Campak

penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus

Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramixovirus.

Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.

Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya biasanya dia akan kebal terhadap penyakit ini.


Pendahuluan

Campak, juga dikenal sebagai rubeola. Campak adalah salah satu penyakit menular yang paling menular, dengan setidaknya 90% tingkat infeksi sekunder pada kontak rumah tangga yang rentan. Ini dapat mempengaruhi orang-orang dari segala umur, meskipun sering terlihat sebagai penyakit anak-anak. Campak ditandai oleh hejala demam prodromal, batuk, konjungtivitis, dan pathanthomonic enanthem (yaitu, bintik Koplik), diikuti oleh ruam makulopapular eritematosa pada hari ketiga hingga ketujuh. Infeksi memberikan kekebalan seumur hidup.[1]

Sebuah imunosupresi umum yang mengikuti campak akut sering mempengaruhi pasien untuk otitis media bakteri dan bronkopneumonia. Pada sekitar 0,1% kasus, campak menyebabkan ensefalitis akut. Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE) adalah penyakit degeneratif kronis yang jarang terjadi yang terjadi beberapa tahun setelah infeksi campak.

Setelah vaksin campak efektif diperkenalkan pada tahun 1963, kejadian campak menurun secara signifikan. Namun demikian, campak tetap menjadi penyakit umum di daerah tertentu dan terus menyebabkan hampir 50% dari 1,6 juta kematian yang disebabkan setiap tahun oleh penyakit anak yang dapat dicegah dengan vaksin. Insiden campak di Amerika Serikat dan di seluruh dunia meningkat, dengan wabah dilaporkan terutama pada populasi dengan tingkat vaksinasi yang rendah.

Antibodi ibu memainkan peran penting dalam perlindungan terhadap infeksi pada bayi di bawah 1 tahun dan dapat mengganggu vaksinasi campak yang dilemahkan secara langsung. Vaksin campak dosis tunggal yang diberikan kepada anak yang berusia lebih dari 12 bulan menginduksi kekebalan protektif pada 95% penerima. Karena virus campak sangat menular, populasi yang rentan 5% cukup untuk mempertahankan wabah berkala pada populasi yang sangat divaksinasi.

Dosis kedua vaksin, sekarang direkomendasikan untuk semua anak usia sekolah di Amerika Serikat, menginduksi kekebalan pada sekitar 95% dari 5% yang tidak menanggapi dosis pertama. Variasi genotip yang sedikit pada strain yang beredar baru-baru ini tidak mempengaruhi keampuhan perlindungan vaksin campak yang dilemahkan.

Klaim yang tidak berdasar yang menunjukkan hubungan antara vaksin campak dan autisme telah mengakibatkan berkurangnya penggunaan vaksin dan berkontribusi pada kebangkitan baru-baru ini di negara-negara di mana tingkat imunisasi telah turun di bawah tingkat yang diperlukan untuk mempertahankan kekebalan kawanan.

Menimbang bahwa untuk negara-negara industri seperti Amerika Serikat, penularan campak endemik dapat dibangun kembali jika kekebalan campak turun menjadi kurang dari 93-95%, upaya untuk memastikan tingkat imunisasi yang tinggi di antara orang-orang di negara maju dan berkembang harus dipertahankan.

Biasanya perawatan suportif diperlukan untuk pasien campak. Suplementasi vitamin A selama campak akut secara signifikan mengurangi risiko morbiditas dan mortalitas.[2]

Penyebab

Campak, rubeola (bukan rubella=campak Jerman), atau measles (di beberapa daerah disebut juga sebagai tampek, dabaken atau morbili) adalah penyakit infeksi yang menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kisaran 4 hari pertama sejak munculnya ruam. Campak disebabkan oleh paramiksovirus ( virus campak). Penularan terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.

Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.

Gejala

Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa:

  • Panas badan
  • Nyeri tenggorokan (ada juga yang tanpa dibarengi gejala ini)
  • pilek Coryza (ada juga yang tanpa dibarengi gejala ini)
  • Batuk ( Cough ) (ada juga yang tanpa dibarengi gejala ini)
  • Bercak Koplik
  • Nyeri otot
  • Mata merah ( conjuctivitis )
  • Hilang nafsu makan
  • Rasa pegal/adanya tekanan di area belakang kepala

2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala di atas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan kaki, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.

Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang.

Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.

Komplikasi

Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:

  1. Infeksi bakteri: Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
  2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga penderita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan
  3. Ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas.

Pemeriksaan lain yang mungkin perlu dilakukan:

  • pemeriksaan darah, pemeriksaan darah tepi
  • pemeriksaan Ig M anti campak
  • Pemeriksaan komplikasi campak:
    • enteritis
    • Ensephalopati,
    • Bronkopneumoni

Pengobatan

Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani istirahat. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Maka dari itu harus berjaga-jaga.

Pencegahan

Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.

Jika hanya mengandung campak, vaksin diberikan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.

Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.

Terdapat juga vaksin MMRV, suatu kombinasi vaksin MMR dan vaksin cacar air (varicella). Dengan adanya kombinasi ini, maka tata laksana vaksinasi lebih sederhana, karena jumlah penyuntikan lebih sedikit dan lebih murah.[3] Tetapi untuk anak-anak berusia 2 tahun atau kurang, vaksin MMRV lebih memiliki efek samping dibandingkan pemberian vaksin MMR dan vaksin cacar air secara terpisah dalam satu hari.[4] Terjadi penambahan kejadian febrile seizures yang terjadi 7 hingga 10 hari setelah vaksinasi, penambahan kejadian demam ringan dan penambahan kejadian gatal-gatal seperti kena campak. Tetapi vaksinasi MMRV pada usia 4 sampai 6 tahun tidak ada bukti penambahan kejadian febrile seizure dibandingkan pemberian vaksin MMR dan vaksin cacar air secara terpisah.[5][6]

Waktu Inkubasi

Waktu terpapar sampai kena penyakit: Kira-kira 10 sampai 12 hari sehingga gejala pertama, dan 14 hari sehingga ruam muncul. Imunisasi (MMR) pada usia 12 bulan dan 4 tahun. Orang yang dekat dan tidak mempunyai kekebalan seharusnya tidak menghadiri sekolah atau bekerja selama 14 hari.

Waktu pengasingan yang disarankan

Disarankan selama sekurang-kurangnya 4 hari setelah ruam muncul.

Referensi

  1. ^ Kesehatan, Kedokteran (25 April 2015). "Kode Diagnosis ICD 10 Campak". Kedokteran dan Kesehatan. Diakses tanggal 11 Maret 2020. 
  2. ^ Zuhdy, Dr (11 Februari 2020). "Kode ICD 10 Campak". Kode ICD 10. Diakses tanggal 11 Maret 2020. 
  3. ^ Vesikari T, Sadzot-Delvaux C, Rentier B, Gershon A (2007). "Increasing coverage and efficiency of measles, mumps, and rubella vaccine and introducing universal varicella vaccination in Europe: a role for the combined vaccine". Pediatr Infect Dis J. 26 (7): 632–8. doi:10.1097/INF.0b013e3180616c8f. PMID 17596807. 
  4. ^ CDC: Possible Side-effects from Vaccines
  5. ^ Klein NP, Fireman B, Yih WK; et al. (July 2010). "Measles-mumps-rubella-varicella combination vaccine and the risk of febrile seizures". Pediatrics. 126 (1): e1–8. doi:10.1542/peds.2010-0665. PMID 20587679. 
  6. ^ FDA: CBER clinical review of studies submitted in support of licensure of ProQuad