Rou Pu Tuan

Revisi sejak 25 Mei 2020 08.46 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Rou Pu Tuan (Hanzi: 肉蒲團; Pinyin: Rouputuan), yang juga dikenal sebagai The Carnal Prayer Mat, dan bisa diartikan sebagai "Tikar doa lembut dari daging" adalah sebuah novel erotis Tiongkok abad ke-17. Ketika di Eropah Perang 30 Tahun sedang berkecamuk, Tiongkok sedang mengalami semacam Rokoko dengan kisah cinta romantis. Sekitar tahun 1650 kurang lebih 70 tahun setelah Jin Ping Mei, terbitlah dari Maestro Li Yu sebuah novel tatakrama Rou Pu Tuan. Novel ini kemudian diterbitkan di Jepang pada tahun 1705 dengan kata pengantar sebagai novel erotis terbesar sepanjang masa.

Plot

Pemeran Protagonis novel ini berjuluk "Siucai Sebelum Tengah Malam" Weyangsheng . Suatu hari ketika ia mengunjungi biara Budha di sebuah puncak gunung, ia bertemu dengan seorang Pertapa dengan nama biara 'Puncak Sepi' Budai Heshang, yang ingin mengangkatnya menjadi murid. Tetapi karena ia mempunyai niat, sebelum mengikuti jalan Budha, terlebih dulu ingin menikahi gadis tercantik. Maka ia menolak "Tikar doa keras dari rumput", dan lebih memilih "Bantal doa lembut dari daging". Kata-kata inilah yang kemudian menjad judul novel.

Setelah itu Weyangsheng menikahi "Harum" Yuxiang, gadis desa cantik. Ayah mertuanya, "Taois Pintu Besi" Tao Tiefei, berusaha membimbingnya untuk menjadi lebih baik, tapi ia mengabaikannya. Dan dengan alasan ingin mempersiapkan ujian negara S2 di ibu kota, ia meninggalkan istrinya dan pergi mengembara.

Di Ibu kota ia bertemu dengan "Bandit Kunlun" Saikunlun, seorang maling budiman, yang membagikan hasil curiannya kepada rakyat miskin, lalu keduanya mengangkat saudara. Dengan bantuan Bandit Kunlun ini, Weyangsheng terlibat perselingkuhan dengan banyak wanita, termasuk: "Aroma" Yanfang, istri Quan Laoshi; "Semerbak" Xiangyun, istri Doktor Xuanyuanzi; "Mutiara" Ruizhu, istri "Siucai Awan Tenang" Woyunsheng; dan "Permata" Ruiyu, istri "Siucai Awan Istirahat" Yiyunsheng.

Ketika Quan Laoshi mendengar hubungan gelap istrinya dengan Weyangsheng, ia menjadi marah dan bertekad untuk membalas dendam. Ia menyamar dan menyusup di rumah mertua Weyangsheng, menghamili "Harum" Yuxiang dan mengajaknya kabur. Di tengah perjalanan ia menjual Harum ke sebuah rumah bordil untuk menjadi pelacur. Kemudian, setelah menyadari bahwa ia telah melakukan dosa besar, ia memutuskan untuk menunjukkan penyesalan dengan menjadi seorang biarawan.

Sementara itu, di rumah bordil, Harum dilatih dalam berbagai teknik khusus. Diantaranya kepandaian yang sudah hampir mendekati sihir, di mana bila seorang lelaki bersamanya selama 3 hari 3 malam, maka si lelaki akan merasa umurnya menjadi lebih muda beberapa tahun, dan oleh karenanya ia begitu terkenal sebagai seorang Primadonna atau Diva rumah bordil di Beijing. Kemudian ia bertemu Doktor Xuanyuanzi, Woyunsheng, Yiyunsheng, dan menjadi langganan tetapnya.

Inti cerita bertumpu pada Zen dan Karma: Di mana Weyangsheng yang berselingkuh dengan istri Quan Laoshi dan lainnya, kemudian menerima 'pembalasan' ketika orang-orang ini berselingkuh dengan istrinya.

Gambar 2: Ilustrasi tahun 1894 tentang Rouputuan. Tiga karakter yang digambarkan adalah (dari kiri ke kanan): Yuxiang, Tao Tiefei, Weiyangsheng.

Terjemahan bahasa Indonesia

Rou Pu Tuan, atau The Carnal Prayer Mat yang diterjemahkan oleh Aldi Surjana pada tahun 2016, berasal dari Novel bahasa Jerman Jou Pu Tuan, yang diterjemahkan dari bahasa China oleh Franz Kuhn pada tahun 1959.

Novel terjemahan ini diterbitkan di Jerman sebagai Novel berbahasa Indonesia dan terdaftar di Deutsche Nationalbibliothek (German National Library), https://portal.dnb.de/opac.htm?query=1081364289&method=simpleSearch

. Rou Pu Tuan, atau Tikar Doa Dari Daging, Berlin 22. Mai 2016, ISBN 978-3-7418-1289-7, Bahasa Indonesia

. The Carnal Prayer Mat, Berlin 22. März 2017, ISBN 978-3-7450-4094-4, Bahasa Indonesia

Adaptasi Film

Novel ini diadaptasi ke dalam film erotis Hong Kong Sex and Zen dan 3D Sex and Zen: Extreme Ecstasy.