Ita Martadinata Haryono

aktivis dan pejuang HAM asal Indonesia
Revisi sejak 16 Mei 2020 13.26 oleh Brigitta.isabella (bicara | kontrib) (Penambahan referensi)

Ita Martadinata Haryono (lahir 1980, wafat di Jakarta Pusat, 9 Oktober 1998 pada usia 18 tahun) adalah seorang aktivis HAM Indonesia yang tewas dibunuh secara misterius, tak lama sebelum ia berencana bersaksi di sidang PBB terkait pemerkosaan massal di Indonesia pada masa Reformasi.

Latar belakang

Kerusuhan Mei 1998 adalah penjarahan dan pemerkosaan yang mengandung sentimen rasial dan secara khusus menarget etnis Tionghoa. Tim Gabungan Pencari Fakta mencatat ada 168 korban kekerasan seksual massal yang melapor sampai 3 Juli 1998 (152 dari Jakarta dan sekitarnya, 16 dari Solo, Medan, Palembang dan Surabaya).[1] Ita Martadinata, seorang siswi kelas III SMA Paskalis yang kala itu berusia 18 tahun, adalah salah satunya.

Ia ditemukan mati dibunuh pada tanggal 9 Oktober 1998 di kamarnya di Jakarta Pusat. Perutnya, dada dan lengan kanannya ditikam hingga sepuluh kali, sementara lehernya disayat.[2] Hal ini terjadi hanya tiga hari setelah Tim Relawan untuk Kemanusiaan dan beberapa organisasi hak-hak asasi manusia lainnya mengadakan konferensi pers, dan menjelaskan bahwa beberapa orang dari anggota tim ini telah menerima ancaman akan dibunuh apabila mereka tidak segera menghentikan bantuan mereka terhadap investigasi internasional atas perkosaan, pembunuhan, dan pembakaran atas sejumlah gadis dan perempuan Tionghoa dalam kaitan dengan Kerusuhan Mei 1998.

Pihak yang berwajib mengumumkan bahwa kematian Ita hanyalah suatu kejahatan biasa, yang dilakukan oleh seorang pecandu obat bius yang ingin merampok rumah Ita, namun tertangkap basah, sehingga kemudian ia membunuh gadis itu. Namun banyak pihak yang meragukan pernyataan ini. Apalagi menurut rencana Ita dan ibunya, Wiwin Haryono, akan segera berangkat ke Amerika Serikat dengan empat korban Kerusuhan Mei 1998 sebagai bagian dari Tim Relawan untuk Kemanusiaan, untuk memberikan kesaksian kepada Kongres Amerika Serikat tentang tragedi itu. Ita dan ibunya diketahui cukup banyak terlibat dalam memberikan konseling kepada para korban kerusuhan tersebut.[3]

Karena itu Tim Relawan berpendapat bahwa peristiwa ini sesungguhnya dimaksudkan sebagai ancaman kepada mereka yang terlibat di dalam aktivitas kemanusiaan ini untuk menghentikan kegiatan mereka.[4]


Lihat pula

Pranala luar

Referensi

  1. ^ Tim Relawan Untuk Kemanusiaan (November 1999). LAPORAN AKHIR TIM GABUNGAN PENCARI FAKTA PERISTIWA 13-15 MEI 1998. Jakarta: Komnas Perempuan. hlm. 72. 
  2. ^ Lestari, Sri (https://www.bbc.com/indonesia/dunia-44134808). "Perkosaan Mei 1998 'tak pernah terungkap, tak pernah dituntaskan'". BBC Indonesia. Diakses tanggal 16 Mei 2020. 
  3. ^ Kresna, Mawa (22 Mei 2017). "Perkosaan Massal 1998 itu Terjadi". Tirto. Diakses tanggal 16 Mei 2020. 
  4. ^ "Indonesian rape counsellor murdered". BBC UK. 10 Oktober 1998. Diakses tanggal 16 Mei 2020.