Portal:Maluku/Gambar pilihan

Revisi sejak 22 April 2020 11.41 oleh Sapnor (bicara | kontrib) (Pembuatan halaman baru.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Gambar pilihan

Kegunaan

sunting

Tata letak untuk subhalaman dari halaman ini ada di Portal:Maluku/Gambar pilihan/Tata letak.

  1. Silakan menambah artikel pilihan baru ke subhalaman yang tersedia.
  2. Mutakhirkan "max=" sesuai dengan jumlahnya yang baru untuk templat komponen portal acak di halaman utama.

Daftar artikel pilian

sunting

Portal:Maluku/Gambar pilihan/1

Papeda disajikan dengan kuah kuning dan ikan tude bakar.
Papeda disajikan dengan kuah kuning dan ikan tude bakar.
Karya Gunawan Kartapranata

Papeda adalah makanan berupa bubur sagu khas Maluku dan Papua yang biasanya disajikan dengan ikan tongkol atau mubara yang dibumbui dengan kunyit. Papeda berwarna putih dan bertekstur lengket menyerupai lem dengan rasa yang tawar. apeda dapat juga dikombinasikan dengan ikan gabus, kakap merah, bubara, hingga ikan kue. Selain kuah kuning dan ikan, papeda juga dapat dinikmati dengan sayur ganemo yang diolah dari daun melinjo muda yang ditumis dengan bunga pepaya muda dan cabai merah.


Portal:Maluku/Gambar pilihan/2

Lomba Manggurebe Arumbae pada Festival Teluk Ambon 1980.
Lomba Manggurebe Arumbae pada Festival Teluk Ambon 1980.
Karya Henk W. van Rinsum

Festival Teluk Ambon adalah sebuah acara Maluku yang diadakan setiap akhir bulan September. Festival Teluk Ambon digelar di Teluk Ambon dan Seram Bagian Barat, Maluku. Festival ini bertujuan untuk memperkenalkan pariwisata Maluku kepada wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. Sejak 2006, festival ini diadakan setiap tahun.


Portal:Maluku/Gambar pilihan/3

Wanita Ambon menari pada Hari Ratu 1929.
Wanita Ambon menari pada Hari Ratu 1929.
Karya Wicher Gosen Nicolaas van der Sleen

Suku Ambon merupakan salah satu suku terbesar Maluku yang mendiami Pulau Ambon dan Kepulauan Lease. Suku Ambon terbentuk pada abad ke-16 hingga abad ke-18 sebagai hasil dari pencampuran penduduk asli dengan pendatang dari kawasan lainnya di Indonesia dan Eropa. Bahasa yang dituturkan oleh suku Ambon adalah bahasa Ambon (Melayu Ambon), meski baru-baru ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menggolongkan bahasa asli suku Ambon sebagai bahasa Asilulu, bahasa yang terpisah dari bahasa Ambon yang digolongkan sebagai salah satu dialek bahasa Melayu.


Portal:Maluku/Gambar pilihan/4

Pantai Ngurbloat, Kei Kecil, Kepulauan Kei.
Pantai Ngurbloat, Kei Kecil, Kepulauan Kei.
Karya Miranda Rachellina

Kepulauan Kei adalah sebuah gugusan pulau di kawasan tenggara Kepulauan Maluku yang kini termasuk dalam wilayah Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku. Penduduk asli kepulauan ini adalah ras Melanesia, namun banyak yang terbunu pada abad ke-17 dalam Perang Rempah-Rempah, khususnya di Kepulauan Banda. Arus masuk ras Austronesia kedua kalinya bermula pada awal abad ke-20, ketika Kepulauan Maluku masih dalam kekuasaan Belanda dan terus berlanjut hingga kini.


Portal:Maluku/Gambar pilihan/5

Benteng Nassau di Banda Neira dengan latar belakang Gunung Api Banda, antara 1910–1921.
Benteng Nassau di Banda Neira dengan latar belakang Gunung Api Banda, antara 1910–1921.

Benteng Nassau adalah benteng pertama yang dibangun Belanda di Banda Neira, Kepulauan Banda, Maluku. Benteng ini selesai dibangun pada tahun 1609 dengan tujuan untuk mengendalikan perdagangan pala yang pada saat itu hanya tumbuh di Kepulauan Banda. Portugis sebelumnya telah berusaha membangun sebuah benteng di tempat yang sama pada tahun 1529, namun setelah membangun dasar bangunan, Portugis meninggalkan pekerjaan benteng karena terdapat perlawanan dari penduduk setempat.


Portal:Maluku/Gambar pilihan/6

Tentara KNIL Ambon dan keluarganya tiba di Rotterdam pada 1951.
Tentara KNIL Ambon dan keluarganya tiba di Rotterdam pada 1951.
Karya Nationaal Archief

Dimulai pada tahun 1950-an sebagai hasil akhir dari pendudukan Hindia Belanda, Pemerintah Belanda memutuskan untuk membawa sekitar 12.000 tentara Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) berdarah Maluku dan keluarga mereka ke Eropa, membentuk diaspora Maluku secara besar-besaran untuk pertama kalinya. Mereka dilepaskan dari ketentaraan saat tiba di Belanda dan ditempattinggalkan di kamp-kamp, termasuk kamp bekas Nazi untuk "sementara" sampai mereka dapat kembali ke Maluku. Walaupun Republik Maluku Selatan (RMS) telah dideklarasikan pada tanggal 25 April 1950, gerakan ini berhasil ditumpaskan oleh Pemerintah Indonesia. Karenanya, pengikut sisa RMS yang masih berada di Maluku meninggalkan Maluku dan bersama-sama dengan diaspora yang sudah ada membentuk pemerintahan dalam pengasingan di Belanda pada tahun 1966.


Portal:Maluku/Gambar pilihan/7

Penyerahan anak yang hilang pascapembantaian di Saparua pada 1899.
Penyerahan anak yang hilang pascapembantaian di Saparua pada 1899.
Karya G. Kepper

Saparua adalah sebuah pulau kecil yang menjadi bagian dari Kepulauan Lease, Maluku Tengah. Pulau ini secara administratif terbagi menjai dua kecamatan, yaitu Saparua dan Saparua Timur. Saparua merupakan pusat dari Kepulauan Lease.