Didik Suhardi

Revisi sejak 28 April 2020 02.46 oleh 36.73.60.102 (bicara) (referensi)

Didik Suhardi, Ph.D. (lahir 3 Desember 1963) adalah salah satu tokoh pendidikan Indonesia. Kariernya di dunia pendidikan dimulai ketika menjadi tenaga honorer di Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1982.[1][3] Tahun 1983 Didik diteima menjadi ASN[1] dan atas dedikasinya, kariernya terus meningkat hingga dikenal sebagai Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 2008-2015.[4] Lulusan RMIT University ini meraih jabatan tertinggi ASN (Aparatur Sipil Negara) ketika dilantik oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 17 Juni 2015. Jabatan ini diembannya hingga tahun 2019.[5][6][7]

Didik Suhardi
S.H., M.Si., Ph.D.
Didik Suhardi, 2018
Sekretaris Jenderal Kemdikbud RI
Masa jabatan
17 Juni 2015[1] – 5 Desember 2019[2]
Sebelum
Pendahulu
Ainun Naim
Pengganti
Ainun Naim
Sebelum
Direktur Pembinaan SMP Kemdikbud RI
Masa jabatan
2008–2015
Pengganti
Supriano
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
Didik Suhardi

3 Desember 1963 (umur 60)
Indonesia Nganjuk
Kebangsaan Indonesia
Partai politikIndependen
AlmamaterUniversitas Islam Jakarta
Universitas Gadjah Mada
RMIT University
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Pendidikan

  • Sarjana Hukum Keperdataan Universitas Islam Jakarta (1987)
  • Post Graduate Educational Computing Curtin University of Technology, Perth, Western Australia (1994)
  • Magister Administrasi Publik Fakultas Sosial Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1998)
  • Doctor School of Management RMIT University Melbourne, Australia (2010)

Riwayat karier

Saat menjabat Dirktur Pembinaan Sekolah Menengah (2015), Didik mengikuti seleksi calon pimpinan eselon 1. Dia dinyatakan lulus dalam seleksi yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Erry Riyana Hardjapamekas.ref name="mediaindo" /> Lalu, dirinya dilantik oleh Mendikbud Anies Baswedan sebagai sekretaris jenderal. Didik menjadi sekretaris jenderal di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selama tiga periode kepemimpinan, mulai Anies Baswedan, Muhadjir Effendy, hingga Nadiem Makarim. Tanggal ... 2019, lelaki kelahiran Nganjuk ini menyerahkan jabatannya kepada Prof. Ainun Naim, Ph.D. yang sebelumnya menjabat Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Ainum Naim juga menjadi Sekjen Kemdikbud RI sebelum Didik Suhardi.

Berikut beberapa jabatan yang pernah diemban Didik Suhardi.

  • Staf Subdit Monitor dan Penyesuaian Pelaksanaan Teknis Direktorat Dikmenum, Ditjen Dikdasmen (1983-1989)
  • Pembantu Pimpinan Subdit Monitor dan Penyesuaian Pelaksanaan Teknis Direktorat Dikmenum, Ditjen Dikdasmen (1989-1994)
  • Kasubag Kepegawaian Pendidikan Menengah Umum Direktorat Dikmenum, Ditjen Dikdasmen (1995-1996)
  • Kasi Monitor Pembaharuan Pendidikan Menengah Umum Direktorat Dikmenum, Ditjen Dikdasmen (1996-1997)
  • Kasi Monitor SMA, Subdit Monitor dan Penyesuaian Pelaksanaan Teknis Direktorat Dikmenum, Ditjen Dikdasmen (1998-2000)
  • Kasubdit Program dan Kerja Sama AntarLembaga Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Ditjen Dikdas (2003-2008)
  • Kasubdit Program Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Ditjen Dikdas (2008)
  • Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Ditjen Dikdas (2008-2015)
  • Sekretaris Jenderal Kemendikbud 2015-2019

Penghargaan

Karya tulis

  • Model Pelatihan Guru bagi SMP dan SMA, Direktorat Pendidikan Menengah Umum (1992)
  • Wajib Belajar Pendidikan Dasar (1945-2007) tahun 2007
  • Sejarah Perkembangan Kurikulum SMP (2010)
  • Perjalanan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2005-2012, mencegah drop out, meningkatkan kualitas pendidikan dasar (2012)
  • Strategi Jitu Menyukseskan Wajib Belajar 9 Tahun di Indonesia (2013, ditulis bersama Prof. Suyanto, Ph.D.)
  • Hidup Mati RSBI: Boleh Bubar, Virus Kualitasnya Tetap Menyebar (2013, ditulis bersama Prof. Suyanto, Ph.D.)
  • Wajib Belajar 9 Tahun untuk Masa Depan yang Lebih Baik (2013' ditulis bersama Prof. Suyanto, Ph.D.)
  • Pembangunan Pendidikan Wajib Belajar 9 Tahun (2014)
  • Mengindonesiakan Anak-anak di Sabah (2015, ditulis bersama Prof. Suyanto, Ph.D.)
  • Pendidikan Berbasis Pesantren Penguatan Dasar-dasar Keilmuan Santri (2015, ditulis bersama Prof. Suyanto, Ph.D.)
  • Strategi Pengelolaan Pendidikan Sebuah Pengalaman Menantang (2015, ditulis bersama Prof. Suyanto, Ph.D.)

Lihat pula

Referensi

Pranala luar