Lat-lat adalah sebuah masakan khas masyarakat kepulauan Kei (Maluku Tenggara dan Kota Tual, Provinsi Maluku). Masakan ini berupa sayur dan sudah menjadi warisan leluhur dengan cita dan rasanya yang lezat. Sayur ini dibuat dari anggur laut serta memiliki keunikan tersendiri karena diolah menjadi urap tanpa dimasak. Bahan baku utama lat-lat memiliki penyebutan yang berbeda di tiap daerah. Seperti di Sulawesi yang menyebutnya Lawi-lawi sedangkan di Lombok menyebutnya Latoh. [1]

Bahan baku

Bahan baku dari masakan lat-lat ini ialah rumput laut yang juga disebut oleh masyarakat setempat dengan anggur laut. Rumput laut tersebut diambil oleh masyarakat dari dasar laut atau dari pinggiran-pinggiran pantai yang agak dalam. Selain bahan dasarnya rumput laut, lat-lat tersebut juga di tambahkan dengan dengan parutan kelapa.

Proses pembuatan

Cara membuatnya cukup mudah. Lat-lat yang baru didapat bisa langsung dicuci untuk menghilangkan pasir serta sedikit lendir yang tertempel di lat-lat. Kemudian, lat-lat ini bisa dicampur dengan kelapa parut serta bumbu-bumbu lain seperti bawang merah, cabe, garam, dan jeruk nipis. Rasanya sangat segar dan cocok dijadikan lalapan.

Sayur khas masyarakat Kepulauan Kei ini menjadi warisan turun temurun dan merupakan pengikat keharmonisan keluarga karena sering dihidangkan untuk makan siang, malam, bahkan untuk acara-acara besar seperti upacara adat, upacara penyambutan dan lain-lain. Kini, Lat-lat telah terdaftar menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia pada tahun 2011 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.[2]

Referensi

  1. ^ VIVA, PT VIVA MEDIA BARU- (2018-01-31). "Mencicip Urap Lat, Anggur Laut Khas Maluku Tenggara – VIVA". www.viva.co.id. Diakses tanggal 2019-03-03. 
  2. ^ [1] Lat-lat: Warisan Budaya Tak benda Indonesia (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)