Mohammed Bouyeri
Mohammed Bouyeri (Arabic: محمد بويري Muḥammad Būʿyiri), lahir 8 Maret 1978, adalah kriminal yang dikenal karena merupakan pembunuh sutradara Theo van Gogh. Ia dihukum seumur hidup atas kejahatannya dan tidak diberikan pembebasan bersyarat dan resmi memulai masa hukumannya pada tahun 2004 di Nieuw Vosseveld (Vught). Ia anggota dari Hofstad Network, kelompok teror berbasis Islam di Belanda.
Masa kecil
Mohammed Bouyeri adalah generasi kedua dari keluarga migran yang berasal dari Moroko di Belanda dari latar belakang Berber. Tahun 1995 ia menuntaskan pendidian tingginya. Ia terus berpindah jurusan selama lima tahun dan akhirnya tidak mendapatkan gelar apapun. Ia memiliki nama pena "Abu Zubair" saat menulis dan menerjemahkan. Ia sering menggunakan nama tersebut untuk tulisan-tulisan di internet dan email.
Pada masa mudanya, ia dianggap polisi sebagai anggota kelompok orang-orang Moroko dengan nama "problem-youth". Ia pernah beberapa saat di Eigenwijks, organisasi pertetanggaan di daerah sub urban Slotervaart, Amsterdam. Setelah ibunya meninggal dan ayahnya menikah lagi tahun 2003, ia mulai hidup di bawah ajaran Syariah Sunni yang ketat. Akibatnya waktunya untuk mengabdi di Eigenwijks semakin berkurang dan merenggang. Contoh akibat pengaruh yang didapat, ia menolak menyajikan alkohol atau hadir dalam kegiatab yang mengikut sertakan perempuan dan laki-laki sekaligus. HIngga akhirnya ia benar-benar keluar dari Eigenwijks. Ia menumbuhkan janggut lebat dan mulai memakai djellaba. Ia sering mengunjungi masjid El Tawheed, yang membuatnya bertemu dengan sesama pengikut Sunni garis keras, yang salah satu di antaranya adalah teroris Samir Azzouz. Bersama group radikal lainnya, ia mendirikan the Hofstad Network, sebuah sel teroris radikal di Belanda.
Pembunuhan van Gogh
Theo van Gogh adalah sutradara yang berfokus kepada tema kritik atas kehidupan bermasyarakat di Belanda, termasuk di antaranya tema-tema agama. Tahun 2004, ia dan Ayaan Hirsi Ali, seorang pengungsi dari Somalia yang menjadi anggota DPR di Belanda, membuat film Submission, Part I yang bercerita mengenai Islam dan kekerasan terhadap perempuan. Di film ini, ditampilkan sosok perempuan dengan baju transparan dan di tubuhnya tertulis ayat-ayat Alquran. Film ini mengudara di televisi Belanda, pada jam prime time. Akibatnya terjadi keributan di Belanda dan polisi menawarkan perlindungan keamanan kepada keduanya. Namun Van Gogh menolak.
Bouyeri, yang waktu itu berusia 26 tahun, membunuh Van Gogh pada tanggal 2 November 2004, di depan Stadsdeelkantoor, saat sedang bersepeda ke tempat kerja. Bouyeri menembaknya delapan kali dengan pistol, dan melukai dua orang lainnya. Van Gogh yang terluka kemudian jatuh di jalur sepeda. Berdasarkan kesaksian orang-orang yang melihat, ia meminta ampun dan mengajak bernegosiasi dengan Bouyeri. Namun Bouyeri menolak dan terus menembaknya beberapa kali lagi. Ia kemudian berusaha menyembelih van Gogh, namun tidak berhasil memutuskan lehernya, sehingga kemudian menggunakan pisau menusuk dada van Gogh, sehingga tembus hingga ke sumsum tulang belakang. Ia lalu menggunakan pisau lebih kecil untuk menancapkan lima lembar catatan ancaman untuk Ayaan Hirsi Ali di tubuh van Gogh. Surat itu juga menuduh ada kekuatan Yahudi di belakang partai yang diikuti Hirsi Ali. Surat tersebut mencerminkan kaitan Bouyeri dengan ajaran Takfir wal-Hijra. Diperkirakan surat ini bukan ditulis sendiri, namun ditulis bersama-sama oleh ideologis kelompok tersebut. Surat tersebut ditandatangani Saifu Deen alMuwahhied (Persatuan Pedang untuk Agama).