Garuda di Dadaku

salah satu film Indonesia

Garuda di Dadaku merupakan film Indonesia yang dirilis pada tanggal 18 Juni 2009 yang disutradarai oleh Ifa Isfansyah berdasarkan novel "Mimpi Sang Garuda" karya Benny Rhamdani. Film ini dibintangi antara lain oleh Emir Mahira, Aldo Tansani, Marsha Aruan, Ikranegara, Maudy Koesnaedi, Ari Sihasale, dan Ramzi. Pembuatan film ini dilakukan di beberapa lokasi di Jakarta, tepatnya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, yang merupakan bagian dari kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, untuk pengambilan adegan seleksi pemain Tim Nasional (Timnas) Indonesia U13 dan pertandingan antara Timnas Indonesia U13 melawan Jepang.

Garuda di Dadaku
Berkas:Garuda di Dadaku.webp
poster film
SutradaraIfa Isfansyah
ProduserShanty Harmayn
Ditulis olehSalman Aristo
PemeranEmir Mahira
Aldo Tansani
Marsha Aruan
Ikranegara
Maudy Koesnaedi
Ari Sihasale
Ramzi
Penata musikNetral
SinematograferRendi Soedoewendtju
PenyuntingRachmad Supriyanto
Perusahaan
produksi
DistributorSBO Films
Mizan Productions
Tanggal rilis
Indonesia 18 Juni 2009 (Jakarta)
Durasi96 menit
Negara Indonesia
BahasaIndonesia Bahasa Indonesia

Saat pertama kali dirilis, Garuda di Dadaku menyentuh angka 1,2 juta penonton. Dalam Festival Film Indonesia, Garuda di Dadaku masuk ke dalam empat kategori, tetapi hanya meraih satu kategori yaitu kategori khusus film anak terbaik. Garuda di Dadaku juga sempat dipentaskan di Michel Kinder und Jungen Filmfest pada tahun 2010 di Hamburg, Jerman.

Pemeran

Sinopsis

Bayu adalah seorang siswa kelas 6 SD yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola, cita-cita yang gagal diwujudkan oleh ayahnya, Ali. Kakeknya, Usman, tidak mengizinkan Bayu menjadi pemain sepak bola karena digambarkan dengan kemiskinan, dan menyarankan agar Bayu menjadi pelukis. Dalam wawancara The Jakarta Post dengan Ifa Isfansyah, Garuda di Dadaku menggambarkan impian seseorang yang pantang menyerah walaupun banyak tantangan yang menghadang, termasuk larangan dari orang tua.[1] Menurut salah satu kritikus film, Leila S. Chudori, dalam majalah Tempo, ketika ia sebelumnya kurang menggemari sepak bola sebelum adanya film ini, akhirnya tertarik menggemari sepak bola, dan ia menyamakan film ini dengan Bend It Like Beckham yang dirilis pada 2002.[2]

Meskipun demikian, Bayu pantang menyerah. Heri, penggemar sepak bola sejati, memotivasi Bayu untuk menjadi pemain Timnas Indonesia U-13. Kehadiran pacar Bayu, Zahra, membuat mereka berdua terus mencari alasan agar Bayu diizinkan bermain sepak bola oleh kakeknya, yang membuat persahabatan ketiganya hampir kandas.

Bayu kemudian mengikuti seleksi pemain Timnas Indonesia U13. Seleksi tersebut diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Namun, ia harus bersaing dengan Benny. Hingga akhirnya, Bayu berhasil masuk menjadi bagian dari Timnas U13, yang akan berhadapan dengan Jepang.[3].

Sekuel kedua yang dirilis pada tahun 2011, tetapi kini disutradarai oleh Rudy Soedjarwo, menggambarkan Bayu yang sudah mulai tumbuh dewasa sebagai kapten Timnas Indonesia U-15, tetapi sering dihinggapi masalah pribadi dalam kehidupannya.[4]

Penghargaan

Penghargaan Tahun Kategori Penerima Hasil
Festival Film Indonesia 2009 Film anak terbaik
Menang
Skenario terbaik Salman Aristo Nominasi
Aktor terbaik Emir Mahira Nominasi
Tata musik terbaik Titi Sjuman, Wong Aksan Nominasi

Referensi

  1. ^ Ifa Isfansyah: "Stepping into the real world of filmmaking" - The Jakarta Post, 13 Juni 2009
  2. ^ Chudori, Leila S. (15 Juni 2009). "Gol Untuk Ifa!" - Tempo. Diarsipkan pada tanggal 16 Mei 2012
  3. ^ Laman Garuda di Dadaku
  4. ^ Kurniasari, Triwik (11 Desember 2011). "Garuda di Dadaku in for year-end festivity" - The Jakarta Post. Diarsipkan pada tanggal 16 Mei 2012

Pranala luar