Pucuak rabuang
Pucuk rebung (bahasa Minang: pucuak rabuang) adalah motif atau ragam hias yang dikenal di kawasan rumpun Melayu, terutama Minangkabau. Bentuknya berupa tunas bambu. Motif ini umumnya diterapkan pada kain songket.[1]
Makna
Rebung adalah anak atau bambu muda. Bambu yang sudah besar (dewasa) dinamakan betung (batuang), dan betung memiliki sifat yang lentur sehingga mudah dibentuk, di antaranya untuk kraf tangan yang dirancang untuk berbagai kelengkapan rumah tangga. Bambu yang sudahtua dinamakan ruyung, ruyung banyak dipakai untuk sesuatu yang kuat atau penyangga yang dapat memberi kekuatan pada benda lain, seperti tiang, lantai dan dinding rumah. [1]
Kehidupan bambu dari kecil sampai tua menggambarkan kehidupan berguna dan tidak sia-sia, yang dilambangkan dengan motif pucuk rebung..Kehidupan bambu dari kecil merupakan lambang kehidupan manusia. [1]
Pemakaian
Motif pucuk rebung adalah salah satu motif sakral bagi masyarakat Minangkabau. Pada tenunan songket, motif pucuk rebung terdapat pada bagian ujung sarung dan selendang. [1]
Galeri
-
Ukiran Minang di Istana Pagaruyung
-
Barisan itik
Lihat pula
Referensi
- ^ a b c d Ngantung, Daniel. "Filosofi Kehidupan di Balik Songket Pucuk Rebung yang Dibeli Jokowi". wolipop. Diakses tanggal 2020-05-28.