Pura Ulun Danu Beratan

Revisi sejak 16 Mei 2020 09.20 oleh RaymondSutanto (bicara | kontrib) (Menambah Kategori:Pura di Bali menggunakan HotCat)

Pura Ulun Danu Beratan adalah salah satu Pura terbesar yang ada di Bali. Pura ini terletak di Kabupaten Tabanan, tepatnya di dataran tinggi Bedugul, Pulau Bali. Pura ini berjarak sekitar 70 km dari Bandara Internasional Ngurah Rai dan kurang lebih 50 km dari pusat kota Denpasar. Di Dataran Tinggi Bedugul kita dapat menemukan kompleks pura tepatnya di tepi Barat Laut Danau Beratan dengan Pura Ulun Danu di tengahnya yang berfungsi sebagai subak atau pura irigasi. Seluruh wilayah Danau tepatnya di tepi hilir danau dipenuhi dengan "Pura Air."

Kompleks Candi

Pura Ulun Danu Beratan memiliki empat kompleks Pura, yaitu Pura Lingga Petan, Pelinggih Dewa Siwa; Pura Penataran Puncak Mangu, Pelinggih Dewa Wisnu; Pura Terate Bang, Pelinggih Dewa Brahma; Pura dalem Purwa, Pelinggih Dewi Danu, dewi air, sungai, dan danau yang juga dikenal sebagai dewi kesuburan.

Sejarah

Hingga saat ini belum ditemukan sumber pasti mengenai tahun pendirian Pura Ulun Danu. Satu - satunya sumber yang dapat ditemukan adalah berdasar pada Lontar Babad Mengawi. Dijelaskan dalam babad Mengawi bahwa sebelum mendirikan Pura Taman Ayun, pendiri Kerajaan Mengawi yang bernama I Gusti Agung Putu telah mendirikan Pura dipinggir Danau Beratan. Tidak disebutkan secara spesifik kapan tepatnya Pura Ulun Danu didirikan. Lontar hanya menyebutkan bahwa Pura Taman Ayun didirikan pada hari Anggara Kliwon Mendangsia Tahun Saka Sad Bhuta Yaksa Dewa, atau tahun 1556 Saka (1634 Masehi). Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendirian Pura Ulun Danu dilaksanakan sebelum tahun 1556 Saka.

Untuk mengunjungi pura yang berada di tengah danau ini kita harus menggunakan perahu yang sudah tersedia di tepi danau. Selain mengunjungi Pura inti yang berada di tengah danau, kita dapat mengunjungi bangunan pura lainnya karena seperti pura - pura yang ada di Bali pada umumnya, Pura Ulun Danu dibagi menjadi tiga bagian; halaman luar, tengah, dan halaman dalam.

Arsitektur

Halaman Luar (Pura Penataran Agung)

Pada bagian ini kita akan menemukan Candi Bentar yang merupakan pintu masuk halaman luar. Di sini kita akan menemukan sarkofagus dan sebuah batu tegak yang berada di sebelah kiri halaman luar.

Halaman Tengah (Pura Dalem Purwa)

Tidak ada tembok yang membatasi antara halaman luar dan halaman tengah, melainkan susunan batu batas yang di atasnya terdapat beberapa arca. Di halaman tengah kita akan menemukan Kori Agung Stupa yang berhiaskan sapta-nsi dengan tangga masuk berhiaskan patung gajah. Mengintip ke dalam relung stupa maka kita akan menemukan arca Bhiksu, sementara dinding stupanya berhiaskan swastika sebagai perlambang matahari dan kekekalan.

Halaman Dalam (Pura Taman Beiji)

Untuk dapat menjangkau halaman dalam kita harus melalui tiga undakan tangga yang diapit oleh dua pasang arca penjaga. Pada bagian halaman dalam kita akan menemukan beberapa bangunan; Prasada Meru Tumpang Sebelas. Bangunan ini ditujukan pada Siwa dan sakti-nya Parwati.[1]

  1. ^ Sedyawati, Edi, 1938-. Candi Indonesia. Latief, Feri,, Indonesia. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, (edisi ke-Cetakan pertama). [Jakarta]. ISBN 978-602-17669-3-4. OCLC 886882212.