KRI Teluk Bintuni (520)

udin
Revisi sejak 13 Mei 2020 19.10 oleh 114.5.250.187 (bicara) (Lampung)

KRI Teluk Bintuni (520) adalah Kapal perang Republik Indonesia berjenis Landing Ship Tank (LST) terbesar yang dengan bangga merupakan karya anak bangsa. Kapal perang ini diproduksi oleh PT Daya Radar Utama di  Srengsem, Panjang, Bandar Lampung selama kurun waktu 16 bulan dengan biaya sekitar Rp.160 miliar[1].

KRI Teluk Bintuni (520)

Kode angka 520 di lambung kapal dan nama teluk di nusantara menunjukkan identitas kapal LST[2]. Kode 5 merupakan satuan kapal amfibi yang bertugas untuk pendaratan pasukan dari laut ke darat serta alat utama sistem pertahanan (alutsista) pendukung lainnya[3]. Dalam hal ini KRI Teluk Bintuni (520) dirancang mengangkut MBT (Main Battle Tank) jenis Leopard milik Angkatan Darat dan tank BMP-3F milik Marinir. Nama Teluk Bintuni diambil dari nama teluk di kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.

Sejarah Pembuatan

Pengadaan KRI Teluk Bintuni (520) bertujuan untuk mewujudkan kekuatan pokok keamanan dan pertahanan kedaulatan Indonesia. KRI ini diproyeksikan memperkuat jajaran Komando Lintas Laut Militer TNI AL (Kolinlamil). Sementara pembuatannya oleh PT DRU merupakan salah satu bentuk pembinaan pemerintah terhadap industri dalam negeri agar mengurangi ketergantungan dalam pengadaan alutsista pada negara lain di masa yang akan datang[4].

Pada 28 September 2014 bertempat di dermaga PT DRU Lampung diadakan upacara peluncuran KRI Teluk Bintuni dan pelantikan Komandan KRI Teluk Bintuni (520) kepada Letkol  (P)   Ahmad. M. Bertindak selaku Inspektur Upacara adalah Menteri Pertahanan Republik Indonesia periode 2009-2014, Purnomo Yusgiantoro [5].

KRI Teluk Bintuni (520) rampung dan diserahterimakan oleh PT Daya Radar Utama kepada Kementerian Pertahanan yang diwakili oleh Menteri Pertahanan RI periode 2014 - 2019, Ryamizard Ryacudu Pada 17 Juni 2015 di galangan kapal PT DRU unit Lampung[6].

Spesifikasi

KRI Teluk Bintuni (520) terbuat dari baja khusus produksi PT Krakatau Steel pada bagian hulu atau lambungnya. Dengan panjang 120 meter, lebar 18 meter, dan tinggi 11 meter, kapal dapat membawa 4 unit LCVP (Landing Craft, Vehicle, Personnel). LST berbobot kosong 2300 ton ini  mampu mengangkut 10 Tank Leopard, 476 orang (kru dan pasukan), serta 2 unit helikopter. Kapal memiliki ketahanan di laut selama 20 hari dan didesain agar mampu mendarat di pantai[7].

KRI Teluk Bintuni (520) dilengkapi 2 helipad dan fasilitas hanggar. Di bagian anjungan terdapat crane untuk memudahkan loading logistik dan kargo. Persenjataan untuk self defence adalah meriam bofors kaliber 40/L70 mm ditempatkan pada haluan, kanon PSU kaliber 20 mm, serta dua unit SMB (Senapan Mesin Berat) kaliber 12,7 mm.

KRI Teluk Bintuni  (520) terdiri dari 7 lantai, berurutan dari bawah: bottom deck menjadi ruang khusus mesin kapal. Deck A adalah ruang tangki dan ruang pasukan, deck B ruang pasukan. Deck C & D untuk kru kapal termasuk tempat tidur dan peralatan keseharian kru kapal. Deck E merupakan ruang komandan dan para perwira. Deck F adalah ruang komando. Deck G, top deck menjadi tempat untuk meletakkan dua radar utama kapal[8].

Berikut merupakan spesifikasi KRI Teluk Bintuni (520)[9]:

Spesifikasi KRI Teluk Bintuni (520)
Keterangan Unit
Produksi PT Daya Radar Utama, Lampung
Panjang 120 meter
Lebar 18 meter
Tinggi 11 meter
Berat kosong 2300 ton
Kecepatan 16 knot
Mesin Pendorong 2 × 3285 KW
Persenjataan 1 Meriam Bofors 40 mm L/70

2 Penangkis Serangan Udara Kaliber 2 mm

2 Senapan Mesin Berat Kaliber 12,7 mm

Akomodasi 113 ABK

6 Kru Helikopter

361 Pasukan

Misi

KRI jenis LST digunakan dalam misi operasi amfibi untuk bantuan bencana alam, operasi sosial atau kesehatan, juga difungsikan sebagai kapal markas. Beberapa misi KRI Teluk Bintuni (520), antara lain:

  • Pada 25 Desember 2016, KRI Teluk Bintuni 520 bergerak menuju Bima, Nusa Tenggara Barat dari Pangkalan Utama TNI AL V Surabaya, Jawa Timur untuk dukungan kemanusiaan korban banjir bandang. Kapal perang ini membawa beberapa perlengkapan personel dan material, di antaranya: Batalyon Kesehatan Divif 2 Kostrad, 2 truk boks, 2 truk angkut, 1 ambulans, 1 set rumkitlap, dan 100 personel batalyon kesehatan. Ada pula Batalyon Kesehatan Marinir, 10 truk, 2 mobil dapur lapangan, dan 125 personel[10].
  • 25 Januari 2018, KRI Teluk Bintuni 520 dengan Komandan KRI Mayor Laut (P) Suroto menggagalkan aksi perompakan terhadap kapal Tug Boat (TB) Dabo 105 di Selat Berhala. Selat Berhala merupakan perairan di antara Pulau Sumatera dan Pulau Singkep, kepulauan Riau.[11]

Referensi

  1. ^ Oleh (2014-09-28). "KRI Teluk Bintuni Resmi Operasional". JakartaGreater. Diakses tanggal 2020-01-09. 
  2. ^ "KRI Teluk Bintuni 520: LST Terbesar Satuan Kapal Amfibi TNI AL". Indomiliter.com (dalam bahasa Inggris). 2014-09-06. Diakses tanggal 2020-01-10. 
  3. ^ Ramadhan, Bagus. "Ternyata Ini Arti Kode Angka Pada Lambung KRI di Indonesia". Good News From Indonesia. Diakses tanggal 2020-01-10. 
  4. ^ Oleh (2014-09-28). "KRI Teluk Bintuni Resmi Operasional". JakartaGreater. Diakses tanggal 2020-01-10. 
  5. ^ admin, admin (1 Oktober 2014). "Upacara Peluncuran KRI Teluk Bintuni dan Pelantikan Komandan KRI Teluk Bintuni-520". Website Tentara Nasional Indonesia. Diakses tanggal 10 Januari 2020. 
  6. ^ admin. "DRU Serahkan Kapal KRI Teluk Bintuni 520". Daya Radar Utama. Diakses tanggal 2020-01-10. 
  7. ^ Retaduari, Elza Astari. "Ini KRI Teluk Bintuni, Kapal Angkut Tank Leopard Buatan Dalam Negeri". detiknews. Diakses tanggal 2020-01-10. 
  8. ^ "KRI Teluk Bintuni 520: LST Terbesar Satuan Kapal Amfibi TNI AL". Indomiliter.com (dalam bahasa Inggris). 2014-09-06. Diakses tanggal 2020-01-10. 
  9. ^ "KRI Teluk Bintuni 520 - Kapal Perang TNI Angkatan Laut". KRI Teluk Bintuni 520 - Kapal Perang TNI Angkatan Laut. Diakses tanggal 2020-01-09. 
  10. ^ Khoiri, Ahmad Masaul. "KRI Teluk Bintuni Bawa Pasukan dan Bantuan untuk Bantu Korban Banjir Bima". detiknews. Diakses tanggal 2020-01-10. 
  11. ^ Muzayyin, Arif Hulwan. "Pasukan Marinir Gagalkan Aksi Perompak di Selat Berhala". nasional. Diakses tanggal 2020-01-10.