Tanggapan Uni Eropa terhadap pandemi Covid-19
Pandemi koronavirus 2019-20 berdampak besar pada berbagai sektor di Uni Eropa. Beberapa kebijakan diterbitkan Uni Eropa dalam merespon pandemi koronavirus, seperti kesehatan, sosial ekonomi, transportasi, pendidikan dan masalah seperti disinformasi terkait pandemi koronavirus.
Latar Belakang
Dampak Pandemi Koronavirus di Eropa
Pada 11 Maret 2020, WHO telah menyatakan darurat pandemi koronavirus yang telah tersebar pada 110 negara,[1] dengan kasus terkonfirmasi di seluruh dunia sebanyak 110.000 kasus.[2] Eropa menjadi salah satu pusat penyebaran virus korona dengan pusat utama di Italia.[2][3]
Pandemi ini berdampak kuat pada kondisi ekonomi Eropa. Komisi Eropa menyatakan bahwa dampak pandemi koronavirus terhadap ekonomi Eropa akan lebih besar dibandingkan krisis keuangan 2008.[4] Dalam data yang dipaparkan European Trade Union Confederation (ETUC), sekitar satu juta orang kehilangan pekerjaan pada dua minggu pertama pandemi koronavirus di Eropa.[5] Berdasarkan laporan McKinsey, sekitar 60 juta pekerja di Uni Eropa diprediksi akan terdampak koronavirus dan tingkat pengangguran Uni Eropa akan meningkat dari 6% menjadi 11%.[6]
Respon Uni Eropa
Uni Eropa memberikan respon terhadap pandemi koronavirus yang terjadi di seluruh daerah Uni Eropa. Respon awal Uni Eropa dilakukan melalui peningkatan Platform Kesiagaan Eropa Terhadap Kemunculan Epidemi (PREPARE) dengan melakukan aktivasi mode 1. Aktivasi mode 1 PREPARE dilakukan dengan mempersiapkan lokasi penanganan dan laboratorium diagnostik di area Eropa[7]. Respon utama yang diberikan Uni Eropa di antaranya peluncuran "Corona Response Investment Initiative" yang berfokus pada pendanaan sistem kesehatan negara, usaha kecil dan menengah, pasar buruh, dan berbagai komponen ekonomi yang terdampak pandemi koronavirus. Selain itu, Komisi Eropa meluncurkan juga inisiasi baru "Support to mitigate Unemployment Risks in an Emergency" (SURE) untuk melindungi pekerja dan negara yang terdampak pandemi koronavirus melalui pendanaan sebesar 100 miliar Euro dalam bentuk pinjaman bersyarat.[8][9] Pinjaman dalam skema SURE didukung melalui sistem jaminan sukarela dari negara anggota Uni Eropa, dengan jumlah jaminan 25% dari total maksimum pinjaman.[9]
Pada bidang kesehatan, Uni Eropa mencanangkan strategi penyiapan persediaan alat kesehatan terutama peralatan perlindungan diri dan ventilator dengan total biaya sekitar 80 miliar Euro. Terakhir, sekitar 140 juta Euro dianggarkan untuk menyokong berbagai proyek Uni Eropa di bidang kesehatan, terutama dalam penelitian vaksin, diagnosis, serta penanganan penyakit akibat virus korona.[8]
Pada 23 April 2020, Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengadakan konferensi bersama pemimpin negara Uni Eropa. Prioritas yang dibahas dalam konferensi ini diantaranya memfungsikan pasar internal, perumusan strategi investasi, serta aksi terkait ketahanan dan tatakelola Uni Eropa selama terjadinya pandemi koronavirus di Eropa. Selain itu, proposal Eurogroup dibahas dalam konferensi ini. Proposal ini terdiri atas bantuan ekonomi pada pekerja, pengusaha, dan anggota Uni Eropa senilai 540 miliar Euro.[10] Sumber utama dana respon terhadap pandemi berasal dari anggaran nasional negara-negara anggota. Komisi Eropa telah mengeluarkan aturan prosedural guna memfasilitasi pendanaan tersebut.[11]
Kebijakan
Kesehatan
Prioritas utama Komisi adalah menjaga kesehatan dan kesejahteraan warga negara dengan menggunakan semua alat yang dimilikinya. Inilah sebabnya mengapa mereka mengambil langkah yang diperlukan untuk berkoordinasi dengan Negara-negara Anggota untuk memfasilitasi pasokan peralatan medis dan pelindung di seluruh Eropa. [12]
Memastikan ketersediaan persediaan dan peralatan
Beberapa peralatan pelindung diri seperti - masker, sarung tangan, kacamata, pelindung wajah, dan sebagainya- serta ventilator medis dan peralatan pengujian merupakan alat yang penting untuk setiap rumah sakit, tenaga kesehatan, pasien, pekerja lapangan dan otoritas perlindungan sipil. Perjanjian pengadaan bersama (Joint Procurement Agreement) secara sukarela dilakukan dengan Negara-negara Anggota (Inggris Raya dan Norwegia), yang memungkinkan pembelian bersama peralatan dan persediaan tersebut. [12]
Saat melakukan pengadaan bersama, Komisi Eropa memiliki peran koordinasi, sementara Negara Anggota sebagai pembeli barang. [12]
Selanjutnya produsen membuat penawaran yang mencakup beberapa kasus, bahkan terkadang melebihi jumlah yang diminta oleh Negara Anggota yang ikut serta dalam pengadaan, untuk setiap item tunggal yang diminta. Pengadaan bersama mencakup masker tipe 2 dan 3, sarung tangan, kacamata, pelindung wajah, masker bedah dan sebagainya. [13]
Kebijakan ini memberikan jaminan bahwa rumah sakit, profesional perawatan kesehatan, rumah perawatan dan orang-orang yang membutuhkannya akan memiliki peralatan yang diperlukan untuk melindungi mereka dari virus dan untuk membatasi penyebarannya. [13]
Membentuk tim Uni Eropa pakar Virus Corona
Pada 17 Maret, Komisi Eropa membentuk panel penasehat tentang coronavirus yang terdiri dari tujuh ahli epidemiologi dan virologi dari beberapa Negara Anggota untuk merumuskan pedoman tanggapan Uni Eropa berbasis sains dan mengoordinasikan langkah-langkah manajemen risiko. Panel, yang dibuat mengikuti mandat oleh Negara Anggota Uni Eropa, diketuai oleh Presiden Komisi Eropa (European Commission), Ursula von der Leyen dan Komisaris untuk kesehatan dan keamanan pangan, Stella Kyriakides. Berdasarkan saran ilmiah dari The European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC), dan panel penasehat COVID-19, Komisi Eropa menerbitkan rekomendasi pertama untuk langkah-langkah komunitas, untuk strategi pengujian pada 19 Maret, dan tentang Ketahanan Sistem Kesehatan pada 30 Maret. [12]
File data dapat diunduh pengguna dan diperbarui setiap hari. Berisi data publik terbaru yang tersedia di COVID-19. Setiap baris / entri berisi jumlah kasus baru yang dilaporkan per hari dan per negara. Pengguna dapat memakai data, sesuai dengan kebijakan hak cipta ECDC. [14]
Penilaian risiko
The European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) adalah lembaga Uni Eropa yang memperkuat pertahanan Eropa terhadap penyakit menular. ECDC memainkan peran penting dalam menilai ancaman dari sudut pandang ilmiah, yang menghasilkan penilaian risiko yang cepat, menyediakan pembaruan epidemiologis dan dukungan teknis dengan mengeluarkan panduan tentang cara terbaik untuk menanggapi wabah. Panduan ini tidak terbatas pada, pengawasan wabah, kesiapsiagaan dan perencanaan respons dan dukungan laboratorium. [12]
Adapun Rapid Risk Assessments (RRA) dilakukan ketika tahap awal dari suatu peristiwa atau insiden yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan masyarakat. Sementara penilaian risiko yang lebih komprehensif, didalamnya mencakup pelaksanaan tinjauan sistematis penuh, dihasilkan pada tahap akhir dari suatu peristiwa, biasanya ketika lebih banyak waktu dan informasi yang tersedia. [15]
Koordinasi krisis
Krisis ini dikoordinasikan di beberapa tingkat, melalui konferensi video di tingkat Dewan Eropa. Melalui diskusi rutin dengan Menteri Kesehatan, ke pertemuan yang sering dilakukan Komite Keamanan Kesehatan. Alat-alat ini mendukung kerja sama, pertukaran informasi yang cepat, pemantauan yang luas dan koordinasi kesiapsiagaan dan respons terhadap wabah COVID-19. Pemberitahuan tentang ancaman kesehatan lintas-batas yang serius dibuat melalui Early Warning and Response System (EWRS) - platform online yang tersedia 24/7. Sistem ini memungkinkan Negara Anggota Uni Eropa untuk mengirimkan peringatan tentang peristiwa dengan dampak potensial pada Uni Eropa , untuk berbagi informasi, dan kemudian mengoordinasikan tanggapan mereka. [12]
Early Warning and Response System (EWRS) adalah alat dengan akses terbatas untuk memantau ancaman kesehatan masyarakat di Uni Eropa. Akses dan posting bersifat rahasia dan hanya diakses oleh ECDC, dan anggota States and the Directorate General Health and Food Safety (SANTE). [16]
Pembatasan perjalanan
Pada 16 Maret 2020, Presiden Komisi Eropa (European Commission) Ursula von der Leyen mengumumkan bahwa Uni Eropa menerapkan pembatasan perjalanan yang dinilai tidak penting di wilayah Uni Eropa dan kawasan Schengen. Hal ini dilakukan menyusul bergesernya episentrum atau penyebaran Covid-19 dari China ke Eropa. Dalam himbauannya, Ursula von der Leyen merekomendasikan negara-negara anggota UE dan kawasan Schengen untuk menerapkan pembatasan perjalanan yang tidak penting sementara selama 30 hari. Saat ini, semua negara anggota UE (kecuali Irlandia) dan kawasan Schengen (Islandia, Liechtenstein, Norwegia, dan Swiss) telah menerapkan pembatasan perjalanan sementara.[17] Pada 8 April 2020, para pemimpin Eropa maupun kawasan Schengen non-UE bersepakat untuk memperpanjang pembatasan sementara hingga 15 Mei.[18][19]
Kebijakan pembatasan perjalanan memberi pengecualian bagi mereka yang merupakan penduduk jangka panjang Uni Eropa, anggota keluarga warga negara Uni Eropa, diplomat, pelintas batas negara, atau pekerja penting seperti dokter, perawat, dan peneliti.[18][20]
Pada 23 Maret 2020, Komisi Eropa mengeluarkan pedoman untuk mengatur pembatasan, untuk menjaga pengiriman barang melintasi Uni Eropa selama pandemi. Untuk memastikan bahwa rantai pasokan di seluruh UE terus beroperasi dan bisa tercukupi. Hal tersebut menyatakan perbatasan harus terbuka untuk semua kendaraan pengangkut tanpa membatasi barang apa pun yang mereka bawa. Selanjutnya pada saat melintasi perbatasan, waktu yang dihabiskan untuk proses pemeriksaaan termasuk pemeriksaan kesehatan tidak boleh lebih dari 15 menit. Pengemudi juga diharapkan tidak turun dari kendaraan untuk mempercepat proses pemeriksaan tersebut.[21]
Sosial-ekonomi
Komisi Eropa mengeluarkan Kerangka Kerja Sementara (Temporary Framework) bertanggal 19 Maret 2020 untuk membantu negara-negara anggota mengurangi dampak sosial-ekonomi akibat pandemi, sejalan dengan aturan bantuan negara (state aid) Uni Eropa. Melalui kebijakan ini, negara-negara anggota dapat membuat perubahan undang-undang yang berhubungan dengan ekonomi seperti penundaan pajak dan subsidi jangka pendek di semua sektor. Negara-negara anggota juga dapat memberikan kompensasi atas kerugian yang disebabkan langsung oleh pandemi kepada perusahaan yang bergerak di bidang-bidang tertentu seperti transportasi, pariwisata, perhotelan, dan ritel. Kerangka kerja ini berlaku hingga akhir Desember 2020 dan akan diperpanjang jika perlu.[22]
Mengamankan persediaan makanan
Salah satu upaya yang dilakukan Uni Eropa untuk memperlambat penyebaran pandemi koronavirus 2019-20 yaitu dengan menyediakan persediaan makanan, terutama bagi mereka yang kurang mampu dan sangat membutuhkan.[23] The Fund for European Aid to the Most Deprived (FEAD) merupakan kebijakan dari Uni Eropa sebagai upaya menyediakan bantuan sosial, termasuk persediaan bahan makanan maupun bahan material lainnya untuk penggunaan pribadi, seperti pakaian, sepatu, sabun, sampo, dan lain sebagainya. Mereka juga memberikan bantuan berupa non-materi melalui langkah-langkah inklusi sosial, seperti bimbingan dan dukungan yang bertujuan untuk membantu orang-orang yang kurang mampu secara ekonomi agar lebih mudah diterima oleh masyarakat dan keluar dari pengucilan social. FEAD yang juga didukung oleh European Social Fund (ESF) juga akan memberikan kursus pelatihan maupun pekerjaan bagi mereka yang kurang mampu sehingga kondisi ekonomi mereka dapat menjadi lebih baik.[24][25][26][27]
Bantuan seperti makanan dan bantuan bahan pokok lainnya rencananya akan dikirimkan melalui voucher elektronik, sehingga risiko terinfeksi virus menjadi lebih rendah. Diperkirakan lebih dari €3,8 miliar dana yang dialokasikan untuk FEAD periode 2014-2020. Selain itu, negara-negara Uni Eropa juga akan berkontribusi setidaknya 15% dalam pembiayaan bersama nasional untuk program nasional mereka.[28][29][30]
Menghindari risiko pengangguran
Pada 2 April 2020, Komisi Eropa mengeluarkan kebijakan pinjaman SURE. Pinjaman ini dapat diajukan oleh negera-negara anggota yang terkena dampak pandemi dengan nominal maksimal €100 miliar. Pinjaman ini ditujukan untuk membantu negara-negara anggota membiayai program publik yang memungkinkan pekerja tetap mendapatkan upah meski dengan pengurangan jam kerja.[23] Selain itu, pekerja nonformal seperti petani dan nelayan juga akan menerima insentif.[31]
Pada 6 April, Komisi Eropa mengumumkan € 8 miliar akan disediakan pada April sebagai bantuan keuangan langsung kepada usaha kecil dan menengah di seluruh UE. Kelangsungan hidup usaha kecil dan menengah yang secara ekonomi sangat terpukul oleh coronavirus sangat penting bagi ekonomi nasional di seluruh UE.[23] Komisi Eropa telah menarik dana sebesar € 1 miliar dari Dana Eropa untuk Investasi Strategis (EFSI) yang akan berfungsi sebagai jaminan bagi Dana Investasi Eropa (EIF). Ini akan memungkinkan EIF untuk memberi insentif kepada bank dan pemberi pinjaman lainnya untuk membantu setidaknya 100.000 UKM Eropa dan perusahaan menengah kecil yang terkena dampak ekonomi dari pandemi coronavirus, dengan perkiraan pembiayaan yang tersedia sebesar € 8 miliar.[32]
Beberapa fitur utama dari jaminan tersebut adalah akses yang disederhanakan dan lebih cepat, menerima risiko yang lebih tinggi (hingga 80% dari potensi kerugian atas pinjaman individu), fokus pada pinjaman modal kerja di seluruh UE, mengizinkan jangka waktu yang lebih fleksibel, termasuk penundaan, penjadwalan ulang, atau cuti pembayaran.
Dukungan terhadap sektor pertanian dan perikanan
Pada 17 Maret, Komisi Eropa memperpanjang batas waktu kepada negara-negara anggota untuk mengajukan permohonan dukungan bagi petani melalui kebijakan Pertanian Bersama (Common Agricultural) dari 15 Mei menjadi 15 Juni 2020.[33] Melalui Kerangka Kerja Sementara, petani dapat memperoleh bantuan maksimum €100.000 per lahan pertanian. Dalam kasus khusus, bantuan sebesar €25.000 dapat ditambahkan. Sementara itu, perusahaan pengolahan dan pemasaran makanan dapat memperoleh bantuan hingga €800.000.[23]
Permintaan akan makanan laut mengalami penurunan mendadak selama pandemi. Ribuan nelayan terancam pekerjaannya sementara pasokan makanan laut tetap diperlukan. Komisi memberi dukungan terhadap sekor ini melalui Kerangka Kerja Sementara di bawah Dana Maritim dan Perikanan Eropa (European Maritime and Fisheries Fund).[23]
Adapun perincian bantuan yaitu melalui hibah langsung, pembayaran uang muka kredit atau keringanan pajak hingga maksimal €120.000 per usaha.[34]
Pendidikan
Terjadinya pandemi global koronavirus ini juga berdampak pada sektor pendidikan. Mayoritas negara yang tergabung di Uni Eropa telah menutup sekolah-sekolah pada tanggal 16 Maret 2020 sebagai salah satu langkah untuk membatasi interaksi antarindividu sehingga potensi pertambahan kasus dapat berkurang.[35] Negara Eropa yang pertama kali terkena pandemi, Italia, telah menutup sekolah pada 5 Maret 2020. Kebijakan itu juga diikuti oleh negara Eropa lainnya, seperti Albania, Romania, Ceko, dan Yunani. Bahkan, Kementrian Pendidikan Malta memutuskan untuk menutup sekolah hingga akhir tahun pelajaran pada akhir Juni nanti.[36]Ada beberapa negara di Eropa yang menetapkan libur sekolah selama 2 minggu, tetapi mayoritasnya menetapkan libur selama pandemi hingga waktu yang akan ditentukan. Menurut laporan Organisation of School Time in Europe, liburan musim semi biasanya berakhir pada 12-13 April atau 19 April. Selain itu, di beberapa negara belahan Eropa Utara, tahun ajaran akan selesai pada bulan Juni. Hal ini memunculkan kemungkinan bahwa para siswa tak akan kembali ke sekolah pada tahun ajaran ini.[37]
Menghadapi situasi tersebut, dukungan belajar diberikan dengan berbagai cara, mulai dari buku pelajaran dari sekolah, melalui sistem pembelajaran jarak jauh yang memungkinkan guru dan siswa dapat berinteraksi tanpa harus bertemu, hingga adanya program televisi edukasi nasional serta pembelajaran lewat media sosial. Komisi Eropa sendiri telah menyediakan beberapa sumber belajar secara daring bagi pengajar untuk keberlangsungan pembelajaran selama pandemi ini.[38]
Disinformasi
Komisi Eropa telah memperingati bahwa berita bohong dan disinformasi terkait masalah kesehatan, khususnya tentang penyakit COVID-19 sedang berkembang. Untuk melawannya, Komisi Eropa menganjurkan untuk selalu mengikuti anjuran dari sumber-sumber resmi seperti otoritas kesehatan, situs web milik Uni Eropa, serta dari WHO dan European Centre for Disease Prevention and Control.[39] Sebagaimana yang dituturkan oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, bahwa 'berita palsu' tentang pandemi koronavirus berkembang pesat dan harus dihentikan.[40] Komisi Eropa juga sudah menggandeng beberapa platform daring untuk memeriksa dan menghilangkan berita yang menyesatkan. Dinas Luar Negeri Eropa turut bekerja sama dengan Komisi Eropa, negara-negara Uni Eropa, serta mitra internasional untuk menganalisis disinformasi, yang mana hasil analisis tersebut dipublikasikan secara berkala melalui situs web EUvsDisinfo.eu dan media sosial.[41]
Penelitian
Komisi Eropa telah berada di garis depan dalam mendukung penelitian, inovasi dan upaya mengoordinasikan penelitian untuk Eropa dan secara global, termasuk kesiapan menghadapi pandemi. Penelitian ini termasuk membahas epidemiologi, kesiapsiagaan tanggapan terhadap wabah, pengembangan diagnostik, perawatan dan vaksin, serta infrastruktur dan sumber daya yang memungkinkan penelitian teresbut.[42]
UE telah mengumumkan dukungannya untuk 18 proyek penelitian tentang coronavirus.[43] Organisasi ilmiah di Negara Anggota ASEAN juga diundang untuk bekerja sama dalam proyek yang diluncurkan.[44] Dana yang telah disediakan untuk proyek tersebut senilai € 48,5 juta.[45]
Pada 16 Maret 2020, Komisi Eropa menawarkan dana hingga € 80 juta untuk mendukung CureVac,[46] pengembang vaksin inovatif dari Tübingen, Jerman. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengembangan dan produksi vaksin terhadap Coronavirus di Eropa.[47]
Referensi
- ^ "WHO announces COVID-19 outbreak a pandemic". www.euro.who.int (dalam bahasa Inggris). 2020-03-12. Diakses tanggal 2020-04-25.
- ^ a b "The WHO Just Declared Coronavirus COVID-19 a Pandemic". Time (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-20.
- ^ Wisniewska, Aleksandra; Tilford, Cale; Smith, Alan; Harlow, Max; Blood, David; Bernard, Steven; Burn-Murdoch, John (2020-02-08). "Coronavirus tracked: the latest figures as the pandemic spreads | Free to read". www.ft.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-20.
- ^ Rios, Beatriz; Valero, Jorge (2020-04-20). "COVID-19: EU's plan to save the economy". www.euractiv.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-20.
- ^ Zsiros, Sandor (31 Maret 2020). "Coronavirus in Europe: one million job losses in two weeks is tip of the iceberg". Euronews. Diakses tanggal 20 April 2020.
- ^ Business, Charles Riley, CNN. "60 million Europeans could suffer furloughs, layoffs or wage cuts". CNN. Diakses tanggal 2020-04-20.
- ^ Alice, Tidey (24 Januari 2020). "Coronavirus: How is the EU preparing for an outbreak, and why screening may be futile". Euronews. Diakses tanggal 20 April 2020.
- ^ a b "EU action against Coronavirus". EEAS - European External Action Service - European Commission (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-20.
- ^ a b "EU support to short-term employment will test European solidarity". The Brussels Times (dalam bahasa Inggris). 2020-04-02. Diakses tanggal 2020-04-20.
- ^ "COVID-19 coronavirus outbreak and the EU's response". www.consilium.europa.eu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-20.
- ^ "EU CORONAVIRUS RESPONSE" (PDF) (dalam bahasa Inggris). Maret 2020. Diakses tanggal 22 April 2020.
- ^ a b c d e f "Public health". European Commission - European Commission (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ a b "Press corner". European Commission - European Commission (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ "Download today's data on the geographic distribution of COVID-19 cases worldwide". European Centre for Disease Prevention and Control (dalam bahasa Inggris). 2020-04-25. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ "Operational tool on rapid risk assessment methodology - ECDC 2019". European Centre for Disease Prevention and Control (dalam bahasa Inggris). 2019-03-14. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ "Early Warning and Response System of the European Union (EWRS)". European Centre for Disease Prevention and Control (dalam bahasa Inggris). 2018-09-03. Diakses tanggal 2020-04-26.
- ^ "Travel and transportation". European Commission - European Commission (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-25.
- ^ a b https://ec.europa.eu/info/live-work-travel-eu/health/coronavirus-response/travel-and-transportation_en
- ^ "Coronavirus: Commission invites Member States to prolong restriction on non-essential travel to the EU until 15 May". European Commission - European Commission (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-25.
- ^ "Travel to and from the EU during the pandemic". European Commission - European Commission (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-25.
- ^ "Coronavirus: Commission presents practical guidance to ensure continuous flow of goods across EU via green lanes". European Commission - European Commission (dalam bahasa Inggris). 23 Maret 2020. Diakses tanggal 2020-04-25.
- ^ European Commision Press Release (19 Maret 2020). "State aid: Commission adopts Temporary Framework to enable Member States to further support the economy in the COVID-19 outbreak". European Commission - European Commission (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 April 2020.
- ^ a b c d e "Economy". European Commission - European Commission (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-22.
- ^ "European Social Fund - European Commission". ec.europa.eu. Diakses tanggal 2020-04-22.
- ^ "Fund for European Aid to the Most Deprived (FEAD)". ec.europa.eu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-22.
- ^ "European Social Fund - European Commission". ec.europa.eu. Diakses tanggal 2020-04-22.
- ^ "European Social Fund (ESF)". ec.europa.eu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-22.
- ^ "Fund for European Aid to the Most Deprived (FEAD)". ec.europa.eu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-22.
- ^ "Fund for European Aid to the Most Deprived (FEAD) - Think Tank". www.europarl.europa.eu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-22.
- ^ "Fund for European Aid to the Most Deprived (FEAD)" (PDF). www.europarl.europa.eu. Diakses tanggal 22 April 2020.
- ^ "Coronavirus: the Commission mobilises all of its resources to protect lives and livelihoods". European Commission - European Commission (dalam bahasa Inggris). 2 April 2020. Diakses tanggal 22 April 2020.
- ^ "Coronavirus: Commission and European Investment Fund (part of EIB Group) unlock €8 billion in finance for 100,000 small and medium-sized businesses". European Commission - European Commission (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-25.
- ^ "Commission offers to all Member States possibility to extend CAP payments application deadline". European Commission - European Commission (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-22.
- ^ Anonymous (2020-03-20). "Coronavirus: European Commission helps Member States support local fishing and aquaculture communities through EU and national funds". Fisheries - European Commission (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-22.
- ^ "How is Covid-19 affecting schools in Europe?". European Commision - Education, Audiovisual and Culture Executive Agency (EACEA) (dalam bahasa Inggris). 2 April 2020. Diakses tanggal 22 April 2020.
- ^ Azzopardi, Karl (28 Maret 2020). "Schools to remain closed till end June; spring 'O', 'A' level exam session cancelled". malta independent (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 April 2020.
- ^ Motiejūnaitė-Schulmeister, Akvilė; Crosier, David (2 April 2020). "How is Covid-19 affecting schools in Europe?". European Commision - Education, Audiovisual and Culture Executive Agency (EACEA) (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 April 2020.
- ^ "Coronavirus learning resources: online platforms". European Commision - Education and Training (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 22 April 2020.
- ^ "Fighting disinformation". European Commission (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 April 2020.
- ^ Banks, Martin (2 April 2020). "EU steps up efforts to counter disinformation during COVID-19 crisis". The Parliament Magazine (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 23 April 2020.
- ^ "EEAS SPECIAL REPORT UPDATE: SHORT ASSESSMENT OF NARRATIVES AND DISINFORMATION AROUND THE COVID-19 PANDEMIC". EU vs Disinfo (dalam bahasa Inggris). 1 April 2020. Diakses tanggal 23 April 2020.
- ^ "Coronavirus research and innovation". European Commission - European Commission (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-25.
- ^ "European Commission research projects on Coronavirus". European Commission - European Commission (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-25.
- ^ "18 new EU-funded research projects on coronavirus open for cooperation with ASEAN scientific organisations". EEAS - European External Action Service - European Commission (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-25.
- ^ "Emergency coronavirus research: Commission selects 18th project to develop rapid diagnostics". European Commission - European Commission (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-25.
- ^ "EU offers up to €80M support for German COVID-19 vaccine developer reportedly pursued by Trump". Science|Business (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-25.
- ^ "Coronavirus: Commission offers financing to innovative vaccines company CureVac". European Commission - European Commission (dalam bahasa Inggris). 16 Maret 2020. Diakses tanggal 2020-04-25.
Pranala luar
Media tentang Respons Uni Eropa terhadap pandemi koronavirus di Wikimedia Commons