Sholeh bin Muhsin al-Hamid Tanggul

Sholeh bin Muhsin al-Hamid atau lebih dikenal dengan Habib Sholeh Tanggul adalah tokoh ulama yang menghabiskan masa dakwahnya di Tanggul, Jember, Jawa Timur.

Al-Habib Sholeh bin Muhsin al-Hamid Tanggul
NasabJalur ayah: Sholeh bin Muhsin bin Ahmad bin Abubakar bin Abdullah bin Sholeh bin Abdullah bin Salim bin Umar bin Hamid bin asy-Syeikh Abibakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Al-Ghayur bin Muhammad al-Faqih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali' Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa Ar-Rumiy bin Muhammad Annaqib bin Ali Al-Uraidhiy bin Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Hussein dari Fatimah az-Zahra Putri Rasulullah
Lahir17 Jumadil awal 1313 H/tahun 1895 M
Wadi 'Amd, Hadramaut, Yaman
Meninggal
  • 9 Syawal 1396 Hijriyah
  • 3 Oktober 1976 Masehi
    Indonesia, Jember
Penyebab kematianSakit
Dimakamkan diKompleks Masjid Riyadhus Sholihin, Tanggul, Jember
Nama lainHabib Sholeh Tanggul
KebangsaanIndonesia
EtnisArab, Alawiyin
ZamanAbad ke-20
Wilayah aktifJember, Jawa Timur, Indonesia
JabatanUlama
Da'i
Mazhab FikihMazhab Syafi'i
IstriSyarifah Fatimah binti Musthofa Al Habsyi
Keturunan
  • Abdullah al-Hamid (putera)
  • Muhammad al-Hamid (putera)
  • Nur al-Hamid (puteri)
  • Fatimah al-Hamid (puteri)
  • Ali al-Hamid (putera)
  • Khadijah al-Hamid (puteri)
Orang tuaAl-Habib Muhsin bin Ahmad al-Hamid/al-Bakri al-Hamid

Riwayat Hidup

Kelahiran dan masa kecil

Meski namanya dinisbatkan pada nama kecamatan Tanggul, Jember, Jawa Timur, ia sebenarnya dilahirkan di desa Wadi 'Amd, Hadramaut, Yaman pada 17 Jumadil awal 1313 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1895 Masehi[1]. Ayahnya juga merupakan seorang ulama Wadi 'Amd bernama Muhsin bin Ahmad al-Hamid, yang juga dikenal masyarakat sekitar dengan julukan al-Bakri al-Hamid, sedangkan ibunya adalah Aisyah dari keluarga al-'Abud Ba 'Umar dari kalangan klan masyaikh/non-habaib al-'Amudi[2].

Masa kecilnya ia habiskan untuk menuntut ilmu agama. Guru utamanya dalam bidang ilmu fikih dan tasawuf adalah ayahnya sendiri, Habib Muhsin bin Ahmad al-Hamid, sedangkan Al-Qur'an ia pelajari dari Syekh Saíd Ba Mudhij, ulama kenamaan Wadi 'Amd[3].

Hijrah ke Indonesia

Saat Habib Sholeh berusia 26 tahun atau ketika itu bertepatan dengan tahun 1921 M, ia memutuskan berhijrah ke Indonesia bersama Syekh Fadhli Sholeh Salim bin Ahmad al-Asykari[4]. Perjalanan hijrah ini membuatnya sempat singgah di Gujarat, India, lalu berlabuh di Jakarta. Habib Sholeh sempat tinggal beberapa hari di Jakarta dan berkeliling mengunjungi para ulama sampai saudara sepupunya yang bernama Habib Muhsin bin Abdullah al-Hamid yang telah lebih dulu berhijrah meminta Habib Sholeh untuk mengunjungi kediamannya di Lumajang[2].


Nasab

Ia adalah keturunan ketiga puluh sembilan dari Rasulullah, nasab lengkapnya adalah: Sholeh bin Muhsin bin Ahmad bin Abubakar bin Abdullah bin Sholeh bin Abdullah bin Salim bin Umar bin Hamid bin asy-Syeikh Abibakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Al-Ghayur bin Muhammad al-Faqih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali' Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa Ar-Rumiy bin Muhammad Annaqib bin Ali Al-Uraidhiy bin Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Hussein dari Fatimah az-Zahra Putri Rasulullah[2].

Referensi

  1. ^ "Biografi Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid Tanggul - Jember". WONGJEMBER.COM. 2020-04-07. Diakses tanggal 2020-05-06. 
  2. ^ a b c Mauladdawilah, Abdul Qadir Umar (2011). 17 Habaib Berpengaruh di Indonesia. Malang: Pustaka Bayan. 
  3. ^ "Habib Sholeh Tanggul, Waliyullah yang Doanya Makbul". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2020-05-06. 
  4. ^ Shahab, Idrus F. (2019). Seri Buku Islam: Habib di Nusantara, Karnaval Habib Kota. Jakarta: Tempo Publishing. ISBN 978-623-207-253-4.