Bilal bin Rabah

Revisi sejak 10 Juli 2020 14.05 oleh 114.124.236.51 (bicara) (Membuat kalimat menjadi jelas, agar lebih mudah dimengerti oleh masyarakat)

Bilal bin Rabah (Arab: بلال بن رباح, sekitar 580–640 Masehi; Bilal al-Habsyi, Bilal bin Riyah, Ibnu Rabah) adalah seorang budak berkulit hitam dari Habsyah (sekarang Ethiopia) yang masuk Islam ketika statusnya masih menjadi seorang budak. Setelah majikannya mengetahui bahwa Sayyidina Bilal RA masuk Islam, maka Sayyidina Bilal RA disiksa terus menerus oleh majikannya setiap hari, agar Bilal tidak memeluk Islam. Tetapi Bilal tetap berpegang teguh kepada Islam, dan tidak mau kembali kepada kekafiran dan tetap melantunkan "Ahadun Ahad, Ahadun Ahad..." meskipun terus menerus disiksa oleh majikannya. Pada akhirnya Sayyidina Bilal RA dibebaskan oleh Sayyidina Abu Bakar RA, sehingga status Sayyidina Bilal RA bukan lagi seorang budak, melainkan sudah menjadi manusia merdeka dan Sayyidina Bilal RA menjadi salah seorang sahabat nabi.

Dalam sebuah hadits diceritakan bahwa rasulullah pernah mendengar suara terompah Bilal di surga. Ketika hukum syariat adzan diperintahkan oleh Allah, maka orang yang pertama kali disuruh oleh rasulullah untuk mengumandangkan adzan adalah Sayyidina Bilal bin Rabah RA, ia dipilih karena suaranya sangat merdu dan lantang. Ia dikenal sebagai muazin pertama dalam Islam.[1] Bilal meninggal di Damaskus pada tahun 20 H. Dia satu diantara 3 muadzin Rasulullah Saw, yaitu Bilal bin Rabah, Abu Mahdzurah al-Jumahi dan Abdullah bin Ummi Maktum.

Referensi

  1. ^ Riz̤vī, Sayyid Sa'eed Ak̲h̲tar. Slavery: From Islamic & Christian Perspectives. Richmond, British Columbia: Vancouver Islamic Educational Foundation, 1988. Print. ISBN 0-920675-07-7 Pg. 35-36

Pranala luar