Wage Rudolf Soepratman

komponis dan penulis lagu Indonesia
Revisi sejak 10 Juli 2020 14.40 oleh Khairu umam (bicara | kontrib) (Agama)

Wage Rudolf Soepratman (19 Maret 190317 Agustus 1938) adalah pengarang dan pencipta lagu kebangsaan Indonesia, "Indonesia Raya", dan pahlawan nasional Indonesia. Tanggal lahirnya ditetapkan sebagai hari musik nasional setiap tanggal 9 Maret. Walaupun banyak yang berpendapat bahwa ia lahir pada tanggal 9 Maret 1903, namun berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Purworejo Nomor 04/Pdt/P/2007/PN.PWR pada 29 Maret 2007, tanggal lahir beliau ditetapkan pada 19 Maret 1903. Putusan pengadilan tersebut disetujui oleh keluarga W.R. Soepratman.

Wage Rudolf Soepratman
Informasi pribadi
Lahir
Wage Rudolf Soepratman

19 Maret 1903[1] [2] [3]
Desa Somongari, Purworejo, Jawa Tengah, masa Hindia Belanda
Meninggal17 Agustus 1938
Surabaya, Hindia Belanda
KebangsaanIndonesia Indonesia
Orang tuaDjoemeno Senen Sastrosoehardjo alias Abdoelmoein (ayah), Siti Senen (ibu)
ProfesiKomponis
Situs webhttps://museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id/
Musicbrainz: 2f9f040c-7b18-4a77-8cdf-25f15e9ef190 Find a Grave: 103854126 Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

W.R Soepratman adalah seorang pahlawan Indonesia yang agamanya islam sunni.[4] Ia lahir di Dusun Trembelang, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 19 Maret 1903 dan meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938 di kota Surabaya, Jawa Timur. Atas jasanya, ia diberikan gelar sebagai pahlawan nasional Indonesia. [5]

Walaupun lahir di Somongari, W.R. Soepratman tidak tinggal di desa tersebut. Tiga bulan setelah lahir, orang tuanya membawanya ke Jatinegara. Sebagai seorang tentara, Djoemeno Senen (ayah W.R. Soepratman) segera mencatatkan kelahiran anaknya. Untuk memudahkan, maka Akte Kelahiran W.R. Soepratman dibuat di Jatinegara, sehingga banyak yang menuliskan W.R. Supratman lahir di Jatinegara.


Kehidupan pribadi

Wage Rudolf Soepratman adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Ayahnya bernama Djoemeno Senen Sastrosoehardjo, seorang tentara KNIL Belanda, dan ibunya bernama Siti Senen. Kakak sulungnya bernama Roekijem. Pada tahun 1914, Soepratman ikut Roekijem ke Makassar. Di sana ia disekolahkan dan dibiayai oleh suami Roekijem yang bernama Willem van Eldik.

Soepratman lalu belajar bahasa Belanda di sekolah malam selama tiga tahun, lalu melanjutkan ke Normaalschool di Makassar hingga selesai. Ketika berumur 20 tahun, ia menjadi guru di Sekolah Angka 2. Dua tahun selanjutnya ia mendapat ijazah Klein Ambtenaar.

Beberapa waktu lamanya ia bekerja pada sebuah perusahaan dagang. Dari Makassar, ia pindah ke Bandung dan bekerja sebagai wartawan di harian Kaoem Moeda dan Kaoem Kita. Pekerjaan itu tetap dilakukannya walaupun ia telah pindah ke Jakarta. Dalam masa tersebut, ia mulai tertarik pada pergerakan nasional dan banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan. Rasa tidak senang terhadap penjajahan Belanda mulai tumbuh dan akhirnya dituangkan dalam buku Perawan Desa. Buku itu disita dan dilarang beredar oleh pemerintah Belanda.

Soepratman dipindahkan ke kota Sengkang. Di situ tidak lama lalu minta berhenti dan pulang ke Makassar lagi. Roekijem sendiri sangat gemar akan sandiwara dan musik. Banyak karangannya yang dipertunjukkan di mes militer. Selain itu Roekijem juga senang bermain biola, kegemarannya ini yang membuat Soepratman juga senang main musik dan membaca-baca buku musik.

Indonesia Raya

Sewaktu tinggal di Makassar, Soepratman memperoleh pelajaran musik dari kakak iparnya yaitu Willem van Eldik, sehingga pandai bermain biola dan kemudian bisa menggubah lagu. Ketika tinggal di Jakarta, pada suatu kali ia membaca sebuah karangan dalam majalah Timbul. Penulis karangan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan.

Soepratman tertantang, lalu mulai menggubah lagu. Pada tahun 1924 lahirlah lagu Indonesia Raya. Pada waktu itu ia berada di Bandung dan berusia 21 tahun.

Pada bulan Oktober 1928 di Jakarta dilangsungkan Kongres Pemuda II. Kongres itu melahirkan Sumpah Pemuda. Pada malam penutupan kongres, tanggal 28 Oktober 1928, Soepratman memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di depan peserta umum (secara intrumental dengan biola atas saran Soegondo berkaitan dengan kondisi dan situasi pada waktu itu, lihat Sugondo Djojopuspito). Pada saat itulah untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan umum. Semua yang hadir terpukau mendengarnya. Dengan cepat lagu itu terkenal di kalangan pergerakan nasional. Apabila partai-partai politik mengadakan kongres, maka lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan. Lagu itu merupakan perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka.

Sesudah Indonesia merdeka, lagu Indonesia Raya dijadikan lagu kebangsaan, lambang persatuan bangsa. Tetapi, pencipta lagu itu, Wage Roedolf Soepratman, tidak sempat menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan.

Akibat menciptakan lagu Indonesia Raya, ia selalu diburu oleh polisi Hindia Belanda, sampai jatuh sakit di Surabaya. Karena lagu ciptaannya yang terakhir "Matahari Terbit" pada awal Agustus 1938, ia ditangkap ketika menyiarkan lagu tersebut bersama pandu-pandu di NIROM Jalan Embong Malang, Surabaya dan ditahan di penjara Kalisosok, Surabaya. Ia meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938 karena sakit.

Penghargaan

Soepratman diberi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia dan Bintang Maha Putera Utama kelas III pada tahun 1971.[6]

Kontroversi

Tempat dan tanggal lahir

Hari kelahiran Soepratman, 9 Maret, oleh Megawati Soekarnoputri saat menjadi presiden RI, diresmikan sebagai Hari Musik Nasional. Namun tanggal kelahiran ini sebenarnya masih diperdebatkan, karena ada pendapat yang menyatakan Soepratman dilahirkan pada tanggal 19 Maret 1903 di Dukuh Trembelang, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Walaupun kedua tanggal tersebut sama-sama berada pada pasaran Wage, pendapat ini – selain didukung keluarga Soepratman – dikuatkan keputusan Pengadilan Negeri Purworejo pada 29 Maret 2007.[7]

Karya

Bibliografi

  • Bernadus Barat Daya dan Silvester Detianus Gea. 2017. Mengenal Tokoh Katolik Indonesia: Dari Pejuang Kemerdekaan, Pahlawan Nasional Hingga Pejabat Negara. Labuan Bajo: Yayasan Komodo Indonesia. ISBN 978-602-60620-1-7.
  • Komisi Kerasulan Keluarga. 2016. Sekolah Kehidupanku. Jakarta: Keuskupan Agung Jakarta.hlm.31

Referensi

  1. ^ Anthony C Hutabarat, SH. Wage Rudolf Soepratman-Meluruskan Sejarah dan Riwayat Hidup Pencipta Lagu Kebangsaan Republik Indonesia "Indonesia Raya" dan Pahlawan Nasional. 
  2. ^ Hidayatul Wildan. [hhttps:/museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id/mengulik-biografi-sang-pencipta-lagu-indonesia-raya-wage-rudolf-soepratman/ "Mengulik Biografi Wage Rudolf Soepratman"] Periksa nilai |url= (bantuan). Museum Sumpah Pemuda. Diakses tanggal 19-03-2020. 
  3. ^ "Biografi W.R. Soepratman Lengkap". biografiku.com. Diakses tanggal 03-08-2018. 
  4. ^ "Pencipta Lagu Indonesia Raya Penganut Ahmadiyah". tribunnews.com. 16 Februari 2011. Diakses tanggal 6 Februari 2020. 
  5. ^ "Die indonesische Nationalhymne – Indonesia Raya". laenderservice.de (dalam bahasa bahasa Jerman). Diakses tanggal 9 Maret 2017. 
  6. ^ Sularto & Yunarti 2010, hlm. 176
  7. ^ Pelurusan Sejarah WR Supratman Harus Dilakukan, Kompas