Krisis seperempat baya
Dalam istilah psikologi, Quarter Life Crisis atau krisis usia seperempat abad sering dikaitkan dengan keadaan emosional seperti kekhawatiran, keraguan terhadap kemampuan diri, dan kebingungan menentukan arah hidup yang umumnya dialami oleh orang-orang berusia 20 hingga 30 tahun. Krisis ini dipicu oleh tekanan yang dihadapi baik dari diri sendiri maupun lingkungan, belum memiliki tujuan hidup yang jelas sesuai dengan nilai yang diyakini, serta banyak pilihan dan kemungkinan sehingga bingung untuk memilih.[1]
Dibandingkan degan krisis kehidupan yang sering ditandai dengan perasaan gagal untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang diinginkan, quarter life crisis lebih condong pada kenyataan bahwa seseorang belum memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya atau memiliki tujuan yang tidak realistis.
Aspek
Beberapa aspek yang menjadi pemicu hal ini umumnya berkaitan dengan karir, hubungan, hingga keinginan untuk memiliki properti. Pertanyaan tentang langkah apa yag akan diambil akan muncul setelah kelulusan dan mulai menapaki jenjang karir. Lalu, pertanyaan lainnya juga akan menyusul untuk memberikan keyakinan bahwa langkah yang diambil seorang sudah dirasa tepat. Berdasarkan catatan dari Harvard Bussiness Review, tingkat depresi yang dialami usia 20-an saat ini lebih tinggi daripada generasi sebelumnya. Seperti halnya keinginan untuk menapaki karir yang diinginkan, milenial menjadikan karir bukan untuk semata mencari uang, namun juga sebagai ajang aktualisas diri dan jalan untuk mewujudkan impiannya.[2]
Tahapan
Pada saat seseorang beranjak pada usia 20-an, baik secara sadar maupun tidak sadar seseorang akan mengalami beberapa keadaan emosional pada dirinya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dr. Oliver Robinson dari Universitas Greenwich, akan ada empat tahapan sebelum sesorang merasakan quarter life crisis[3]:
- Perasaan terjebak dalam suatu situasi
- Pikiran bahwa perubahan mungkin saja terjadi.
- Membangun kembali hidup yang baru.
- Mengukuhkan komitmen terkait ketertarikan, aspirasi, dan nilai-nilai yang dipegang.
Referensi
- ^ "Quarter Life Crisis: Kehidupan Dewasa Datang, Krisis pun Menghadang". Tirto.id. Diakses tanggal 30 April 2020.
- ^ Beaton, Caroline. "Why Millennials Need Quarter-Life Crises".
- ^ Robinson, Oliver. "Quarterlife Crisis: An overview of theory and research" (dalam bahasa Inggris).