U-Boot (dalam bahasa Inggris disebut sebagai U-boat) singkatan dari Unterseeboot adalah sebutan dari kapal selam Jerman yang menjadi lawan mematikan bagi kapal-kapal sekutu selama Perang Dunia I dan II. Pada PD II tercatat pertempuran laut antara U-Boot melawan kapal-kapal sekutu banyak terjadi di Samudera Atlantik.

U-505 yang dipajang di Museum of Science and Industry, Chicago, IL, USA

Dalam bahasa Jerman sendiri, istilah U-Boot berlaku pada semua kapal selam, tidak terbatas pada kapal selam Jerman saja.

Perang Dunia Pertama

 
Afred von Tirpitz

Istilah U-Boot pertama kali digunakan tahun 1914 ketika Alfred von Tirpitz yang menjabat sebagai panglima angkatan laut Jerman mengajukan rencananya untuk menggunakan kapal selam sebagai senjata kepada Kaisar Jerman Wilhelm II dengan mencontoh dari sejarah perang saudara di Amerika di tahun 1784 yang sudah menggunakan kapal selam satu awak, Turtle dan kapal selam CSS Hunley buatan pasukan konfederasi Amerika . Pada peperangan inilah kapal selam pertama kali dapat digunakan.

Von Tirpitz mendapatkan persetujuan Kaisar dan memulai percobaan-percobaan dengan menggunakan tiga penemuan teknologi baru yang semuanya membawa pengaruh perkembangan kapal selam:

  1. Digunakannya motor listrik sehingga kapal selam bisa dijalankan di dalam air. Semula awak kapal harus menggerakkan baling-baling jika kapal berada di dalam air.
  2. Dibuatnya torpedo bermotor. Torpode diluncur di jarak tertentu dan meledak ketika bertumbukan dengan kapal lawan. Sebelumnya harus mendekat dulu ke kapal lawan untuk memasang peledak di badan kapal
  3. Mesin diesel digunakan untuk melaju di permukaan. Mesin ini tidak menyita begitu banyak tempat di banding dengan mesin uap karena mesin diesel. Pada waktu itu masih banyak kapal selam yang menggunakan mesin uap.

Dengan digunakannya tiga teknologi ini di mulailah pembuatan kapal selam pada tahun 1915. Jerman menjadi negara pertama yang serius mempertimbangkan penggunaan kapal selam sebagai persenjataan perang dalam skala besar.

Kemampuan kapal selam belum benar-benar digunakan pada waktu perang dunia pertama. Diakibatkan terutama dari sedikitnya baterei dan oksigen yang dapat di bawa sehingga kapal selam tidak dapat berlama-lama di dalam air. Ketiadaan perhubungan radio mengakibatkan kapal selam waktu itu harus melakukan penyerangan sendiri-sendiri. Kebanyakan kapal selam berlayar tidak terlalu jauh dari pantai dan lebih banyak melakukan aktivitas sampingan seperti menyebarkan ranjau daripada mentorpedo kapal.

Banyak kapten kapal selam lebih menyukai beraksi di permukaan daripada di dalam air.

Bagaimana pun banyak keberhasilan yang dicapai kapal selam selama perang dunia pertama. Hal ini terutama diakibatkan angkatan laut Inggris belum memiliki cara untuk melindungi kapal-kapal dagangnya pada permulaan perang. Banyak konvoi kapal yang menjadi korban dari serangan kapal selam. Pada akhirnya pihak sekutu menggunakan bom dalam. Senjata ini menjadi ancaman yang serius bagi kapal selam pada waktu perang dunia kedua.

Aksi U-Boot yang terkenal pada perang dunia pertama adalah aksi penyerangan terhadap kapal RMS Lusitania oleh kapal selam U-20 pada tahun 1915 yang menewaskan 1198 orang[1], 123 sampai 128 orang di antaranya merupakan warga negara Amerika, sehingga Amerika memutuskan untuk ikut berperang di pihak sekutu.

Setelah perang dunia pertama di bawah Perjanjian Versailles, angkatan laut Jerman dibatasi. Di masa ini, terutama di Belanda dan Inggris, teknologi kapal selam mengalami kemajuan yang pesat. Sesudah Adolf Hitler berkuasa, kemajuan-kemajuan ini dipakai dan disempurnakan. Dalam waktu yang singkat, Nazi memiliki armada kapal selam yang terbesar dan termaju.

Perang Dunia Kedua

 
Awak U-175 yang berhasil selamat setelah ditenggelamkan oleh USS Spencer, April 17, 1943

Selama PD II, U-Boot mencapai masa kejayaannya antara tahun 1939-1942 dengan menenggelamkan banyak sekali kapal sekutu sehingga angkatan laut Inggris sempat diambang kekalahan pada tahun 1942. Baru setelah ditemukannya radar dan dipecahkannya kode Enigma oleh para ilmuwan sekutu, U-Boot mengalami kemunduran bahkan terbalik dari pemburu bawah laut menjadi yang diburu oleh pesawat anti kapal selam dan kapal perang sekutu. Hampir seluruh U-Boot akhirnya berhasil dikirim ke dasar laut oleh sekutu pada akhir Perang Dunia II.

Para Komandan U-Boot yang me-legenda selama Perang Dunia II


Dengan U-Boot 47 nya (U-47), sukses menenggelamkan kapal perang Inggris HMS Royal Oak di pangkalan Scapa Flow pada tanggal 14 Oktober 1939. Hasil ini dianggap sangat brilian karena berhasil menerobos masuk ke dermaga yang sangat dijaga ketat oleh Angkatan Laut Inggris, kemudian kembali dengan selamat ke Jerman. Dilaporkan Hitler sendiri yang menyematkan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada Günther Prien. Total ia telah menenggelamkan lebih dari 30 kapal milik sekutu dengan total tonase sekitar 200.000 ton.

U-47 dinyatakan hilang pada tanggal 7 Maret 1941 dan sampai dengan hari ini, tidak penjelasan yang rinci tentang apa yang terjadi pada U-47 beserta 45 orang awaknya.

Dianggap sebagai komandan U-Boot paling sukses dengan menenggelamkan 47 kapal milik sekutu dengan total tonase 274.333 ton dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun (September 1939- Maret 1941). Sepanjang karirnya Kretschmer memimpin tiga kapal selam U-Boot, yaitu U-35, U-23, dan U-99. Dijuluki „Otto den Schweigsamen“ atau Silent Otto (karena kepiawaiannya menjalankan U-Boot nyaris tanpa suara) dan mendapat medali khusus Ritterkreuz mit Eichenlaub und Schwertern dari Kriegsmarine.

Otto Kretschmer meninggal dunia pada tanggal 5 Agustus 1998 karena kecelakaan kapal saat merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke-50.


Catatan kaki

  1. ^ Robert Ballard, Exploring the Lusitania. Angka ini dikutip, kemungkinan untuk memasukkan dalam hitugan mata-mata Jerman yang ditahan di dek bawah. Cunard Steamship Company mengumumkan angka resmi korban jiwa sebanyak 1.195 orang pada 11 Maret 1916.

Rujukan

Templat:Link FA