lihat Pula