SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya

sekolah menengah atas di Kota Surabaya, Jawa Timur
Revisi sejak 5 Juli 2020 05.18 oleh CommonsDelinker (bicara | kontrib) (Menghapus Side-view-sinlui.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Fitindia; alasan penghapusan: per c:Commons:Deletion requests/Files uploaded by JasonMatthewC.)

7°16′50″S 112°44′36″E / 7.28050°S 112.74326°E / -7.28050; 112.74326

SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya
Informasi
Didirikan1 Agustus 1951
JenisSwasta, Katolik
AkreditasiA
Kepala SekolahDra. Sri Wahjoeni Hadi S.
Jumlah kelas12 kelas X, 12 kelas XI, 12 kelas XII
Jurusan atau peminatanIPA dan IPS
Rentang kelasX IPA, X IPS, XI IPA, XI IPS, XII IPA, XII IPS
KurikulumK 13
Jumlah siswaMax. 36 orang
StatusSwasta
Alamat
LokasiJalan M.Jasin Polisi Istimewa No. 7, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Situs webhttp://www.smakstlouis1sby.sch.id
Moto
MotoBe Excellent in Faith and Knowledge

Rooms Katholiek Hogere Burger School Sint Louis (bahasa Belanda) atau biasa dikenal SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya adalah sebuah sekolah swasta Katolik di Surabaya dengan gedung sekolah yang menjadi salah satu cagar budaya. Gedung sekolahnya terletak di Jalan Polisi Istimewa 7 (dahulu bernama Jalan Dr. Soetomo) dan berada pada satu kelompok bangunan bersama dengan Gereja Katedral Hati Kudus Yesus dan Soverdi di jalan yang sama.

Gedung yang dipakai adalah gedung yang sama ketika sekolah tersebut masih merupakan Lagere School (SD) St. Louis pada masa penjajahan Belanda dan dikenal dengan nama Broederan St. Louis yang dibangun pada tahun 1923.


Saat ini, SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya berada di bawah naungan Kongregasi Misi (CM) dan Yayasan Lazaris. Adapun pelindung sekolah adalah St. Vincentius A Paulo dan St. Aloysius Gonzaga.

Sejarah

 
Prasasti gedung sekolah ex broederan St.Louis sebagai cagar budaya

Periode Broeders School Krembangan (1862 – 1922)

Pada tanggal 12 Juli 1810, Romo Hendricus Waanders dan Romo Philipus Wedding datang dari Belanda. Romo Wedding bertugas di Batavia dan Romo Waanders menetap di Surabaya. Romo Waanders mendirikan rumah sekaligus digunakan untuk gereja di jalan Gatotan. Pada tanggal 10 Maret 1811 sudah mulai ada orang yang dibaptis untuk pertama kalinya. Sejak Romo Waanders meninggal, penggembalaan di Surabaya diserahkan kepada Ordo Jesuit. Mgr Vracken, Vikaris Apostolik di Batavia berhasil memperoleh imam-imam Jesuit untuk misinya. Pada tanggal 9 Juli 1859 Pater Vanden Elzen, SJ dan Pater Palinckx, SJ tiba dan ditempatkan di Surabaya. Pater Vanden Elzen melihat bahwa misi di Surabaya tidak akan berhasil kalau tidak ada lembaga pendidikan yang bersedia mendidik anak-anak.

Pater Vanden Elzen berusaha memanggil Bruder CSA dari Oudenbosh, Belanda untuk berkarya di Surabaya mendidik anak laki-laki. Vader Vincentius pimpinan bruder CSA Oudenbosh mengutus 4 orang bruder ke Surabaya pada tahun 1862:

  • Bruder Engelbertus
  • Bruder Stanislaus
  • Bruder Antonius
  • Bruder Felix

Pada tanggal 07 Juli 1862, sekolah katolik dibuka dan dimulai dengan 20 murid. Mereka memulai sekolah dasar Bijzondere Europeesche Lagere Jongens Schools (ELS) dengan menggunakan ruang kelas di sebelah Bruderan. Sekolah semakin hari semakin berkembang, banyak orang tua murid yang menaruh kepercayaan kepada para bruder. Broederschool di Krembangan (daerah Jl. Kepanjen) mengalami perkembangan yang pesat sekali di bawah pimpinan Overste Br. Engelbertus.

Periode Broederschool Coen Boulevard (1923 – 1950)

Konggregasi Bruder (Br) Santo Aloysius (CSA) di Surabaya menghendaki untuk mendirikan sekolah yang mengacu pada pendidikan sekolah Belanda pada tahun 1923. Kala itu, Kota Surabaya mengalami perkembangan yang pesat sehingga kongregasi memutuskan untuk memindahkan sekolah keluar kota Surabaya yaitu di daerah Wonokromo. Batas kota waktu itu di Kaliasin. Akhirnya, Bruder CSA memindahkan sekolah mereka di Jalan Dokter Sutomo (Coen Boulevard 7) yang sekarang menjadi Jalan Polisi Istimewa dan Suster Ursulin memindahkan sekolah mereka ke Jalan Darmo (Darmo Boulevard). Perumahan Belanda di Darmo ini dilengkapi dengan saran pendidikan yaitu St. Louis untuk pendidikan anak laki-laki dan St. Maria untuk pendidikan anak-anak perempuan. Selain sarana pendidikan, perumahan ini juga dekat dengan gereja Katedral (Coen Kerk) dan rumah sakit Darmo.

Gedung Broederschool yang terletak di Coen Boulevard 7 ini dibangun dengan arsitek Hulswit, Fermont & Ed. Cuypers dari Weeteenreden Batavia. Gedung ini mulai digunakan pada tahun 1923 sebagai Lagere School (SD) St. Louis, kemudian berubah menjadi Meer Uitgebreid Lager Onderwijs atau MULO (SMP). Pada tahun 1942, Jepang datang menjajah Indonesia, sehingga banyak orang Belanda dibunuh atau dipenjara oleh tentara Jepang. Pada tahun 1943, Broederschool digunakan untuk markas Polisi Istimewa yang dipimpin oleh Muhammad Yasin. Setiap hari pasukan Polisi Istimewa ini mengadakan latihan baris-berbaris di halaman sekolah. Gedung St. Louis ini menjadi saksi bisu para pelaku sejarah kemerdekaan Indonesia di Surabaya dan menjadi cikal bakal brigade mobil (satuan kepolisian Brimob). Di bagian depan St. Louis, juga terjadi peristiwa pengibaran bendera merah putih yang pertama kalinya di Surabaya pada hari Minggu, 19 Agustus 1945.

Pada tahun 1950, St. Louis berubah lagi menjadi Hogere Burger School atau HBS (SMA).

Periode SMA Katolik St. Louis 1 Dr. Soetomo (1951 – 1974)

Setelah beberapa tahun gedung St. Louis dipinjam untuk markas dan asrama Polisi Istimewa, pemerintah Indonesia mengembalikan gedung sekolah ke Bruder CSA sehingga dapat digunakan kembali sebagai sekolah. Sesudah orang Belanda pergi kembali ke negeri Belanda, maka dibukalah SMA berbahasa Indonesia. Pada tanggal 1 Agustus 1951 dimulai dan dibuka satu kelas SMA di salah satu ruang kelas dekat dengan asrama Bruder (sekarang Soeverdi). Setiap tahun kelas terus bertambah sampai seluruh gedung terpakai semua untuk pendidikan SMA. Inilah awal dari SMA Katolik St. Louis yang merupakan transformasi dari Broederschool. Sejak tahun 1951 inilah usia SMA Katolik St. Louis dimulai.

Pada saat itu, belum dapat ditentukan kepala sekolah. Kendalanya adalah karena tidak banyak Bruder CSA yang menguasai Bahasa Indonesia. Melalui berbagai pertimbangan, maka terpilihlah Romo Engelbertus sebagai kepala sekolah sampai tahun 1953. Pada awal berdirinya SMA Katolik St. Louis tingkat kelulusan hanya mampu mencapai 45% dari jumlah siswa yang ada. Namun hasil ini menempati peringkat tertinggi di Surabaya. Guru-guru yang mengajar pada saat itu bersifat "samenraapsel" (seadanya, siapa saja yang mau jadi guru), karena minimnya tenaga pengajar yang tersedia. Baru tahun 1953, Pak Lie menyelesaikan B I dan diangkat menjadi guru kimia resmi di SMA Katolik St. Louis, dalam masa kepemimpinan Br. Rosarius (1953 1958). Kemudian diperkuat pula oleh Br. Marternus (guru dan dosen kursus B I/ 11 lImu Pasti). Keadaan ini kian membaik pada tahun 1954, saat J. Winarto mantan guru HBS dari SMA Katolik St. Maria ikut pula bergabung.

Pada tahun 1958 Br. Rosarius harus cuti sehingga kepemimpinan diserahkan pada Lie Siong Thay hingga tahun 1961. Selanjutnya dijabat oleh Br. Aquino sampai tahun 1965, lalu digantikan Br. Valerianus sampai tahun 1972.

Periode SMA Katolik St. Louis 1 – Lazaris (1975 – 2000)

Seputar tahun 1974 terhembus berita mengejutkan bahwa SMA Katolik St. Louis akan diambil alih oleh Pertamina menyusul berita dibelinya Bruderan CSA, karena kongregasi bruder tidak mempunyai tenaga lagi untuk mengelola sekolah ini. Dalam rapat pimpinan Kongregasi Misi (C.M.), Romo Michael Utama Purnomo yang juga alumnus St. Louis mengusulkan supaya sekolah itu diambil alih oleh romo-romo C.M.. Lobi yang dilakukan oleh Romo C.M. membuahkan hasil yang menggembirakan, para pimpinan bruder CSA Indonesia menyetujui untuk menyerahkan SMA Katolik St. Louis kepada C.M. sebagai hibah. Rm. Utama akhirnya terpilih sebagai kepala sekolah SMA Katolik St. Louis dan STM St. Louis periode 1975-1979.

Sejak tahun 1975 kepala sekolah dijabat Romo Michael Utama Purnama, C.M.. Dalam masa kepemimpinan Romo Utama ini SMA Katolik St. Louis, pada tahun 1976, dimulai membuka pendaftaran siswa perempuan pertama kalinya karena St. Louis awalnya memang dikhususkan untuk pendidikan anak laki-laki. Karena peminatnya yang banyak, SMA Yos Sudarso yang menyewa gedung St. Louis untuk sekolah di siang hari ikut melebur menjadi SMA Katolik St. Louis kelas siang.

Akibat pengunduran diri Romo Michael Utama Purnama, M.Ed., C.M., pada tahun 1980-1981 terjadi suatu masa transisi sehingga untuk sementara pimpinan sekolah diserahkan kepada Rm. V. Biefler C.M. dibantu oleh Suster Marieta O.S.U. dan Hariwardjono, J.B. Soemardi ditunjuk sebagai pelaksana harian. Pada tahun yang sama, SMA Katolik St. Louis berubah namanya menjadi SMA Katolik St. Louis 1 sehubungan berdirinya SMA Katolik St. Louis 2 sebagai perluasan dari sekolah yang berada di Jl. Polisi Istimewa No. 7 itu.

Mulai tahun 1981 jabatan kepala sekolah diserahkan kepada Bu Hariwardjono. Pada tahun 1985 SMA Katolik St. Louis 1 mendapat status "disamakan". Semula status sekolah yang ada hanya sekolah bersubsidi atau tak bersubsidi. Pada bulan Juli 1989 Drs. F.J. Siswanto ditunjuk menjadi Kepala Sekolah hingga Juni 1991. Selanjutnya, kepala sekolah dijabat oleh Drs. B. Djokodwihatmono hingga Juni 2000.

Periode SMA Katolik St. Louis Pagi (2001 – Sekarang)

Mulai Juli 2000 kepala sekolah dijabat oleh J.B. Soemardi hingga Juni 2002. Mulai Juli 2002 kepala sekolah dijabat oleh Romo Alexius Dwi Widiatna, M.Ed., C.M. sampai bulan Juni 2012.

Setelah bertahun-tahun SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya membagi kegiatan belajar dalam 2 bagian, pagi 07:00-12:30 untuk SMA kelas 1 dan 3. Sekolah siang 13:00-18:30 untuk siswa SMA kelas 2, akhirnya pada tahun 2004 dimulai pembangunan gedung baru untuk menampung siswa-siswa yang bersekolah di siang hari. Tepat mulai tahun ajaran 2005 semua siswa SMA Katolik St. Louis 1 untuk pertama kalinya dapat bersekolah di pagi hari bersamaan. Kemudian mulai bulan Juli 2012 sampai 2016, kepala sekolah dijabat oleh Romo Canisius Sigit Tridrianto, M.Hum., C.M. Sejak tahun 2016, jabatan kepala SMA Katolik St. Louis 1 dipegang oleh Dra. Indah Noor Aini, M.Pd hingga memasuki usia pensiun. Adapun saat ini, kepala SMA Katolik St. Louis 1 per tanggal 18 Juni 2020 adalah Dra. Sri Wahjoeni Hadi S. yang sebelumya merupakan Kepala SMA Katolik St. Louis 2 Surabaya.

Semakin berkembangnya sekolah, banyak sekali prestasi yang diraih oleh para siswa di bidang akademis dan non-akademis di level nasional maupun internasional. Berbagai perbaikan fasilitas sekolah dilakukan supaya kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan nyaman dan efektif. Sarana berdoa yaitu kapel St. Mary Medal dan perpustakaan St. Thomas Aquino pun dibangun untuk melengkapi perkembangan iman dan ilmu pengetahuan para siswa. Taman-taman yang ditata asri dengan tujuan penghijauan lingkungan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi siswa agar setelah lulus dari SMA Katolik St. Louis 1 mereka terbiasa memperhatikan lingkungan di mana mereka hidup.

Kepala sekolah

Daftar kepala SMA Katolik St. Louis Surabaya [1]
No Nama Awal masa jabatan Akhir masa jabatan Keterangan
1. (alm) Romo Engelbertus 1951 1953 -
2. (alm) Br. Rosarius 1953 1958 -
3. Lie Siong Thay 1958 1961 -
4. (alm) Br. Aquino 1961 1965 -
5. (alm) Br. Valerianus / Bruder Once 1965 1974 -
6. Drs. F.X. Pur Byantara 1974 1975 -
7. Rm. Michael Utama Purnama M.Ed., CM. 1975 1980 -
8. Rm. V. Bieller, CM. 1980 1981 -
9. Hariwardjono 1981 1989 -
10. Drs. FJ Siswanto 1989 1991 -
11. (alm) Drs. Djokodwihatmono 1991 2000 -
12. Drs. J.B. Soemardi 2000 2002 -
13. Rm. Alexius Dwi Widiatna, M.Ed., CM. 2002 2012 -
14. Rm. Drs. Canisius Sigit Tridianto, M.Hum., CM. 2012 2016 -
15. Dra. Indah Noor Aini, M.Pd. 2016 2020 -
16 Dra. Sri Wahjoeni Hadi S. 2020 -

Gedung dan Fasilitas sekolah

 
Ruang kelas berdinding kaca

Hingga saat ini, SMA Katolik St. Louis 1 memiliki total 6 gedung.


Gedung A merupakan peninggalan zaman Belanda dan saksi bisu sejarah berdirinya Bangsa Indonesia. Berlokasi di depan area sekolah, fasilitas di gedung ini meliputi:

  • 4 ruang kelas di lantai 1,
  • 9 ruang kelas di lantai 2,
  • 1 ruang komputer (dikhususkan untuk ulangan berbasis aplikasi),
  • Ruang Media 1 (Benedict Room)(digunakan untuk kegiatan pertemuan atau rapat resmi),
  • Ruang kepala sekolah,
  • Ruang Asisten Kepala Sekolah,
  • Ruang Wakasek Spiritualitas dan Kurikulum, dan
  • Ruang Guru Baru.
Tangga Besar Gedung A
Tangga Besar Gedung A


Gedung B berlokasi tepat di sebelah timur gedung A. Di gedung B terdapat ruangan sebagai berikut:

  • Ruang Tata Usaha,
  • Ruang Wakasek Humas,
  • Ruang Ketertiban,
  • Ruang BK,
  • Ruang UKS,
  • Ruang Laboratorium IPS,
  • Ruang OSIS,
  • Laboratorium Fisika,
  • Laboratorium Kimia,
  • Laboratorium Biologi,
  • Laboratorium Komputer B,
  • Bangsal Lazaris (digunakan untuk kepentingan acara sekolah atau olahraga indoor),
  • Ruang fitness (John Paul Gymnasium), dan
  • Ruang Karawitan.


Gedung C berlokasi di sebelah selatan tengah area sekolah. Gedung ini terdiri atas:

  • Koperasi Sekolah,
  • 5 ruang kelas di lantai 2, dan
  • 5 ruang kelas di lantai 3.


Gedung D berlokasi tepat di samping barat gedung C, yang terdiri atas:

  • Kantin Gelap,
  • Parkiran sepeda motor,
  • 6 ruang kelas di lantai 2,
  • 6 ruang kelas di lantai 3,
  • lift, dan
  • Vincentius Hall (tempat untuk mengadakan event resmi, baik internal maupun eksternal)


Selain itu, juga ada Gedung EW (East Wing) yang merupakan pengembangan dari Gedung A sisi timur. Di gedung ini terdapat:

  • Ruang Guru Lama,
  • 2 ruang kelas di lantai 2,
  • 3 ruang kelas di lantai 3,
  • ruang Wakasek Kesiswaan, dan
  • Ruang Central.
 
Kapel sekolah


Adapun Gedung WW (West Wing) merupakan pengembangan dari Gedung A sisi barat. Di gedung ini terdapat:

  • Perpustakaan (St. Thomas Aquino Library),
  • Kantin Baca,
  • Kapel Sekolah (St. Mary Medal) (digunakan untuk ibadat harian dan misa harian),
  • Ruang Wakasek Sarana Prasarana,
  • Ruang Internet,
  • Laboratorium Bahasa Inggris,
  • Laboratorium Komputer A,
  • Ruang Media 3 (Francis Room), dan
  • Rooftop.
Gedung WW dari area Pohon Cinta
Gedung WW dari area Pohon Cinta


Selain itu, terdapat 3 jembatan yang menghubungkan Gedung EW dengan Gedung B, Gedung EW dengan Gedung C, dan Gedung C dengan Gedung D.


Lapangan utama berlokasi di sebelah timur Gedung C dan sisi selatan Gedung B. Lapangan ini bisa digunakan untuk olahraga basket, voli, sepak bola/futsal, dan atletik. Di tempat ini juga terdapat lapangan pasir yang dapat digunakan untuk olahraga lompat jauh. Lapangan ini juga dapat difungsikan sebagai tempat upacara, tempat bazaar, hingga area parkir bagi peserta acara dan bagi umat Paroki Katedral Surabaya yang ingin mengikuti misa. Di lapangan ini, juga terdapat Green House untuk pembelajaran Biologi dan pembuatan pupuk kompos.


Salah satu landmark sinlui - sebutan SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya - adalah area pohon cinta, sejenis pohon beringin raksasa yang berdiri di tengah halaman sekolah yang diapit gedung A, Gedung C, Gedung D, dan Gedung WW. Biasanya, area ini dipenuhi oleh siswa saat istirahat, dan bisa digunakan untuk acara sebab ada panggung permanen yang dibuat di halaman ini, lengkap dengan TV sekolah.


Semua ruang kelas di sekolah ini dapat menampung hingga 40 murid per ruangan, dilengkapi dengan bangku dan meja kayu yang usianya cukup baru, meja guru yang dilengkapi dengan satu set komputer untuk media pembelajaran, papan tulis, serta locker HP. Hanya ada satu ruang kelas di gedung A yang masih menggunakan meja lama (asli dari zaman Belanda) untuk mempertahankan nilai sejarah dan cagar budaya.

Terkait dengan perkembangan teknologi, SMA Katolik St. Louis 1 sudah mulai menerapkan sistem online berbasis aplikasi. Sekolah menyediakan sebuah platform yang disebut Luisa.id yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan informasi seputar sekolah, melihat hasil nilai, memperhatikan catatan pelanggaran, membuat surat izin, dan lain sebagainya. Siswa dan guru juga melakukan absensi kehadiran dengan menggunakan fingerprint yang tersedia di setiap akses masuk sekolah. Selain itu, sistem ulangan dan penilaian (termasuk penilaian akhir) sudah beralih dari basis kertas menjadi basis online atau aplikasi. Wifi juga tersedia di seluruh area sekolah.

 
Romo Alexius Dwi Widiatna C.M selaku kepala sekolah SMAK St. Louis 2002-2012

Galeri foto

Kesiswaan

Saat ini, SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya memiliki total 1407 murid dan 80 guru. Berdasarkan angkatan yang masih aktif saat ini, total terdapat 12 kelas dalam satu angkatan, dengan rincian 9 kelas IPA dan 3 kelas IPS (tidak ada kelas bahasa). Satu kelas diisi 38 siswa.

Pembelajaran dilaksanakan selama 6 hari dalam satu minggu, mulai hari Senin hingga Sabtu.

Untuk hari Senin-Jumat, Kelas X-XI masuk pukul 07.25 WIB dan pulang pukul 13.30 WIB. Sedangkan kelas XII masuk pukul 06.55 WIB dan pulang pukul 14.00 WIB.

Untuk hari Sabtu, Kelas X-XI masuk pukul 07.25 WIB dan pulang pukul 10.00 WIB. Sedangkan kelas XII masuk pukul 06.55 WIB dan pulang pukul 10.30 WIB.

Setelah pulang sekolah, ada ekstrakurikuler yang diselenggarakan di sekolah. Total ada 40 ekstra yang dapat diikuti oleh para siswa, seperti tenis meja, futsal, robotik, bina liturgi, enterpreneurship, catur, sulap, dan lain-lain. Selain itu, untuk kelas XI dan XII MIPA, sepulang sekolah juga ada kegiatan praktikum.

Cukup banyak acara yang diadakan di SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya ini, seperti Sinlui HOT (lomba untuk siswa-siswi SMP), Sinlui Education Fair, Sinlui Care, V-Day (Vincentius Day), Bazaar dan Pentas Seni, Tirakatan 10 November, Kampung Syukur, IMERSI (Live-In), retret, Studi Ekskursi dan Studi Budaya, Pertukaran Pelajar, promnight, graduasi, hingga acara-acara lainnya.


Mengenai organisasi, Sinlui memiliki 6 departemen yang berada di bawah naungan OSIS, yakni Departemen Organisasi dan Pengembangan Politik (Garda), Departemen Sosial dan Rohani (Sosroh), Departemen Seni dan Kreatifitas (Sanggar), Departemen Kewirausahaan (Kopsis), Departemen Olahraga dan Kesehatan (Deporkes / UKS), dan Departemen Hubungan Masyarakat dan Pengembangan Media (Humas). Selain itu, juga terdapat organisasi lain non-OSIS, seperti sinluitv, Kaderisasi Siswa Katolik (KSK), Serikat Sosial Vincentius (SSV), Biology Science Club (BSC), dan lain-lain. Tak jarang, Sinlui juga aktif berpartisipasi dalam berbagai acara pemerintah setempat.


Murid Sinlui juga sering berpartisipasi dalam ajang lomba akademik dan non-akademik baik tingkat nasional, regional, dan internasional, dan tidak jarang meraih prestasi dengan menjuarai lomba-lomba tersebut. Di tahun 2019, tim basket putra Sinlui berhasil menjuarai Honda DBL East Java Series pada tanggal 27 September 2019, tepat pada Peringatan Wajib St. Vincentius A Paulo, Pelindung sekolah dan pelindung Kongregasi Misi (CM).

Karena SMA Katolik St. Louis 1 merupakan sekolah katolik, ada beberapa kegiatan dan kebiasaan yang mencerminkan tradisi katolik. Setiap mengawali dan mengakhiri jam sekolah, ada doa yang dipimpin dari sentral. Setiap jam 12 juga ada doa Angelus. Tak jarang juga diadakan perayaan ekaristi, baik di kapel sekolah maupun di Gereja Katedral Hati Kudus Yesus Surabaya. Namun, siswa non-katolik sangat diperbolehkan untuk menimba ilmu di sini.


Selain itu, sekolah juga memfasilitasi suatu perkumpulan para alumni SMA Katolik St. Louis 1 yang dikenal dengan nama IKA (Ikatan Alumni) SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya. Perkumpulan ini juga memiliki struktur kepengurusan tersendiri.

Visi dan Misi

Visi:

Sekolah berkarakter Vinsensian, terdepan dalam membangun pribadi yang beriman mendalam, unggul dalam moral, cerdas intelektual, peduli pada lingkungan hidup, serta cinta pada sesama terutama yang lemah dan terpinggirkan.

Misi:

  • Membangun spiritualitas lewat pendidikan katolisitas dan keutamaan Vinsensian.
  • Mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang terintegrasi ke dalam praktik belajar mengajar.
  • Menata pembelajaran yang tanggap terhadap perkembangan ilmu, teknologi, seni dan budaya, serta berwawasan lingkungan hidup.
  • Melaksanakan pendidikan solidaritas dan pengabdian kepada masyarakat.


Tujuan

  • Peningkatan pembinaan spritualitas vincentian dalam setiap aspek Pendidikan
  • Peningkatan implementasi nilai-nilai kehidupan dalam proses belajar mengajar
  • Pemberdayaan kegiatan kerohanian disekolah
  • Peningkatan model pembelajaran yang kreatif, inovatif berbasis IT, seni budaya dan lingkungan hidup
  • Peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan yang berwawasan global
  • Peningkatan budaya peduli pada sesama terutama yang lemah dan terpinggirkan serta peduli dengan lingkungan hidup


Budaya

BERAJUD TALI

BERSIH RAMAH JUJUR DISIPLIN TANGGUH PEDULI

Spirit

  1. Simplicitas (Kesederhanaan)
    • Pribadi yang berani menyatakan kebenaran, jujur, tulus, dan lurus.
  2. Humilitas (Kerendahan Hati)
    • Pribadi yang menyadari dirinya sebagai alat hina yang digunakan Tuhan, sadar akan keterbatasannya, dan menghormati setiap pribadi.
  3. Mansuetudo (Kelembuhan Hati)
    • Pribadi yang mampu berelasi secara lembut, santun, dan bijaksana.
  4. Mortificatio (Mati Raga)
    • Tindakan penyangkalan mengenai apa yang disukai oleh natura dan kodrat kita.
  5. Zelum Animarum (Menyelamatkan Jiwa-Jiwa)
    • Menyelamatkan umat manusia dan menariknya kembali ke dalam hubungan yang benar dengan Allah.


Berkas:Logo-smak-stlouis1-resmi.png
Logo Resmi SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya

Makna gambar dan warna dalam logo sekolah:

  • Gambar bunga teratai melambangkan kemuliaan dan remaja
  • Gambar salib melambangkan agama Katolik
  • Gambar burung hantu adalah atribut pelajar
  • Gambar buku adalah lambang ilmu pengetahuan
  • Warna Primer (huruf merah, lotus biru, dasar lotus kuning) melambangkan “SMA Katolik St. Louis” Primer dalam segala hal.

Daftar Alumni

Berikut merupakan daftar alumni Sinlui, beberapa di antaranya merupakan tokoh nasional, antara lain:

Referensi

  1. ^ [1] "Kepala Sekolah SMAK St. Louis 1 Surabaya" [pranala nonaktif]

Pranala luar

Lihat pula