Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Daerah Sumatera Kawasan Selatan

gereja di Indonesia
Revisi sejak 3 Maret 2006 12.39 oleh IvanLanin (bicara | kontrib) (rapikan)


Latar Belakang

Sumatera Kawasan Selatan (SUMKASEL) adalah suatu daerah yang luas, meliputi 5 (lima) provinsi antara lain : Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jambi dan Kepulauan Babel (BangkaBelitung). Pada awal pekerjaan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Indonesia, daerah Sumatera Kawasan Selatan termasuk wilayah pelayanan Jawa Barat yang berpusat di Batavia. Kemudian daerah ini termasuk wilayah Sumatera, berpusat di Padang yang diorganisasi tahun 1913 dipimpin B.Judge.


Gereja Advent di Lampung

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh belum menyentuh daerah ini sampai tahun 1922. Baru kemudian Pendeta Wood yang ditempatkan di Tanjung Karang (Lampung) tahun 1923 mulai membawa pekabaran gereja, mula-mula melalui Majalah Pertandaan Zaman. Pendeta Wood berhasil mendirikan gereja Advent di Lampung. Merukh, penduduk asli Lampung, dibaptiskan oleh Pendeta Zimmermann tahun 1923. Merekalah yang menjadi buah sulung di Lampung.

Kemudian pekerjaan Advent meluas di Way Hui (lampung) hingga diorganisasinya kumpulan di sana tahun 1926. Selanjutnya meluas ke Tambangbesi, Kedaton, Sereng dan Sabalang. Sementara di Sarirejo (Lampung Selatan) dimulai masuknya Elias Subakir menjadi anggota Gereja Advent setelah mendengar gelombang siaran radio Advent dari Pulau Guam. Selanjutnya dilanjutkan oleh FJ Wuysang hingga dibaptiskan. Dan di Mesuji dibuka sekitar tahun 1995 oleh FJ Wuysang dan Joko Utomo. Anngota-anggota pertama adalah : Yohanes Suparlan, Yohanes Rubiman dan Yuswanto. Mereka dibaptiskan pada tanggal 30 Desember 1995 oleh Pendeta Alex Henndriks.

Gereja Advent di Palembang

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh ke Palembang dimulai oleh Evangelist Literature (EL) yang datang dari Padang tahun 1927. Pada tahun itu seorang Guru Injil bernama Lauw Djoe Djim dikirim ke Palembang. Dia dibantu oleh Tjong Kam Tjoe. Mereka bekerja mengajarkan Injil ke tengah-tengah masyarakat Tionghoa. Untuk pada awalnya, usaha mereka berhasil mengorganisasi kumpulan di sebuah kolong rumah Palembang milik seorang Tionghoa di 16 Ilir, dekat Gudang Geo Wehry.

Selanjutnya penginjilan ini berhasil membaptiskan: HN Akip, Tahalea, Anna Mahantouw dan 2 orang Tionghoa. Baptisan dilaksanakan oleh pendeta yang datang dari Padang.

Gereja Advent di Bengkulu

Pusat tambang emas Muara Aman menarik perhatian penduduk disekitarnya untuk merantau ke Muara Aman. Di sana bekerja Lauw Djoe Djim yang datang dari Padang dan beberapa orang pegawai tambang emas itu telah telah menjadi anggota Gereja Advent. Luther Panjaitan membantu Lauw mengadakan kebaktian kebangunan rohani di sana dan membaptiskan 6 jiwa.

Pada Jaman Penjajahan

Pada Rapat Gereja Advent Uni Malaysia tahun 1929 telah diterima rekomendasi Kantor Pusat Se-Dunia pada tanggal 25 Desember 1928 untuk membagi dua Uni Malaysia menjadi Uni Malaysia dan Uni Hindia Belanda. Uni Malaysia berada di bawah pengawasan Divisi Timur Jauh yang berkantor pusat di Singapura. Dan Uni Hindia Belanda di bawah pengawasan Eropa Tengah dan berkantor pusat di Bandung.

Pada Rapat Uni Hindia Belanda yang diadakan terpisah, langsung pula menetapkan pembagian daerah pelayanan Uni Hindia Belanda yang baru itu dan Sumatera Selatan menjadi satu daerah yang baru. Ketua Daerah yang baru diangkat Pdt S. Dittmar. Yang menjadi teritori adalah Sumatera Selatan, Lampung (yang sebelumnya berada di bawah pengawasan Jawa Barat), Bengkulu, Jambi, Bangka dan Belitung.

Daftar Pimpinan

Urutan Pimpinan Daerah ini sejak diorganisasi tahun 1929 adalah sebagai berikut :

  Tahun           Ketua                Sekretaris            Bendahara
  1929 – 1933     Pdt  S. Dittmar      -                     -
  1934 – 1935     Pdt  K. Tilstra      -                     -
  1936 – 1938     Pdt  Kolling         -                     -
  1938 – 1941     Pdt  K. Mandias      -                     -
  1948 – 1952     Pdt  K. Mandias      -                     -
  1952 – 1953     Pdt  M. Siregar      -                     -
  1953 – 1954     Pdt  SF. Sitompul    -                     -
  1955            Pdt  UH. Manullang   -                     -
  1956 – 1961     Pdt  S. Ritonga      -                     -
  1962 – 1966     Pdt  S. Tamba        Pdt  T. Tambunan      Pdt  T. Tambunan
  1967 – 1969     Pdt  NG. Hutauruk    M. Sitompul           M. Sitompul
  1970 – 1972     Pdt  CG. Manurung    M. Sitompul           M. Sitompul
  1973 – 1976     Pdt  R. Tambunan     M. Sitompul           M. Sitompul
  1977 – 1982     Pdt  DP. Panjaitan   E. Situmeang          E. Situmeang
  1983 – 1990     Pdt  SH. Simbolon    M. Doloksaribu        M. Doloksaribu
  1990 – 1993     Pdt  AJ. Dompas      Pdt  LP. Simanjuntak  S. Purba
  1994 – 2000     Pdt  LP. Simanjuntak Pdt  SG. Manik        Pdt ER. Pasaribu
  2001 – 2003     Pdt  LP. Simanjuntak Pdt  S. Tamba         Pdt ER. Pasaribu
  2004 -          Pdt  S. Tamba

Pranala Luar