Gunung Manglayang

gunung di Indonesia
Revisi sejak 24 Mei 2020 07.37 oleh AABot (bicara | kontrib) (PranalaLuar)

Gunung Manglayang (Aksara Sunda Baku: ᮌᮥᮔᮥᮀ ᮙᮍᮣᮚᮀ) adalah sebuah gunung bertipe Stratovolcano yang terletak di antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia dan memiliki ketinggian sekitar 1818 mdpl. Pemandangannya cukup indah, tetapi karena relatif tidak terlalu tinggi, sehingga kurang dikenal oleh pendaki-pendaki gunung pada umumnya.

Gunung Manglayang
Puncak Gunung Manglayang dari kejauhan
Titik tertinggi
Ketinggian1.818 m (5.965 kaki)
Geografi
Gunung Manglayang di Indonesia
Gunung Manglayang
Gunung Manglayang
Geologi
Jenis gunungStratovolcano
Letusan terakhirtidak diketahui

Dalam deretan gunung-gunung BurangrangTangkuban PerahuBukit Tunggul – Gunung Manglayang, Gunung Manglayang menjadi gunung yang terindah dari rangkaian keempat gunung tersebut. Mungkin itulah sebabnya di kalangan para penggiat alam bebas, gunung ini sempat terlupakan terkecuali para penggiat alam bebas dari Bandung dan sekitarnya. Walaupun begitu, Gunung Manglayang tetap menawarkan pesona alamnya tersendiri.

Sejarah Gunung Manglayang

Nama Manglayang di ambil dari kata Layang yang berarti Terbang. Hal ini di perkuat dengan kedatangan seekor kuda terbang yang bernama Semprani. Konon katanya, Kuda yang bernama semprani ini terbang dari wilayah Cirebon ke wilayah Banten. Pada saat terbang, Kuda terbang ini tersungkur jatuh di permukaan dasar lereng gunung manglayang.

Asal Usul, Terdapatnya Batu Kuda di gunung manglayang ini, di karenakan kisah kuda terbang yang tersungkur hingga terlilit dengan semak belukar. Sehingga kuda tersebut tidak bisa membebaskan diri selama selamanya hingga akhirnya menjadi batu.

Hal ini di perkuat dengan adanya bukti sebuah Batu Kuda yang berada di kawasan gunung manglayang. Letaknya, di Jalur pendakian yang sekarang di berikan naman Jalur Batu Kuda.

Pendakian

Gunung ini memiliki cukup banyak jalur pendakian, antara lain; melalui Bumi Perkemahan atau Wanawisata Situs Batu Kuda (Kabupaten Bandung), Palintang (Ujungberung, Kota Bandung), dan Barubereum.

Jalur Barubereum

Jalur Barubereum dapat dicapai melalui daerah Jatinangor. Di sana pendaki dapat menuju ke arah Universitas Padjajaran, Jatinangor lalu mengambil arah ke Bumi Perkemahan Kiara Payung, tetapi terus lagi hingga sampai di desa Barubereum. Saat tiba di Kawasan Barubereum terdapat deretan warung makan dan untuk jalur pendakian sendiri mengikuti jalur berbatu ke arah kiri, sedangkan ke arah kanan yang melewati barisan warung adalah jalur menuju tempat perkemahan. Jalur ini diawali dengan melewati aliran sungai kecil, kemudian dilanjutkan dengan kebun jeruk nipis penduduk. Dari awal pendakian sampai puncak, jalur ini terbilang terjal dan jarang menemui jalan datar. Kondisi fisik jalur pendakian dimulai dengan tanjakan tanah liat diselingi tanjakan berbatu, keseluruhannya sangat licin dan merupakan jalur air, sehingga sangat tidak direkomendasikan melakukan pendakian pada musim hujan.

Jalur pendakian gunung ini tidak dilengkapi dengan pos/shelter karena jarak dan waktu tempuh yang cukup singkat, 2 jam jalan normal. Untuk lokasi membangun tenda hanya bisa dilakukan di Puncak Bayangan dan Puncak Manglayang. Jalur yang jelas ini akan berpisah di persimpangan, trek vertikal ke kiri adalah arah menuju Puncak Bayangan dan trek landai ke kanan adalah menuju Puncak Manglayang. Untuk membangun tenda sangat direkomendasikan di Puncak Bayangan, meskipun tempatnya tidak luas hanya berkapasitas 4-5 tenda, tetapi pemandangannya sangat terbuka, serupa seperti berada di Puncak Gunung Cikuray.[1]

Titik air gunung ini hanya ada di sungai kecil saat awal pendakian, selebihnya tidak ditemukan sumber air. Sepanjang jalur hutan tropis tidak begitu lebat menjadi santapan yang cukup melindungi pendaki dari panas matahari. Secara personal saya merekomendasikan pendakian pada malam hari, selain tidak panas kita juga dimudahkan dengan tidak melihat langsung terjalnya jalur pendakian.

Turun dari gunung ini juga tidak bisa dibilang mudah, jalur yang kecil dan licin sangat memperlambat mobilitas. Satu hal yang penting dari gunung ini adalah ketika malam hari yang cerah, karena tidak begitu tinggi lampu-lampu kota Bandung terlihat begitu jelas dari Puncak Bayangan. Sedangkan di Puncak Manglayang tidak dapat melihat apapun selain rimbunnya hutan dan 1 kuburan.

Sedangkan untuk jalur pendakian melalui Batu Kuda bisa ditempuh dalam jarak 1,5 jam. Pendakian dilakukan dengan jalan santai dan istirahat sejenak untuk "mengambil napas" dan minum beberapa teguk air.Jalur pendakian melalui Baru Kuda masih lebih bersahabat dibanding jalur pendakian melalui Barubeureum.

Referensi

Pranala luar

1. 7 Potret Wisata Gunung Manglayang: Rute Menuju Lokasi & Tiket Masuk | Celotehanpedia.com