Museum Timah Indonesia Muntok

museum di Indonesia
Revisi sejak 20 Juni 2020 20.10 oleh Erwin Zulkarnain E (bicara | kontrib) (membuat halaman baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Museum Timah Indonesia - Muntok adalah museum khusus yang berfungsis sebagai pusat informasi tentang teknologi peleburan timah. Pada museum terdapat galeri sejarah perkembangan Melayu Bangka, pengasingan Bung Karno, dan sejarah Perang Dunia II. Gedung Museum Timah Indonesia - Muntok adalah bekas Kantor Pusat Banka Tin Winning Bedjriff milik Pemerintah Belanda yang dibangun pada tahun 1915.[1] Gagasan pendirian Museum Timah Indonesia - Muntok mulai direalisasikan sejak tahun 2012 melalui tahap konservasi gedung. Peresmian Museum Timah Indonesia - Munto dilakukan pada tanggal 7 November 2013. Kepemilikan dan pengelolaan Museum Timah Indonesia – Muntok berada dalam tanggung jawab PT. Timah Tbk. Jenis koleksi yang dipamerkan di dalam museum terdiri dari geologi, biologika, etnografi, arkeologika, historika, numismatika, heraldika, filologika, keramik, seni rupa, dan teknologika. Museum Timah Indonesia - Muntok berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung. Lokasi museum dapat dicapai melalu Bandar Udara Depati Amir dengan jarak tempuh 143 km, dari Pantai Tanjung Ular dengan jarak tempuh 6.8 km, dari Pelabuhan Penyebrangan Muntok sejauh 6.6 km, atau dari Terminal Muntok sejauh 1.3 km.[1]

Sejarah

Pada tahun 1915, diadakan pembangunan Kantor Penambangan Timah Bangka di Muntok oleh pemerintah Belanda . Kantor ini juga dijadikan sebagai pusat pemerintahan Belanda di Pulau Bangka. [2]

Dulunya, bangunan Museum Timah Muntok  berfungsi sebagai kantor divisi pertimahan Belanda yang kemudian sempat diambil alih oleh bala tentara Jepang. Setelah kemerdekaan Indonesia, bangunan setinggi tiga lantai ini kondisinya sempat terabaikan. Beberapa bagian bangunan ada yang lapuk dan runtuh. Upaya konservasi kemudian dilakukan oleh PT Timah Tbk, hingga akhirnya dijadikan museum yang terbuka untuk masyarakat umum.[3]

Setelah bangunan direnovasi kembali, gedung tersebut dijadikan sebagai sebuah museum edukasi yang menampilkan sejarah awal pembentukan Kota Muntok, sejarah tragedi Kapal Vyner Brooke, sejarah pengasingan tokoh perjuangan kemerdekaan NKRI, serta sejarah PT. Timah, Tbk dan penambangannya di Pulau Bangka. Gagasan pembangunan museum dimulai sejak tahun 2012. Konservasi gedung menjadi langkah awal realisasi museum. Pemilihan Muntok sebagai lokasi pembangunan museum, dikarenakan Kota Muntok memiliki peran penting dalam sejarah pertimahan dan sejarah Indonesia. Dulunya, gedung Museum Timah merupakan tempat kendali pertimahan di Bangka.[2]

Lokasi

Museum Timah Indonesia - Muntok merupakan bangunan cagar budaya yang terletak di Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung. Kepemilikan museum ini menjadi hak PT. Timah Tbk.[4] Gedung Museum Timah Indonesia - Muntok berada di pusat kota Muntok yang merupakan ibu kota Bangka Barat, tidak jauh dari taman lokomotif. Lokasi gedung berada di klaster kawasan Eropa kota Muntok.[5]

Koleksi

Koleksi yang ditampilkan pada museum ini meliputi artefak-artefak penambangan timah, pakaian tradisional masyarakat muntok, peralatan yang digunakan masyarakat Bangka Belitung sehari-hari, serta diorama. Di lantai atas bangunan, terdapat perpustakaan dengan  koleksi buku terkait penambangan timah dan perkembangan Bangka Belitung dari masa ke masa, serta sebuah ruang pertemuan. Di halaman depan museum, saat ini sedang dibangun tugu jam yang merupakan replica dari tugu yang sempat diruntuhkan. Di bagian belakang bangunan terdapat galeri dan tempat beristirahat.[5]

Sebanyak sembilan galeri mengisi gedung museum. Sejumlah galeri tersebut di antaranya, galeri yang menceritakan sejarah perkembangan sosial budaya masyarakat Muntok, galeri yang memaparkan bangunan bersejarah di Kota Muntok, galeri ekplorasi pertimahan, galeri tambang darat, galeri tambang laut dan galeri peleburan timah.[2]

Ruangan Galeri Geologi dan Eksplorasi serta Galeri Tambang Darat dan Tambang Laut. Memamerkan peta pertambangan timah di dunia dan Indonesia, alat untuk mengukur kandungan timah, alat pemetaan wilayah, jenis-jenis timah mentah dan alat eksploitasi timah. Hanya ada dua tempat di Indonesia yang memiliki kandungan timah besar. Mereka adalah Karimun dan Kundur di Kepri serta Bangka-Belitung.[2]

Galeri Sarana Prasarana yang memamerkan foto-foto lama kota Muntok tempo doeloe, termasuk peta kota tua Muntok. Galeri Bung Karno menampilkan foto ketika Bung Karno dan kawan-kawan diasingkan ke Muntok. Termasuk miniatur Wisma Ranggam dan Wisma Menumbing, gedung tempat tokoh-tokoh diasingkan di Muntok.[2]

Keunikan

Museum Timah Indonesia - Muntok mulai dibuka untuk umum pada tanggal 7 November 2013. Gedung museum ini dibuat dengan memakai gaya arsitektur Eropa yang menjadi warisan sejarah zaman kolonial Belanda.[3]

Di dalam museum bisa ditemukan berbagai replika alat-alat pertambangan timah, alat tenun, atribut prajurit masa perang dunia kedua, serta disediakannya tayangan audio visual terkait peristiwa-peristiwa bersejarah. Selain berfungsi sebagai museum, ruang yang ada di lantai dua juga digunakan sebagai perpustakaan dan ruang pertemuan yang mampu menampung hingga 100 orang peserta. Bangunan museum telah direnovasi, namun tidak mengubah struktur utamanya dikarenakan setiap bagian dari museum ini berisikan nilai sejarah.[3]

Ketika menjelajahi museum ini, Anda akan mendapatkan sembilan galeri. Galeri pertama, Anda akan menemukan lintas sejarah Bangka dan Muntok. Galeri kedua, tentang bagaimana sosial budaya Muntok, ketiga tentang sejarah PD II di Muntok, keempat menceritakan sejarah pengasingan Bung Karno di Muntok selain pengasingan BK di Ende, kelima berisikan seputar geologi dan eksplorasi, keenam dan ketujuh menginformasikan tentang sejarah pengetahuan penambangan darat dan laut, kedelapan berisi pengetahuan peleburan timah, dan terakhir atau galeri kesembilan yaitu sarana dan prasarana kreasi anak zaman.[3]

Di ruang galeri Geologi dan Eksplorasi serta Galeri Tambang Darat dan Tambang Laut dipamerkan peta pertambangan timah di dunia dan Indonesia, alat untuk mengukur kandungan timah, alat pemetaan wilayah, jenis-jenis timah mentah, dan alat eksploitasi timah. Hanya ada dua tempat di Indonesia yang memiliki kandungan timah besar yakni Karimun dan Kundur di Kepri serta Bangka-Belitung. Di Galeri Peleburan Timah dijelaskan sejarah peleburan logam dari masa ke masa. Peleburan timah pertama di dunia terjadi di Turki pada tahun 1500 SM ketika seseorang mencampurkan tembaga dan timah menjadi perunggu.Di Bangka sendiri, peleburan timah telah berlangsung mulai abad ke-10. Ruangan ini menjabarkan dengan detail proses peleburan bijih timah di PT Timah dan beberapa sampel timah olahan siap jual.[3]

Dalam Galeri Sarana Prasarana memamerkan foto-foto lama kota Muntok tempo doeloe, termasuk peta kota tua Muntok. Galeri Bung Karno menampilkan foto ketika Bung Karno dan kawan-kawan diasingkan ke Muntok. Termasuk miniatur Wisma Ranggam dan Wisma Menumbing, gedung tempat tokoh-tokoh diasingkan di Muntok.

Bagian paling menarik di museum ini berada di galeri terakhir Galeri Vivian Bullwinkel. Galeri yang seluruh display ditampilkan dalam bahasa Inggris ini khusus dipersembahkan oleh Angkatan Darat Australia untuk mengenang seorang perawat tentara perang yang pernah bekerja di RS Angkatan Darat Australia di Singapura pada perang dunia ke-2, Letnan Perawat Vivian Bullwinkel. Pada 1942, Singapura dikuasai Jepang. Vivian beserta dua ribu lebih warga sipil, 65 perawat, dan tentara Inggris naik kapal Vyner Brooke menuju Australia. Di selat Bangka, kapalnya dibom Jepang hingga tenggelam. Vivian dan 21 perawat lainnya lolos dari maut. Setelah terombang-ambing selama 18 jam, mereka berhasil berenang ke pantai dekat mercusuar Tanjung Kalian. Keesokan harinya, tentara Jepang mengetahui keberadaan mereka. Vivian dan kawan-kawan diberondong peluru Jepang. Vivian kembali lolos dari maut karena pura-pura tewas. Ia akhirnya kembali pulang ke Australia, meski sempat ditahan oleh Jepang di Bangka. Tahun 1993, Vivian kembali ke Bangka meresmikan prasasti peringatan Vyner Brooke di tepi pantai Tanjung Kalian.[3]

PT Timah amat menghargai sejarah dengan baik. Museum ini tak hanya bercerita tentang timah semata, tetapi juga sejarah dan budaya Indonesia khususnya di Bangka. Tak hanya tampilan yang bagus dan detail, kilasan sejarah diceritakan amat detail dan runtut. Plus pemandu yang ramah dan mumpuni.[3]

Bangunan Eks Kantor BTW ini didirikan oleh Belanda ketika melakukan eksplorasi timah dengan mendirikan Bangka Tin Winning (BTW) dan mendirikan pemukiman di Kota Mentok.Bangunan ini terdiri atas dua bagian yaitu bangunan bagian depan dan bangunan bagian belakang. Pada dinding bangunan bagian depan di atas pintu masuk terdapat tulisan angka “1915” dan “ANNO”. Terakhir, bangunan dipakai sebagai gedung sekolah menengah.[4]

Referensi

  1. ^ a b Rusmiyati; et al. (2018). Katalog Museum Indonesia. Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 154. ISBN 978-979-8250-66-8. 
  2. ^ a b c d e "Museum Timah Mentok" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-20. 
  3. ^ a b c d e f g "Museum Timah Muntok Pulau Bangka | Kanal Wisata Indonesia". Diakses tanggal 2020-06-20. 
  4. ^ a b "Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya". cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2020-06-20. 
  5. ^ a b "Kabupaten Bangka Barat". portal.bangkabaratkab.go.id. Diakses tanggal 2020-06-20.