Jagung manis

Revisi sejak 7 Juli 2020 09.16 oleh Abdi21 (bicara | kontrib) (Referensi: perbaikan tanggal referensi)

Jagung manis[1] (Zea mays Kelompok Saccharata) adalah salah satu kelompok budidaya/kelompok kultivar jagung yang cukup penting secara komersial, setelah jagung biasa (juga biasa disebut jagung ladang atau field corn). Keistimewaannya adalah kandungan gula (terutama sukrosa) yang tinggi pada waktu dipanen. Pemanenan untuk produksi selalu dilakukan pada saat muda (tahap "masak susu", kira-kira 18-22 hari setelah penyerbukan terjadi).

Rasa manis pada waktu panen terjadi karena jagung ini mengalami mutasi pada satu atau beberapa gen yang mengatur pembentukan rantai polisakarida, sehingga bulir-bulir jagungnya gagal membentuk pati dalam jumlah yang cukup banyak. Akibat kegagalan ini, ketika mengering bulirnya akan mengeriput.

Berbeda dengan jagung ladang, jagung manis biasanya tidak dijual sebagai pakan ternak, melainkan sebagai konsumsi manusia. Pengolahan jagung ini dapat direbus, dibakar, maupun dijadikan bubur. Jagung manis dalam klasifikasi perdagangan dikelompokkan sebagai sayur-sayuran meskipun jagung ladang dikelompokkan sebagai palawija. Ini disebabkan karena jagung manis dijual segar dan mudah rusak (perishable). Rasa manis tidak bertahan lama (satu sampai empat hari saja) sehingga "masa simpan" menjadi salah satu penentu kualitas yang penting.

Jagung manis dengan bonggolnya

Referensi

  1. ^ Agustiar, Agustiar (2016,1-12). "Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) Terhadap Pemberian Pupuk Cair Bayprint Dan Sekam Padi". Agrotekma. 1 (1): 38–48. doi:10.31289/agr.v1i1.1102.