Ular-cokelat timur

jenis ular
Revisi sejak 18 April 2020 09.57 oleh Afrogindahood (bicara | kontrib) (Istilah "ular bisa coklat" merupakan istilah resmi yang digunakan oleh Kementerian Perdagangan Indonesia sesuai dengan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 476/MPP/Kep/8/2004 hal. 15)
Ular bisa cokelat
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Subordo:
Famili:
Subfamili:
Genus:
Nama binomial
Pseudonaja textilis
Sinonim
  • Furina textilis A.M.C. Duméril, Bibron & A.H.A. Duméril, 1854
  • Pseudoelaps superciliosus Fischer, 1856
  • Pseudonaia textilis Krefft, 1862
  • Diemenia textilis Boulenger, 1896
  • Demansia textilis Waite, 1929

Ular bisa cokelat[1] adalah jenis ular cokelat yang tersebar luas di Australia bagian timur serta Papua bagian selatan. Ular ini termasuk salah satu ular berbisa yang paling mematikan di dunia,[2] dimana ular ini merupakan ular darat paling berbisa yang dapat ditemukan di wilayah Indonesia.

Morfologi

 
 

Penampang ular ini sangat mirip dengan ular sendok jawa, dilihat yaitu dari bentuk kepala, mata, dan penampang tubuhnya. Yang berbeda adalah susunan sisiknya yang lebih mirip taipan. Warna tubuhnya bervariasi mulai dari cokelat cerah, cokelat muda (cokelat tanah), terkadang cokelat kekuningan atau keabu-abuan, warna perutnya sama dengan punggung hingga ke ekor. Untuk spesimen dari Papua berwarna lebih gelap, biasanya cokelat tua dengan bagian perut berwarna lebih muda. Bentuk kepala mirip seperti ular sendok dengan mata yang juga berwarna hitam pekat. Panjang ular dewasa rata-rata 1,4 meter sampai 2 meter, tetapi pernah ditemukan yang panjangnya mencapai 2,4 meter.[3][4]

Perilaku

Ular ini aktif pada siang hari. Makanan ular ini adalah tikus, kadal, dan unggas kecil, terkadang juga ular lain yang lebih kecil. Ular ini menghuni daerah hutan, padang rumput, serta pinggiran gurun. Ular ini terkadang juga dijumpai di daerah pertanian, peternakan, dan sekitar perumahan. Ular ini berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar), dimana jumlah telurnya bisa mencapai 35 butir, tetapi hanya sedikit dari anaknya yang bertahan hingga usia perkawinan. Ular ini sangat agresif apabila diganggu dan termasuk ular yang paling sering menimbulkan kasus gigitan mematikan di negara bagian Queensland dan New South Wales di Australia.[5][6][7]

Sebaran

Ular ini tersebar di seluruh pesisir timur Australia, mulai dari Semenanjung York di utara, kemudian Queensland, New South Wales, Victoria, serta pesisir tenggara Australia Selatan. Di kedua tempat terakhir itu, ular ini hidup berdampingan dengan ular harimau dan sering terjadi pertemuan kedua jenis yang berakhir dengan perkelahian.[8] Di Papua, ular ini ditemukan secara terpencar di beberapa daerah, seperti di Teluk Milne, Provinsi Tengah dari Papua Nugini serta di Kab. Merauke.[9]

Referensi

  1. ^ http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/100298-%5B_Konten_%5D-Konten%20C6693.pdf Kementerian Kehutanan - Statistik Ekspor-Impor Hasil Hutan, Ekspor Tumbuhan dan Satwa Liar, Penerimaan Negara dari Perdagangan Triwulan IV Tahun 2009
  2. ^ Mirtschin, P.J.; R. Shineb; T.J. Niasa; N.L. Dunstana; B.J. Hougha; M. Mirtschina (November 2002). "Influences on venom yield in Australian tigersnakes (Notechis scutatus) and brownsnakes (Pseudonaja textilis: Elapidae, Serpentes)" (PDF). Toxicon. 40 (11): 1581–92. doi:10.1016/S0041-0101(02)00175-7. PMID 12419509. Diakses tanggal 2009-07-03. 
  3. ^ Beatson, Cecilie (30 October 2015). "Eastern Brown Snake". Animal Species. Australian Museum. Diakses tanggal 12 October 2017. 
  4. ^ Cogger, Harold G. (2014) [1975]. Reptiles and Amphibians of Australia (edisi ke-7th). Melbourne, Victoria: CSIRO Publishing. hlm. 928. ISBN 9780643100350. 
  5. ^ "Eastern Brown Snake". Animals of Queensland. The State of Queensland (Queensland Museum). Diakses tanggal 12 October 2017. 
  6. ^ Shea, G.M. (2006). "Three Western Australian snake venoms on blood coagulation of the dog, cat, horse and wallaby". Australian Veterinary Journal. 63 (10): 352. doi:10.1111/j.1751-0813.1986.tb02893.x. PMID 3800793. 
  7. ^ Whitaker, Patrick B.; Shine, Richard (2000). "Sources of mortality of large elapid snakes in an agricultural landscape" (PDF). Journal of Herpetology. 34 (1): 121–28. doi:10.2307/1565247. JSTOR 1565247. 
  8. ^ Hoser, Raymond T. (1980). "Further records of aggregations of various species of Australian Snake". Herpetofauna. 12 (1): 16–22. 
  9. ^ Williams, David J.; O'Shea, Mark; Daguerre, Roland L.; Pook, Catharine E.; Wüster, Wolfgang; Hayden, Christopher J.; McVay, John D.; Paiva, Owen; Matainaho, Teatulohi; Winkel, Kenneth D.; Austin, Christopher C. (2008). "Origin of the eastern brownsnake, Pseudonaja textilis (Duméril, Bibron and Duméril) (Serpentes: Elapidae: Hydrophiinae) in New Guinea: evidence of multiple dispersals from Australia, and comments on the status of Pseudonaja textilis pughi Hoser 2003" (PDF). Zootaxa. 1703: 47–61. 
  • Greer, Allen E. (1997). The Biology and Evolution of Australian Snakes. Chipping Norton, New South Wales: Surrey Beatty & Sons. ISBN 9780949324689. 
  • Sutherland, Struan K.; Tibballs, James (2001) [1983]. Australian Animal Toxins (edisi ke-2nd). South Melbourne, Victoria: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-550643-3.