Allah

kata bahasa Arab untuk menyebut Tuhan
Revisi sejak 24 Mei 2020 17.48 oleh Sem Aldo Tulung Allo (bicara | kontrib) (Saya mengoreksi terjemahan dan mencoba menerjemahkan sesuai dengan sumber Bahasa Inggrisnya. Dalam bagian penjelasan Allah dalam Islam saya biarkan apa adanya.)

Allah (bahasa Arab: اللّٰه, translit. Allāh, IPA: [ʔalˤˈlˤɑːh] ) adalah kata bahasa Arab untuk Tuhan (al-Ilāh, arti harfiah: Yang berhak disembah).[1][2][3]

kata 'Allah' dalam kaligrafi.

Kata ini terutama digunakan oleh umat Muslim untuk menyebut Tuhan dalam Islam,[4] namun juga telah digunakan oleh Arab Kristen sejak masa pra-Islam[5][6]. Selain itu penganut Babisme, Baha'i, Mandean, sebagian umat Kristen Indonesia, dan Malta, serta Yahudi Mizrahi juga sering menggunakannya, walaupun tidak secara eksklusif.[7][8][9] Di Malaysia Barat, umat Kristen dan Sikhisme setempat juga menggunakan kata ini untuk menyebut Tuhan.[10][11][12][13]

Etimologi

Etimologi dari kata Allāh telah dibahas secara luas oleh para filolog Arab klasik[14]. Ahli tata bahasa dari aliran Basra menganggapnya sebagai salah satu yang dibentuk secara "spontan" (murtajal) atau sebagai bentuk lāh yang pasti (dari akar kata bahasa lyh dengan makna "luhur" atau "tersembunyi")[15]. Yang lain berpendapat bahwa itu dipinjam dari bahasa Syria atau Ibrani, tetapi sebagian besar menganggapnya berasal dari kontraksi kata Arab yang al- "the" dan ilāh "god, god" menjadi al-lah yang berarti "the god", atau " Tuhan"[16][17]. Mayoritas sarjana modern dengan skeptis meyakini teori yang terakhir, dan melihat kemungkinan kata ini merupakan pinjaman[18].

Kemiripan kata atau nama "Allāh" ada dalam bahasa Semit lainnya, termasuk bahasa Ibrani dan Aram[19]. Bentuk bahasa Aram yang sesuai adalah Elah (אלה), tetapi bentuk empatiknya adalah Elaha (אלהא). Ini ditulis sebagai ܐܠܗܐ (ʼĔlāhā) dalam bahasa Aram Alkitab dan ܐܲܠܵܗܵܐ (ʼAlâhâ) dalam bahasa Syria sebagaimana digunakan oleh Gereja Asyur, keduanya hanya berarti "Tuhan"[20].

Penggunaan

Pra Islam-Arab

Variasi dari kata Allah ditemukan di prasasti pra-Islam pagan dan Kristen.[21][22] Beberapa teori yang berbeda muncul mengenai peran Allah dalam kultus politeisme pra-Islam. Beberapa penulis menyebut bahwa orang-orang Arab politeistik menggunakan nama ini sebagai referensi kepada dewa pencipta atau dewa tertinggi dari jajaran mereka.[23][24] Istilah ini mungkin terdapat dalam Agama asli Mekkah.[23][25] Menurut satu hipotesis, dari peneliti Julius Wellhausen, Allah (dewa tertinggi federasi suku di sekitar Quraysh) adalah sebutan yang menahbiskan superioritas Hubal (Dewa Bulan, dewa tertinggi Quraisy) atas dewa-dewa lainnya.[21] Namun, ada juga bukti bahwa Allah dan Hubal adalah dua dewa yang berbeda.[21] Menurut hipotesis itu, Ka'bah pertama kali ditahbiskan kepada dewa tertinggi bernama Allah dan kemudian menjadi tuan rumah dari jajaran suku Quraisy setelah penaklukan mereka atas Mekkah, sekitar satu abad sebelum era Muhammad.[21] Beberapa prasasti tampaknya menunjukkan penggunaan Allah sebagai nama dewa berabad-abad sebelumnya, tetapi belum diketahui banyak tentang bagaimana penggunaan dan pengkultusannya ketika itu.[21] Beberapa ahli berpendapat bahwa Allah mungkin telah mewakili dewa pencipta jarak jauh yang secara bertahap melebihi kedudukan dewa-dewa lokal yang lebih khusus.[26][27] Ada ketidaksepakatan tentang apakah Allah memainkan peran utama dalam praktik pemujaan agama di Mekkah.[26][28] Nama ayah Muhammad sendiri adalah ʿAbd-Allāh yang berarti "pelayan Allāh".[25] Ini menunjukkan bahwa penyembahan terhadap Allah itu memang ada sebelum Islam muncul atau Muhammad lahir.

Kristen

Penutur bahasa Arab dari semua agama Abraham, termasuk Kristen dan Yahudi, menggunakan kata "Allah" untuk berarti "Tuhan".[7] Orang-orang Arab Kristen saat ini tidak memiliki kata lain untuk "Tuhan" selain dari kata "Allah".[29] Kata Allah dalam tradisi Kristen Asyria (Church of the east) di Mesopotamia (sekarang Iraq) juga digunakan daalam liturgi berbahasa Arab. Demikian juga Gereja Syria dan Koptik Mesir yang sama-sama telah menyebar sejak abad 1, semenjak Yesus mengutus para murid-Nya ke berbagai daerah. Bahkan keturunan bahasa Arab yang berbahasa Malta,[30][31] menggunakan kata Allah untuk "Tuhan" meskipun hampir seluruh populasi Malta adalah pemeluk agama Katolik Roma.

Orang Kristen Arab, menggunakan istilah Allāh al-ab (الله الأب) untuk Allah Bapa, Allāh al-ibn (الله الابن) untuk Allah Anak, dan Allāh al-rūḥ al-quds (الله الروح القدس) bagi Allah Roh Kudus di dalam banyak ritual Tradisi Gereja. Contoh tradisi Tanda Salib berdoa, memasuki ruang ibadah, dan juga pembaptisan[32]. Mereka mengadopsi bismillāh Muslim, dan juga menciptakan bismillāh mereka sendiri di awal abad ke-8.[33] Bismillah Muslim berbunyi: "Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." Sedangkan Bismillāh Trinitias berbunyi: "Dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, Satu Tuhan." Doa Syria, Latin, dan Yunani tidak memiliki kata "Satu Tuhan" di akhir. Penambahan ini dibuat untuk menekankan aspek monoteistik dari keyakinan Trinitarian dan juga untuk membuatnya lebih familiar di kalangan Muslim.[33] Menurut Marshall Hodgson, tampaknya pada masa pra-Islam, beberapa orang Kristen Arab menziarahi Ka'bah yang ketika itu adalah bangunan kuil pagan, menghormati Allah di sana sebagai Tuhan Sang Pencipta.[34]

Beberapa temuan arkeologi telah mengarah pada penemuan prasasti pra-Islam kuno dan makam yang dibuat oleh orang Kristen Arab di reruntuhan gereja di Umm el-Jimal di Yordania Utara, yang berisi referensi kata-kata Allah. Beberapa kuburan berisi nama-nama seperti "Abd Allah" yang berarti "hamba/pelayan Allah".[35][36] Nama Allah dapat ditemukan berkali-kali dalam laporan dan daftar nama-nama para martir Kristen di Arab Selatan, seperti yang dilaporkan oleh dokumen-dokumen Syriac antik tentang nama-nama para martir dari era kerajaan Himyarite dan Aksumite.[37] Seorang pemimpin Kristen bernama Abd Allah ibn Abu Bakar bin Muhammad menjadi martir di Najran pada tahun 523, karena ia mengenakan cincin yang mengatakan "Allah adalah Pemilikku".[38] Dalam sebuah prasasti martyrion Kristen pada tahun 512 M, referensi untuk Allah dapat ditemukan dalam bahasa Arab dan Aram, yang memanggilnya "Allah" dan "Alaha", dan tulisan dimulai dengan pernyataan "Dengan Pertolongan Allah".[39][40]

Dalam Injil pra-Islam, nama yang digunakan untuk Tuhan adalah "Allah", sebagaimana dibuktikan oleh beberapa versi bahasa Arab Perjanjian Baru yang ditemukan oleh orang-orang Kristen Arab selama era pra-Islam di Arabia Utara dan Selatan.[41] Namun demikian dalam penelitian terbaru di area Study Islam ini, contohnya oleh Sydney Griffith (2013), David D. Grafton (2014), Clair Wilde (2014) & ML Hjälm dan lainnya (2016 & 2017) menyatakan bahwa: "yang bisa dikatakan tentang kemungkinan Injil Kristen dalam bahasa Arab adalah bahwa belum ada tanda-tanda keberadaannya atau sebenarnya kata ini belum muncul"[42][43][44][45][46].

Orang-orang Kristen Arab pra-Islam dilaporkan telah meneriakkan pekikan "Ya La Ibad Allah" (Wahai hamba-hamba Allah) untuk saling mengundang sesama dalam sebuah pertempuran.[47] "Allah" juga disebutkan dalam puisi Kristen pra-Islam oleh beberapa penyair Ghassanid dan Tanukhid di Suriah dan Arabia Utara.[48][49][50] Selain itu ML Hjälm dalam penelitian terbarunya (2017) menyatakan bahwa "manuskrip yang berisi terjemahan Injil ditemukan paling awal tahun 873"[51]

Irfan Shahid mengutip koleksi ensiklopedia abad ke-10 Kitab al-Aghani mencatat bahwa orang-orang Kristen Arab pra-Islam diketahui telah mengangkat seruan perang "Ya La Ibad Allah", artinya Wahai hamba Allah mari kita terjun berperang[52]. Menurut Shahid, bagi sarjana Muslim abad ke-10 Al-Marzubani, "Allah" juga disebutkan dalam puisi Kristen pra-Islam oleh beberapa penyair seperti Ghassanid dan Tanukhid di Suriah dan Arab Utara[53][54][55].

Islam

Allah adalah satu-satunya Tuhan (tanpa sekutu),[56] Sang Pencipta, Hakim dari seluruh makhluk, Maha Kuasa, Maha Penyayang, Maha Pemurah dan Tuhan dari Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yakub, Musa, Dawud, Sulaiman, Isa, dan Muhammad. Menurut F.E. Peters, Alquran menyatakan:

"...dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka." Dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri."

Maka Muslim mempercayai dan sejarawan menyetujui, bahwa Muhammad dan pengikutnya menyembah Tuhan yang sama dengan yang disembah Yahudi. Allah-nya Al-Qur'an adalah Tuhan Sang Pencipta yang ada dalam kisah Ibrahim. Peters mengatakan bahwa Al-Qur'an menggambarkan Allah lebih berkuasa dan jauh dibandingkan dengan Yahweh, dan juga merupakan Tuhan universal, tidak seperti Yahweh yang lebih dekat dengan bangsa Israel."[57]

Nama-nama Allah

Berdasarkan keterangan Allaahu ismun li dzaatil wajibul wujuud artinya Allah itu adalah sebuah nama kepada yang pasti ada keberadaannya (eksistensi). Jadi jelaslah Allah itu adalah sebuah nama kepada sesuatu yang wajib untuk dilayani dengan sebenar-benarnya, karena berdasarkan keterangan: Allaahu ismun li dzaati ma'budi bi haqq artinya: Allaah itu adalah sebuah nama kepada sesuatu yang wajib dilayani (ma'budi) dengan sebenar-benarnya pelayanan (ibadah).

Dalam tradisi Islam disebutkan ada 99 nama untuk Allah (Asma'ul Husna), diambil dari nama-nama yang digunakan Al-Qur'an untuk merujuk kepada Allah.[58] Di antara nama-nama tersebut adalah:

  • Al Malikul Mulk (Raja segala Raja, Maha Raja)
  • Al Hayy (Maha Hidup)
  • Al Muhyii (Maha Memberi Kehidupan)

Kontroversi kata "Allah" di Malaysia

Pemerintah Malaysia pada tahun 2007 melarang penggunaan kata Allah di luar konteks Muslim, tetapi pengadilan tinggi Malaysia pada tahun 2009 membatalkan keputusan itu dengan dasar in-konstitusional. Pemerintah Malaysia telah mengajukan banding atas keputusan pengadilan, dan pengadilan tinggi Malaysia telah menunda pelaksanaan hasil keputusan hingga banding diajukan. Pada 14 Oktober 2013, Kristen Malaysia dilarang menggunakan kata Allah. Keputusan itu telah diambil oleh tiga hakim di pengadilan banding Malaysia, untuk membatalkan keputusan pengadilan yang lebih rendah yang memperbolehkan tabloid mingguan berbahasa Melayu, yakni The Herald untuk menggunakan kata Allah.[59]

Referensi

  1. ^ "God". Islam: Empire of Faith. PBS. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-27. Diakses tanggal 18 December 2010. 
  2. ^ "Islam and Christianity", Encyclopedia of Christianity (2001): Orang Kristen dan Yahudi berbahasa Arab juga menyebut Tuhan dengan nama Allāh.
  3. ^ Gardet, L. "Allah". Dalam Bearman, P.; Bianquis, Th.; Bosworth, C.E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W.P. Encyclopaedia of Islam Online. Brill Online. Diakses tanggal 2 May 2007. 
  4. ^ Merriam-Webster. "Allah". Merriam-Webster. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-20. Diakses tanggal 25 February 2012. 
  5. ^ Spencer C. Tucker, The Encyclopedia of Middle East Wars: The United States in the Persian Gulf, Hal 87 "Allah adalah nama Tuhan dan satu-satunya Tuhan yang disembah baik oleh orang Kristen dan Yahudi, Memang, nama Arab Allah juga digunakan oleh orang Kristen arab untuk Tuhan".
  6. ^ Christian Julien Robin (2012). Arabia and Ethiopia. In The Oxford Handbook of Late Antiquity. OUP USA. pp. 304–305. ISBN 9780195336931
  7. ^ a b Columbia Encyclopedia, Allah
  8. ^ "Allah." Encyclopædia Britannica. 2007. Encyclopædia Britannica
  9. ^ Encyclopedia of the Modern Middle East and North Africa, Allah
  10. ^ Sikhs target of 'Allah' attack, Julia Zappei, Jan. 14, 2010, The New Zealand Herald. Accessed on line Jan. 15, 2014.
  11. ^ Malaysia court rules non-Muslims can't use 'Allah', Oct. 14, 2013, The New Zealand Herald. Accessed on line Jan. 15, 2014.
  12. ^ Malaysia's Islamic authorities seize Bibles as Allah row deepens, Niluksi Koswanage, Jan. 2, 2014, Reuters. Accessed on line Jan. 15, 2014. Diarsipkan 20140116121501 di www.reuters.com Galat: URL arsip tidak dikenal
  13. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama 10 point
  14. ^ D.B. Macdonald. Encyclopedia of Islam, Edisi ke-2, Brill. "Ilah", Vol. 3, Hal. 1093.
  15. ^ D.B. Macdonald. Encyclopedia of Islam, Edisi ke-2, Brill. "Ilah", Vol. 3, Hal. 1093.
  16. ^ D.B. Macdonald. Encyclopedia of Islam, Edisi ke-2, Brill. "Ilah", Vol. 3, Hal. 1093.
  17. ^ "Allah". Online Etymology Dictionary. Arabic name for the Supreme Being, 1702, Alha, from Arabic Allah, contraction of al-Ilah, literally "the God," from al "the" + Ilah "God," which is cognate with Aramaic elah, Hebrew eloah. Diakses tanggal 5/24/2020. 
  18. ^ Gerhard Böwering. Encyclopedia of the Quran, Brill, 2002. Vol. 2, Hal. 318
  19. ^ Columbia Encyclopedia: "Derived from an old Semitic root referring to the Divine and used in the Canaanite El, the Mesopotamian ilu, and the biblical Elohim and Eloah, the word Allah is used by all Arabic-speaking Muslims, Christians, Jews, and other monotheists".
  20. ^ The Comprehensive Aramaic Lexicon – Kata Kunci ʼlh, Diarsipkan pada 18 Oktober 2013 di the Wayback Machine
  21. ^ a b c d e Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Robin304
  22. ^ Hitti, Philip Khouri (1970). History of the Arabs. Palgrave Macmillan. hlm. 100–101. 
  23. ^ a b Encyclopaedia of Islam, Allah Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "EoI" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  24. ^ Zeki Saritopak, Allah, The Qu'ran: An Encyclopedia, ed. by Oliver Leaman, p. 34
  25. ^ a b Gerhard Böwering, God and his Attributes, Encyclopedia of the Qur'an, ed. by Jane Dammen McAuliffe
  26. ^ a b Jonathan Porter Berkey (2003). The Formation of Islam: Religion and Society in the Near East, 600-1800. Cambridge University Press. hlm. 42. ISBN 978-0-521-58813-3. 
  27. ^ Daniel C. Peterson (26 February 2007). Muhammad, Prophet of God. Wm. B. Eerdmans Publishing. hlm. 21. ISBN 978-0-8028-0754-0. 
  28. ^ Francis E. Peters (1994). Muhammad and the Origins of Islam. SUNY Press. hlm. 107. ISBN 978-0-7914-1875-8. 
  29. ^ Lewis, Bernard; Holt, P. M.; Holt, Peter R.; Lambton, Ann Katherine Swynford (1977). The Cambridge history of Islam. Cambridge, Eng: University Press. hlm. 32. ISBN 978-0-521-29135-4. 
  30. ^ Borg and Azzopardi-Alexander, 1997 (1997). Maltese. Routledge. hlm. xiii. ISBN 978-0-415-02243-9. In fact, Maltese displays some areal traits typical of Maghrebine Arabic, although over the past 800 years of independent evolution it has drifted apart from Tunisian Arabic 
  31. ^ Brincat, 2005. Maltese - an unusual formula. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-08. Originally Maltese was an Arabic dialect but it was immediately exposed to Latinisation because the Normans conquered the islands in 1090, while Christianisation, which was complete by 1250, cut off the dialect from contact with Classical Arabic. Consequently Maltese developed on its own, slowly but steadily absorbing new words from Sicilian and Italian according to the needs of the developing community. 
  32. ^ Matius 28:19 TB LAI "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus"
  33. ^ a b Thomas E. Burman, Religious Polemic and the Intellectual History of the Mozarabs, Brill, 1994, p. 103
  34. ^ Marshall G. S. Hodgson, The Venture of Islam: Conscience and History in a World Civilization, University of Chicago Press, p. 156
  35. ^ James Bellamy, "Two Pre-Islamic Arabic Inscriptions Revised: Jabal Ramm and Umm al-Jimal", Journal of the American Oriental Society, 108/3 (1988)
  36. ^ Enno Littmann, Arabic Inscriptions (Leiden, 1949)
  37. ^ Ignatius Ya`qub III, The Arab Himyarite Martyrs in the Syriac Documents (1966), Pages: 9-65-66-89
  38. ^ Alfred Guillaume& Muhammad Ibn Ishaq, (2002 [1955]). The Life of Muhammad: A Translation of Isḥāq's Sīrat Rasūl Allāh with Introduction and Notes. Karachi and New York: Oxford University Press, page 18.
  39. ^ Adolf Grohmann, Arabische Paläographie II: Das Schriftwesen und die Lapidarschrift (1971), Wien: Hermann Böhlaus Nochfolger, Page: 6-8
  40. ^ Beatrice Gruendler, The Development of the Arabic Scripts: From the Nabatean Era to the First Islamic Century according to Dated Texts (1993), Atlanta: Scholars Press, Page:
  41. ^ Frederick Winnett V, Allah before Islam-The Moslem World (1938), Pages: 239–248
  42. ^ Sidney H Griffith, "The Gospel In Arabic: An Enquiry Into Its Appearance In The First Abbasid Century", Oriens Christianus, Volume 69, Hal. 166. "All one can say about the possibility of a pre-Islamic, Christian version of the Gospel in Arabic is that no sure sign of its actual existence has yet emerged.
  43. ^ Grafton, David D (2014). The identity and witness of Arab pre-Islamic Arab Christianity: The Arabic language and the Bible. Christianity [...] did not penetrate into the lives of the Arabs primarily because the monks did not translate the Bible into the vernacular and inculcate Arab culture with biblical values and tradition. Trimingham's argument serves as an example of the Western Protestant assumptions outlined in the introduction of this article. It is clear that the earliest Arabic biblical texts can only be dated to the 9th
  44. ^ Sidney H. Griffith, The Bible in Arabic: The Scriptures of the 'People of the Book' in the Language of Islam. Jews, Christians and Muslims from the Ancient to the Modern World, Princeton University Press, 2013, Hal 242- 247
  45. ^ The Arabic Bible before Islam – Clare Wilde on Sidney H. Griffith's The Bible in Arabic. June 2014.
  46. ^ Hjälm, ML (2017). Senses of Scripture, Treasures of Tradition: The Bible in Arabic Among Jews, Christians and Muslims. Brill. ISBN 9789004347168.
  47. ^ Irfan Shahîd, Byzantium and the Arabs in the Fourth Century, Dumbarton Oaks Trustees for Harvard University-Washington DC, page 418.
  48. ^ Irfan Shahîd, Byzantium and the Arabs in the Fourth Century, Dumbarton Oaks Trustees for Harvard University-Washington DC, Page: 452
  49. ^ A. Amin and A. Harun, Sharh Diwan Al-Hamasa (Cairo, 1951), Vol. 1, Pages: 478-480
  50. ^ Al-Marzubani, Mu'jam Ash-Shu'araa, Page: 302
  51. ^ Hjälm, ML (2017). Senses of Scripture, Treasures of Tradition, The Bible in Arabic among Jews, Christians and Muslims (Biblia Arabica) (English and Arabic Edition). Brill. ISBN 900434716X. By contrast, manuscripts containing translations of the gospels are encountered no earlier then the year 873 (Ms. Sinai. N.F. parch. 14 & 16)
  52. ^ Irfan Shahîd, Byzantium and the Arabs in the Fourth Century, Dumbarton Oaks Trustees for Harvard University-Washington DC, Hal 418.
  53. ^ Irfan Shahîd, Byzantium and the Arabs in the Fourth Century, Dumbarton Oaks Trustees for Harvard University-Washington DC, Hal. 452
  54. ^ A. Amin and A. Harun, Sharh Diwan Al-Hamasa (Cairo, 1951), Vol. 1, Hal: 478-480
  55. ^ Al-Marzubani, Mu'jam Ash-Shu'araa, Hal. 302
  56. ^ 112:1
  57. ^ F.E. Peters, Islam, p.4, Princeton University Press, 2003.
  58. ^ Bentley, David (1999). The 99 Beautiful Names for God for All the People of the Book. William Carey Library. ISBN 0-87808-299-9. 
  59. ^ Kristen Malaysia dilarang menggunakan kata Allah

Bacaan lanjutan