Diskusi di Tusculum/ Karya seri Tusculan merupakan salah satu karya Cicero. Karya ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat; menguatkan dan mendorong mereka menuju cara hidup yang lebih baik. Seri Tusculan ini dimulai pada masa terburuk bagi Cicero - tahun terakhir kediktatoran Caesar, ketika Cicero tidak bisa berpolitik. Buku ini didedikasikan kepada Brutus yang tegas. Brutus yang menjadi pembunuh Caesar, Brutus yang setahun sebelumnya diundang oleh Cicero untuk menceritakan dua leluhurnya, Lucius Brutus yang mengusir tiran Tarquinus dan Lucius Ahala yang membunuh Maelius, yang juga merupakan tiran. Namun, pada Februari 45 SM, Cicero didera duka yang luar biasa karena kematian putrinya, Tullia. Di tengah kesedihannya, dia menyatakan betapa kematian akan melegakannya, karena Tullia telah tiada dan ia tak bisa lagi menjadi negarawan. Pada akhirnya, dia membuat seri Tusculan untuk menjelaskan bahwa cobaan dalam hidup harus dihadapi.

Terlepas dari situasinya, Cicero memiliki alasan khusus ketika memilih untuk membahas topik ini. Dalam buku sebelumnya, On the Chief Good and Evil (De Finibus h.8n), dia memberikan pandangan yang berbeda. Dia merenungkan aspek teoritis etika dan menjabarkan prinsip-prinsip perilaku manusia.

Adegan dalam buku ini terjadi di vila peristirahatan Cicero, Tusculum, di dekat Frascati, 21 km dari Roma. Cicero punya banyak rumah, tetapi vila itu merupakan vila favoritnya. Cicero membeli vila tersebut pada tahun 68 SM di lahan bergengsi dengan uang istrinya, Terentia. Cicero pernah terpikir untuk menjualnya ketika vila tersebut rusak akibat situasi politik pada masa pengasingannya; tapi Cicero berulang kali mengatakan betapa vila ini sangat berharga dalam suratnya. Selama 48 SM hingga 45 SM, Cicero menghabiskan waktu di tempat ini. Menurut gambaran dari Merivale, di tempat ini, Cicero 'bahkan bisa melihat tujuh bukit yang berangsur menghilang ditelan Cakrawala.' Vila ini dan bangunan-bangunan di sekitarnya dipenuhi karya seni Yunani, termasuk patung Hermathena di atas pilar persegi yang dibanggakannya. Sebuah genteng dengan ukiran nama Cicero ditemukan di Tusculum sekitar tahun 1740, kemudian ditemukan reruntuhan yang diduga adalah rumahnya; tetapi dugaan itu terlalu optimis, karena banyak rumah-rumah orang Roma lainnya disana. Salah satunya adalah Lucius Licinius Lucullus, yang memiliki perpustakaan besar yang sering dikunjungi oleh Cicero. Pada tahun 46 SM, Cicero mengundang menantunya, Publius Cornelius Dolabella, dan seorang letnan Caesar, Aulus Hirtius, untuk menginap di vilanya, dan memberikan pelajaran mengenai retorika.

Karya Diskusi di Tusculum ini adalah produk dari perdebatan lima hari di villa tersebut. Karya Cicero ini mengenai filsafat; akan tetapi menggunakan dialog yang fiktif dari pemikiran penulis, Cicero. Secara kesuluruhan, Cicero menggambarkan isi dari kelima buku atau volume karya ini adalah tentang esensi kehidupan yang berbahagia. Adapun inti dari tiap-tiap volume tersebut adalah:

  1. Volume pertama; menjabarkan bahwa kematian tidak perlu ditakuti.
  2. Volume kedua; menjabarkan bahwa rasa sakit itu tertahankan.
  3. Volume ketiga; menunjukkan bahwa kesedihan bisa diatasi.
  4. Volume keempat; membahas kekacauan pikiran
  5. dan volume kelima; membahas teori yang mencerahkan bidang filsafat - bahwasanya kebaikan moral sudah cukup membahagiakan siapapun.

Inti keseluruhan dari keempat volume pertama adalah pandangan bahwa manusia mampu bersikpa rasional meski di bawah pengaruh rasa takut, rasa sakit, serta kekacauan emosional. Sedangkan volume kelima adalah kulminasi dari sebuah pendekatan untuk menjabarkan bahwasanya seluruh gangguan yang mengusik kebahagiaan tersebut harus dihadapi. Isi dari volume ini disimpulkan dalam satu pandangan bahwa kebaikan moral sudah cukup untuk membuat kehidupan yang berbahagia. [1]

Referensi

  1. ^ Tentang Hidup yang Bajik (Cicero). Yogyakarta: BASABASI. 2019. ISBN 978-623-7290-51-3.