Songkok

penutup kepala khas dinasti Song
Revisi sejak 2 Juli 2020 04.50 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (replaced: kosa kata → kosakata)

Songkok, yang disebut juga sebagai peci atau kopiah merupakan sejenis topi tradisional bagi orang Melayu. Di Indonesia, songkok yang juga dikenal dengan nama peci ini kemudian menjadi bagian dari pakaian nasional, dan dipakai oleh orang Islam. Songkok juga dipakai oleh tentara dan polisi Malaysia dan Brunei pada upacara-upacara tertentu.[1] Penutup kepala ini merupakan variasi dari Fes atau Tharbusy yang berasal dari Maroko.

Sukarno memakai songkok
Gambar resimen Melayu memakai songkok ketika latihan

Songkok populer bagi masyarakat Melayu di Malaysia, Singapura, Indonesia dan selatan Thailand. Perlengkapan ini dikatakan berasal dari pakaian yang dipakai di Ottoman Turki. Songkok menjadi popular dikalangan India Muslim dan menurut pakar kemudiannya berangsur menjadi songkok di dunia Melayu.[2] Dalam kesusteraan Melayu, songkok telah disebut dalam Syair Siti Zubaidah (1840) "...berbaju putih bersongkok merah...."[3]

Bagi kalangan orang Islam di Nusantara, songkok menjadi pemakaian kepala yang resmi ketika menghadiri upacara-upacara resmi seperti upacara perkawinan, salat Jumat, upacara keagamaan dan sewaktu menyambut Idul Fitri dan Idul Adha. Songkok juga dipakai sebagai pelengkap baju adat Melayu yang dipakai untuk menghadiri pertemuan-pertemuan tertentu.

Asal Usul Songkok di Indonesia

Di Indonesia sendiri, peci diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga. Salah satu dari sembilan wali Allah yang ada di Indonesia. Pada mulanya Sunan Kalijaga membuat mahkota atau kuluk yang diperuntukkan khusus untuk Sultan Fattah.

Kuluk yang dibuat Sunan Kalijaga untuk Sultan Fattah saat itu mirip dengan songkok atau peci, hanya saja ukurannya jauh lebih besar dibandingkan peci yang kita kenal saat ini. Namun ada pula cerita lain yang menceritakan tentang asal usul peci di Indonesia. Bahwasannya Laksamana Ceng Ho yang membawa peci masuk ke Indonesia.

Kopiah dicatat digunakan pasukan khusus Majapahit (Bhayangkara).[4] Kupiah direkam dalam catatan kosakata Italia-Melayu buatan Antonio Pigafetta tahun 1521.[5]

Rujukan

  1. ^ Journal of the Society for Army Historical Research
  2. ^ The origin of the songkok or 'kopiah'
  3. ^ Syair Siti Zubaidah MCP text
  4. ^ Nugroho, Irawan Djoko (2011). Majapahit Peradaban Maritim. Suluh Nuswantara Bakti. ISBN 9786029346008. 
  5. ^ Bausani, Alessandro (December 1960). "The First Italian-Malay Vocabulary by Antonio Pigafetta". East and West. 11: 229–248 – via JSTOR. 

Pranala luar