Saga rambat
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Tribus:
Genus:
Spesies:
A. precatorius
Nama binomial
Abrus precatorius
L., 1753

Di beberapa kalangan daunnya dimanfaatkan untuk meredakan batuk. Beberapa tangkai daun segar di rendam dalam air mendidih, setelah dingin airnya disaring dan diminum. Untuk memberikan rasa bisa ditambah gula aren secukupnya.

Abrus precatorius

Saga rambat, saga telik, atau saga areuy (Abrus precatorius) merupakan tumbuhan obat anti seriawan yang populer. Tumbuhan merambat ini, yang berbiji jingga kemerahan, juga biasa disebut sebagai saga sehingga kadang-kadang rancu dengan saga pohon (Adenanthera pavonina).

Daun tumbuhan ini, bila dikombinasikan dengan daun sirih, menjadi obat tradisional yang ampuh mengatasi seriawan.[1] Khasiat ini berasal dari beberapa bahan aktif abrus lactone, asam abrusgenat, dan turunan metilnya. Daunnya juga mengandung glycyrrhizin.

Biji tumbuhan ini berwarna merah dengan warna hitam pada bagian yang runcing. Bijinya beracun, dan mirip dengan racun jarak pohon (ricin). Namun, di Tiongkok biji ini kadang-kadang dijadikan perhiasan sebagai lambang kasih sayang. Terdapat laporan mengenai kematian akibat proses pengolahan biji ini sebagai perhiasan.

Efek Samping

Salah satu kandungan daun saga, yaitu abrin, termasuk ke dalam golongan racun dan sangat berbahaya bagi tubuh. Apabila daun saga yang diolah masih mengandung racun ini, maka dapat berpotensi menyebabkan efek samping seperti:

  • Diare
  • Mual dan muntah
  • Detak jantung meningkat
  • Iritasi
  • Masalah kulit
  • Toksisitas hati atau ginjal

Gejala keracunan abrin umumnya akan muncul setelah beberapa hari dan data sementara menyatakan bahwa kematian karena keracunan abrin dapat terjadi setelah 3-4 hari yang sebelumnya diikuti oleh gejala parah yang disebutkan di atas.[2]

 
Tanaman Saga Rambat (Abrus precatorius) berusia sekitar satu tahun.

Referensi

  1. ^ Pikiran Rakyat Online 1 Juni 2003 diakses 8 Oktober 2007.
  2. ^ "10 Manfaat Daun Saga untuk Kesehatan (Kandungan dan Efek Samping)". www.doktersehat.com. Diakses tanggal 2020-07-02.