Nashiruddin Ath-Thusi

Revisi sejak 23 April 2020 11.58 oleh Rida Syarifah (bicara | kontrib) (menambahkan artikel tentang Nashiruddin Ath-Thusi)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Biografi Singkat

Bernama Abu Jafar Muhammad bin Hasan Nashiruddin. dipanggil Ath-Thusi karena dia lahir di daerah Thus, Khurasan, Persia.

Lahir di Thus pada tahun 597 H (1201 M) dan meninggal pada tahun 672 H (1274 M).

Penemuan

Dalam bidang astronomi :

  • Ath-Thusi melancarkan kritik terhadap teori Ptolemaeus dalam bukunya Al-Majsithi dan berusaha memperbaiki pendapat Ptolemaeus tentang alam yang diberi nama Izdiwaj Ath-Thusi yang digunakan oleh ashli astronomi setelahnya seperti Copernicus, dalam memperbaiki pendapat tentang peredaran planet.
  • Ath-Thusi adalah orang yang pertama kali membuat teropong dalam bentuk yang benar yang dikenal dengan nama Asha Ath-Thusi.
  • Ath-Thusi membuat gedung astronomi terbesar yang kemudian disebut Laboratorium Maraghah.

Dalam bidang fisika :

Ath-Thusi berhasil menafsirkan tentang fenomena pelangi.

Karya

Dalam bidang matematika, diantaranya:

  • Kitab Syakl al-Qitha', Merupakan buku penting yang berkontribusi terhadap trigonometri dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis, Latin, dan Inggris. Selama berabad-abad dijadikan rujukan oleh para ilmuan Eropa.
  • Risalah fi al-Jabar Mutsallatsat al-Mustawiyah
  • Kitab al-Jabar wa al-Muwabalah

Dalam bidang astronomi, diantaranya:

  • Az-Zaij al-Ilkhani. Terdapat empat bagian buku; pertama, tentang sejarah-sejarah; kedua, tentang pergerakan planet dan letaknya; ketiga, waktu-waktu melakukan pemantauan bintang-bintang; empat, tentang judul lain yang berhubungan dengan bintang. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahsa Persia.
  • Zaij Az-Zahi.

Dalam bidang fisika :

  • Kitab Tahrir al-Manazhir fi al-Bashariyyat.

Komentar Tentang Ath-Thusi

Ilmuwan Fidman, mengatakan "Nashiruddin Ath-Thusi berusaha untuk membuktikan pendapat Euclide yang kelima dalam bukunya Ar-Risalah Asy-Syafiyah an Asy-Syakki fi al-Khuthuth al-Mutawaziyah. Usahanya berhasil karena dia membuka dialog dan tidak menerima begitu saja Euclide dan semacamnya dari para ilmuwan geometri Yunani.[1]

  1. ^ Gaudah, Muhammad Gharib. (2007). 147 ilmuwan terkemuka dalam sejarah Islam. Mas Rida, H. Muhyiddin. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. ISBN 978-979-592-410-4. OCLC 953648911.